Haruskah aku tertawa?
Lucu sekali hidupku bak pion yang dimainkan dalam sebuah kotak. Aku ingin lari bersembunyi di tempat tergelap. Menyendiri merenungi nasibku yang semenyedihkan ini. Jika pada akhirnya begini, kenapa aku harus melewati masalah demikian.
"Luna!"
"Kalian dari Black Academy!"
Aku berteriak histeris, mereka berdua dari academy. Kenapa aku tak tahu kakakku sendiri bersekolah disana? Kenapa aku tidak pernah mencari tahu asal sekolah Leon? Kupukul kepala dan mencambaki rambutku.
"Mereka dalam bahaya! Selamatkan mereka!!!"
"Siapa yang kau maksud?" Leon mencoba memelukku.
"Orang-orang di ACADEMY!!!"
"K-kau bagaimana bisa tahu?"
Amber terlihat gugup saat mengetahui aku tahu sekolahnya. Seharusnya mereka mendengar tentang berita academy. Aku sudah beberapa hari dirawat dari waktu Rei pergi meninggalkanku.
"Aku menghilang di sana, selama ini aku berada di academy. Kumohon, selamatkan mereka sebelum para Black Hunter menyerang academy. Rei... Rei... Dia bagian dari mereka!!!"
"Apa yang kau bilang!" Leon tampak marah yang langsung ditahan Amber.
"Luna, kau serius?"
"Iya, dia yang membuatku luka!"
Kenapa merek seolah tak mempercayaiku?
"Luna, sebenarnya Rei ditemukan tewas sebulan yang lalu."
"A-apa?"
🍃🍃🍃
Ini gila!
Rei sudah meninggal sebulan yang lalu, ini tak masuk akal. Amber bilang padaku bahwa dia dan Leon menemukannya dihutan daerah Afrika. Mereka belum berbicara kepada academy karena mereka hanya menemukan data pengenal dan bajunya saja. Bahkan barang-barang Rei masih utuh berada dalam tas. Yang tak ku mengerti bagaimana bisa Rei berada di Afrika? Aku tahu lokasi academy berpindah setiap hari. Namun, jika dihitung bukankah satu bulan itu saat aku menemukan Rei didalam hutan?
"Seharusnya kalian beritahu kakek Jo!"
"Tidak semudah itu memberikan sebuah informasi, apalagi status kami ini sedang dalam masa istirahat. Kami hanya menemukan sinyal darurat dari Rei waktu kami sedang mencarimu." Leon menunjukan sebuah benda mirip radar berwarna hitam emas. Ada tanda merah berada dititik peta Afrika.
"Tapi, mungkin saja Rei sengaja meninggalkan pesan itu untuk membuat kita menyelidiki kasusnya. Kau tahu sendiri Master Jo tidak suka informasi setengah-setengah."
"Kau benar, Am. Apalagi aku harus mencari Luna, fokusku terpecah."
"Lalu, bagaimana? Ayo, kesana! Mereka butuh bantuan kita!!"
Kenapa susah sekali berunding dengan mereka ini!
"Tidak semudah itu, sulit untuk masuk kesana walau kami rangking atas. Jika mereka membutuhkan kami maka gerbang penghubung akan berada didepan mata. Tapi jika tidak, tidak ada jalan kembali kesana." Amber menatapku prihatin, lalu bagaimana cara kami pergi kesana?
"Academy sangat rumit dan misterius, Luna. Ini tidak semudah yang terlihat, dia memiliki pola dan pemikiran tersendiri sama seperti manusia."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Black Academy ( END )
FantasySemuanya membohongiku, seakan-akan aku makhluk terbodoh di dunia ini. Semuanya membenciku, seakan-akan aku makhluk terhina di dunia ini. Tidak! Bahkan aku tak berasal di dunia itu. Kenapa mereka menganggapku seperti itu? Apakah kau tahu jawabannya? ...