PART 8

115K 1.9K 16
                                    

ROSE

Aku tetap memakan makananku, kurasa aku memang lapar, di tambah dengan makanannya yang enak membuatku terlihat seperti babi yang sedang makan.

Aku melihat tiga orang pria berbadan kekar di balik jaz yang mereka pakai, mereka melewatiku menuju ke arah toilet di berada di pojok sana, mereka terlihat seperti orang-orang suruhan seperti yang selalu kulihat di dalam kehidupan kedua kakak tiriku dan juga sahabatku, aku melihat semua mata tertuju pada ketiga orang itu.

Aku fokus dengan makananku lagi, setelah selesai aku menikmati kopiku.
"Ahh.." suara legaku keluar dari mulutku karena aku merasa kenyang dan menikmati rasa kopi yang enak ini. Aku teringat pada kedai coffee tempatku bekerja dulu jika aku meminum kopi

Dimana masa-masa sulit aku menjalani bersama Dijhe, tapi semua itu tidak terasa dengan adanya Dijhe yang menemaniku.

"Kenapa Dijhe sangat lama?" pikirku.

Aku terus melihat ke arah toilet, tetapi yang ada tiga pria berbadan kekar tadi, mereka keluar dan melihat ke arahku, aku terus melihat mereka.

Tapi kenapa mereka berjalan ke arahku lagi? Ah mungkin karena pintu keluar arahnya ada di belakangku.

Tiba-tiba mereka berhenti di depanku dan menyeretku.

"Hey apa yang kalian lakukan? Siapa kalian?!!!" teriakku bingung. Siapa mereka? Tapi orang yang ada disini tidak berbuat apapun, mereka hanya melihatku. Apa mereka takut?

Aku memberontak tetapi sulit untuk melepas kedua lenganku dari tangan dua pria kekar ini.

Mereka terus menyeretku keluar dari tempat ini. Tapi aku terus saja memberontak.

"DIJHE!!! TOLONG AKU!!!" Aku berteriak semampuku, tapi Dijhe juga tak terlihat. Oh Tuhan.. Ada apa ini? Siapa mereka?

Aku di masukkan ke dalam mobil jok belakang sedangkan dua pria ini berada di samping kanan dan kiriku, satunya lagi berada di jok pengemudi.

Aku terus memberontak tapi tak di hiraukan oleh mereka, bahkan aku sudah berulang kali menyingkirkan tubuh mereka ternyata nihil.

Beberapa menit aku terdiam pasrah di dalam mobil aku melihat mobil ini berhenti di depan gedung. Mungkin ini Apartement.

"Halo gadis cantik" kata seorang pria yang berada di belakangku saat aku sudah berada di dalam Apartement ini.

Aku menghadap ke belakang kukira Gerard tapi ternyata dia Edgardo. Aku mundur perlahan menjauh darinya.

"Tenang Ros.. Aku kakakmu, aku tidak akan menyakitimu kali ini" katanya dengan berjalan maju ke arahku. Aku merasa takut dengannya. Hatiku berdetak dengan kencang.

Aku merasa atmosfir disini panas sekarang.
"Apa yang akan kau lakukan? Dan apa yang kau lakukan pada temanku?" ujarku menutupi ketakutanku.

"Aku hanya ingin bersama adikku, apa itu salah? Hey Ros.. Apa kau belum di beri tahu oleh Gerard? Ayah akan pulang, dia menyuruh kita semua berada di mansion" ujar Edgardo dengan santai duduk di ranjang king size nya.

"Aku akan membawamu ke mansion besuk, kau tidurlah disini, aku akan tidur di kamar sebelah, jadi tenanglah" katanya lagi dan keluar dari kamar ini, apa aku yakin dia tidak akan macam-macam padaku? Dia sedikit membuatku tenang.

Aku mengambil ponselku di saku mencoba untuk menghubungi Dijhe.
"Halo Flower" sapa orang di seberang sana.

"Halo Dijhe? Kau ada dimana? Apa kau baik-baik saja?" tanyaku kawatir.

"Flower berhentilah mengkawatirkanku, apa kau baik-baik saja bersama Edgardo?" tanya Dijhe. Oke kita berdua sama-sama khawatir sekarang.

"Aku baik Dijhe, sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanyaku bingung.

"Hey Flower? Apa kau percaya padaku? Dia Edgardo tidak akan menyakitimu lagi, kau akan keluar saat ayahmu datang besuk.. percayalah" kata Dijhe dengan tenang dan lembut.

"Yah.. Apa aku harus yakin?"

"Ya.. Yakinlah Flower" kata Dijhe meyakinkanku.

"Baiklah Jhe, akan kututup"

Kututup pembicaraanku di ponsel dengan Dijhe, dan segera aku mandi, setelah selesai dengan ritual mandiku aku langsung tidur di ranjang king size ini.

AUTHOR

Rose menggeliat di ranjangnya, dia membuka matanya perlahan dan merasakan sebuah lengan kekar di tubuhnya. Sontak Rose menoleh ke arah belakangnya dan kaget melihat sosok Edgardo yang masih tidur dengan pulas memeluk tubuh Rose.

Saat itu juga Edgardo terbangun dan melihat Rose yang sedang melongo menatapnya.

"Ap..apa yang kau lakukan?" tanya Rose bingung. Rose mengingat-ingat kejadian semalam yang sepertinya Edgardo keluar dari kamar Rose dan membiarkan Rose tidur di kamar sendiri.

My Brother Is Too Protective (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang