ROSE
Aku dan Edgardo memasuki mansion.
"Ros? Edgardo?" kulihat orang yang memanggilku yang berdiri di sana, dia George ayah tiriku.George menghampiri kami.
"Ros? Kau sudah dewasa, kau sungguh cantik seperti ibu" kata George yang terlihat senang. "Bolehkah ayah memelukmu?" katanya lagi."Maaf tuan George, tapi anda bukan ayah saya, jadi kumohon mengertilah" kataku sarkatis padanya. Kulihat ada raut kekecewaan di wajahnya. Aku merasa perkataanku keterlaluan sekarang.
"Ayah hanya merindukan Ros?" kata Edgardo.
"Ya.. Ayah juga merindukanmu Edgardo" kata George lalu memeluk Edgardo.
***
Sekarang ini kami sedang berada di meja makan, setelah bersapa ria tadi kami langsung masuk ke ruang makan dan menunggu Gerard, sebenarnya aku tidak menyukai keluarga ini, tapi mengingat kebaikan George padaku selama ini yang menerimaku dan ibu, bahkan ibu sudah meninggalpun George masih menyayangiku. Darimana aku tahu? Yang pasti aku mengetahuinya saat kami bertemu mungkin dia akan menyapa anak kandungnya terlebih dahulu, sebaliknya.. aku yang pertama akan di peluknya.
Kulihat Gerard memasuki ruang makan dengan cepat, pandangannya tertuju padaku. Kulihat dia mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, terlihat ada kelegaan darinya. Ada apa?
"Gerard" sapa George. George menghampirinya dan memeluk Gerard.
"Ayah, ada apa denganmu? Kau tidak biasanya memelukku saat kau sudah pulang" kata Gerard.
"Jadi ayah tidak boleh memeluk anak ayah sendiri?" kata George.
"Ayolah aku sudah lapar, kita langsung saja makan" kata Edgardo yang melihat adegan tersebut.
Setelah selesai makan, dan kami masih berada di meja makan.
"Ayah akan mengumumkan hal penting pada kalian bertiga, ayah akan memberitahukan pada kalian, bahwa semua bisnisku akan ayah bagi untuk kalian semua nanti, kalian akan mendapatkan perusahaan dariku secara rata""Maaf tuan George, tapi aku tidak bisa menerima itu" kataku menolak secara halus.
"Kenapa Ros? Kau anakku, kau berhak mendapatkan itu" jawab George.
"Ya Ros, kau pantas mendapatkan juga" kata Edgardo.
"Tapi ayah.. Kenapa ayah berkata soal ini?" tanya Edgardo lagi.
"Ayah hanya ingin kalian tau saja bagian kalian, bisa saja kalian akan bekerjasama dengan perusahaan milik ayah yang akan menjadi milik kalian suatu saat nanti?" kata Geroge.
"Jadi ayah berniat untuk bekerjasama pada kami? Dan membuat ayah bertambah kaya raya hah?" gurau Edgardo.
George dan Edgardo terkekeh, tapi tidak denganku, karena aku tidak tertarik dengan hartanya, lagipula aku tidak memiliki bisnis yang bisa bekerjasama dengan milik George.
Aku melihat di depanku ternyata Gerard sedang memandangiku, sorotan mata yang tajam membuatku salah tingkah karena dia tidak berkedip sama sekali. Aku baru menyadari bahwa sedari tadi Gerard tidak ambil suara dalam pembicaraan dan bahkan dia tidak ikut bercanda bersama George dan Edgardo.
Aku melayangkan pandanganku ke arah lain dan kulihat Gerard lagi dia tetap memandangku. Apa dia marah padaku? Soal apa? Karena harta milik George yang akan di bagikan padaku juga? Cihh.. Aku juga tidak berharap pada harta ayahnya.
"Ros? Apa kau senang kembali ke rumah ini?" kata George memecah keheningan.
"Ma.."
"Tentu ayah.. Ros terlihat sangat senang berada disini, karena dia selalu bersamaku" kata Edgardo memotong perkataanku.
George terkekeh.
"Aku senang anakku Ros kembali lagi, dan aku bahagia karena Ros senang berada disini" kata George. Dia memang baik. Hanya saja kedua anaknya membuatku jengah berada di lingkungan keluarga ini."Ya.. Terutama pada Edgardo, Ed lebih senang dari Ros karena dia bisa tidur bersama Ros" kata Gerard yang sedari tadi diam membuat kami semua kaget dengan lontaran perkataannya yang terlihat menyindir. Hey.. Aku ingat tadi malam Edgardo tidur bersamaku. Tapi kenapa aku kesal dengan perkataan Gerard kali ini? Dia terlihat menghinaku.
"Apa maksudmu Gerard?" tanya George.
"Ya ayah, tadi malam Ros tidak berada di rumah ini, dan ayah pikir mereka pulang dari jalan-jalan? Begitu bukan? Mereka dari Apartement Ed yang berada di Italy" jelas Gerard. Bagaimana Gerard tau?
Kudengar hembusan nafas kasar dari Edgardo. Kulihat dia menyilangkan kedua tangannya di dada dan bersenden sambil terus menatap Gerard dengan malas.
"Ya.. Memang benar ayah, kami tidur bersama, bahkan kami sudah bercinta semalam" perkataan Edgardo membuat semua orang di meja kaget, aku melotot pada Edgardo.
"Ed.. Apa yang kau bicarakan ak..aku.. Tidak melakukan apapun denganmu.. Percayalah tuan George" kataku berusaha menjelaskan.
Kulihat Gerard berdiri dan menghampiri Edgardo. Dengan cepat Gerard menonjok Edgardo hingga mulutnya mengeluarkan darah segar.
"JIMMY!!!" teriak George lalu dengan cepat Jimmy yang entah dari mana datang dan melerai mereka berdua saat Edgardo hendak menonjok wajah Gerard.
Aku tidak tau mengapa mereka berdua selalu saja bertengkar.
Ini semua karena aku. Iya.. Kedatangnku membuat mereka selalu bertengkar."Nona? Apa kau baik-baik saja?" kata Mary ketua pelayan yang tiba-tiba di sampingku, bahkan aku baru saja menyadari bahwa air mataku sudah lolos dari mataku.
"Mary.. Bawa anakku Ros ke kamar" kata George. Posisi seperti ini dia masih menyebutku anaknya? Bukankah dia baru saja mendengar pengakuan bohong dari Edgardo bahwa kami melakukan hubungan intim? Edgardo memang gila. Kulihat George terlihat sorotan mata yang tajam dan marah pada kedua anak kandungnya. Oh Tuhan.. Apa yang harus aku lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is Too Protective (TAHAP REVISI)
RomansaKonten dewasa!!! WARNING buat yang masih umur 21 kebawah!!! Bagaimana rasanya jika kalian memiliki dua kakak laki-laki tiri yang tinggal seatap tanpa kedua orangtua kalian? Gerard yang jatuh hati pada adik tiri perempuannya bernama Rose yang sempur...