PART 29

59K 1K 38
                                    

Sudah tiga bulan ini kami menjalani hari-hari seperti biasa, keharmonisanku dan Gerard bertambah, perkembangan bisnis Gerard juga semakin meningkat, tidak hanya Gerard saja, kedai kopiku juga ramai pengunjung, oh ya.. Edgardo, dia sudah menikah dua bulan yang lalu. Aku, Gerard dan juga ayah datang ke pernikahannya. Dia tampak makin kurus, mungkin karena dia mengembangkan usahanya disana sendirian dan tak ada keluarga yang bersamanya, dia juga meminta maaf padaku atas perbuatannya, untuk Gerard, dia sudah berubah total dari sifat dan tingkahlakunya, memaafkan Edgardo adalah salah satu kebaikan dan kesabaran dari sifatnya yang sekarang. Sejak saat itu dia selalu menghubungi kami melalui ponsel entah itu menanyakan kabar kami atau bercerita tentang kesehariannya disana, tetapi satu yang belum berubah darinya. Dia masih mempermainkan banyak wanita disana meskipun sudah memiliki istri. Dan kudengar dari Edgardo sendiri istrinya hamil muda sekarang, George dan Gerard selalu memperingatkan untuk berhenti bermain wanita disana, tapi tak di hiraukannya.

"Aaaakkkkkhhhhhh..." jeritku panjang saat bayi yang aku kandung keluar dari perutku, Gerard yang masih menggenggam tanganku dengan erat yang sedari tadi kuremas tampak kawatir berubah menjadi senyum lebarnya. Dia melapas tanganku dan meloncat kegirangan saat melihat bayi kami yang masih menangis dengan keras.
Perasaan bahagia dan terharu yang ada di benakku saat ini.

AUTHOR

"Mami, cepatlah.. jangan terlalu lama berdandan, wajah mami juga tidak berubah dari dulu" celoteh Leonard yang terlihat marah dan terlihat sangat lucu karena bibirnya yang mungil merah merekah dan pipinya yang cubby, Leonard tumbuh dengan sangat pintar, otak dan watak Gerard menurun pada anaknya sekarang ini. Dan tingkahlakunya pun sama dengan Gerard.

Rose yang keluar membawa tas mendengar perkataan anaknya yang baru menginjak usia 5 tahun itu mendelik, sedangkan Gerard yang hendak masuk melihat hal itu semua tertawa geli.

Gerard dan Rose mengantarkan Leonard putra mereka sekolah dan selanjutnya Rose yang berhenti di kedai kopinya dan Gerard pun melaju menuju kantornya sendiri.
Seperti itulah aktifitas mereka sehari-hari.

Para wanita penggoda Gerard pun juga tidak berani mendekat. Setelah mereka banyak mendengar berita bahwa Gerard melenyapkan banyak wanita yang berusaha mendekatinya.

***

Sudah waktunya Rose menjemput Loenard, meskipun hanya menjemput Rose tidak akan melewatkannya.

Leonard yang berjalan menghampiri Rose di luar mobil pribadi yang di supiri oleh supir pribadinya. Tadi Rose menyuruh supirnya untuk menjemputnya di kedai kopi lalu pergi ke sekolah untum menjemput Leonard.

"Mami.. tunggu sebentar lagi aku akan mengenalkan kekasihku" kata Leonard dengan mulut manyunnya.
Rose mengernyit.

"Apa-apaan anak ini... apa Gerard dulu seperti ini?" Batin Rose.

"Leonaaarrd..." panggil seorang anak mungil berlari menuju mereka yang berada di depan temoat penjemputan anak.

"Halo mami, perkenalkan saya Flower, aku kekasih Leonard" kata seorang gadis mungil yang sangat lucu mengulurkan tangannya pada Rose. Rose teringat akan Dijhe saat anak ini mengenalkan dirinya, Rose yang sedikit heran pada anak ini dengan keberaniannya akhirnya mengulurkan tangannya pada gadis bernama Flower.

"Halo cantik, aku Rose.. namamu cantik seperti dirimu" puji Rose sambil mencubit lembut pada pipi Flower.

"Ayahh..." teriak Flower pada seorang yang baru saja turun dari mobil.

"Dijhe?" Pekik Rose bergantian. Dijhe yang kaget melihat Rose menghampiri.

"Kau disini?" Kata Dijhe sambil menggendong Flower. Rose melihatnya sudah menebak bahwa Flower anak dari Dijhe.

My Brother Is Too Protective (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang