PART 23

52.9K 1.1K 23
                                    

"Jangan mencoba untuk bunuh diri Ros" kata Gerard lirih.

Rose hanya terdiam mengingat apa yang akan di lakukannya kemarin. Lalu mereka berdua duduk.

"Apa yang membuatmu seperti ini?" Tanya Gerard dengan tenang.

"A..aku belum siap Ger" kata Rose dengan gugup.

"Tapi aku suamimu, aku berhak tau"

"Aku baru menyadari bahwa aku nyaman berada di sisimu Ger, belum saatnya aku bercerita, sekarang aku merasa membutuhkanmu agar aku tidak merasa takut" kata Rose dengan tulus, perkataan itu membuat Gerard terdiam. Diam dalam berpikir bahwa memang ada yang di sembunyikan dari Gerard.

"mungkin belum saatnya dia berkata jujur" pikir Gerard.

Gerard nendekati Rose dan langsung melumat bibir mungilnya. Rose hanya diam. Gerard melakukannya dengan lembut hingga Rose ikut merasakan nikmatnya. Mereka berdua menikmati lumatan tidak hanya sekedar nafsu, tapi lumatan rasa saling mencintai satu sama lain. Ya.. sekarang Rose benar-benar mencintai Gerard. Tangan Gerard yang tadinya di bahu Rose sekarang beralih pada payudara Rose. Meremasnya dengan lembut tetapi kuat. Gerard beralih ke atas tubuh Rose dan yang tetap melumat bibirnya dan meremas dadanya.

Beberapa menit kemudian tangannya beralih semakin turun hingga ke pangkal pahanya. Dia memainkan daerah sensitif Rose, terus memainkan memutar dan mencubit klitorisnya. Tidak lupa jari tengahnya masuk ke dalam Rose mengeluar masukkan dengan tempo cepat.

"Ahhh.." lengkuhan Rose yang membuat Gerard semakin gencar. Tak lama kemudian Gerard merasa sudah tidak tahan. Dengan cepat Gerard meloloskan semua pakaian Rose dan juga pakaiannya. Hingga akhirnya mereka melakukan apa yang sewajarnya pasangan suami istri lakukan, setelah itu mereka sarapan bersama hanya berdua

***

"Kau ingin kemana lagi?" Tanya Gerard yang membawa banyak paper bag belanjaan Rose. Ya.. setelah mereka sarapan mereka pergi jalan-jalan di luar, Gerard hanya tidak ingin Rose bosan di rumah.

Tadinya pengawal yang membawa semua barang-barang itu tapi Rose ngotot meminta semua belanjaannya dari tangan dua pengawal mereka yang mengikuti di belakang. Karena Rose berpikir bahwa pengawal hanya bertugas untuk menjaga bukan membantu membawa barang pribadi.

Dan Gerard pun tidak tega melihat Rose yang membawa barang-barang itu akhirnya Gerard yang membawa semua.

"Oh Tuhan, apa baik hatinya hanya untuk pegawaiku saja?" Batin Gerard.

"Apa kau lelah sayang?" Tanya Gerard.  Rose mengangguk dan mereka duduk di sebuah bangku yang berada di mall tersebut.

"Kau mau?" Rose menawarkan es krim pada Gerard.
Gerard hendak membuka mulutnya ingin mencomot es krim itu tapi Rose menjauhkan dan memakan es krimnya sendiri.

"Kau menyebalkan sayang" ujar Gerard gemas sambil mengusap puncak kepala Rose.

Sudah hampir sore mereka jalan-jalan dan bersenang-senang di luar.

***

Setelah hampir seharian mereka bersenang-senang di luar, mereka menikmati sorenya di taman yang berada di mansion dengan teh panas dan biskuit kesukaan Rose. Biasanya Rose hanya sendiri tapi sekarang Gerard menemaninya.

"Apa kau tidak bekerja?" Tanya Rose yang sekarang duduk bersebelahan dengan Gerard sambil bersandar pada dada bidang dan kekarnya.

"Tidak, aku ingin menemanimu sayang" jawab Gerard yang terus membelai kepala Rose dengan sayang.

"Bagaimana jika kau kena marah?" Tanya Rose dengan polos, Gerard terkekeh mendengarnya.

"Kau bercanda sayang? Aku yang menjadi bosnya, siapa yang akan memarahiku heh?"

"Entahlah, mungkin rekan bisnis"

"Tidak sayang.. semua sudah aku atur, tetapi jika mereka marah mereka yang rugi" ujar Gerard dengan kecupan kecil di dahi Rose.

"Ros? Apa kau mencintaku?" Rose mendongak dan melepaskan pelukan di tubuh Gerard memposisikan tubuhnya duduk dengan sempurna.
Rose terdiam memandanginya dan sedangkan Gerard juga melihat kedua manik mata Rose seakan mencari jawabannya.

"Aku sudah mencintaimu suamiku sayang" kata Rose dengan jujur dan memeluk Gerard lagi.

Dengan senang hati Gerard memeluk tubuh Rose dengan erat seakan tidak ingin pelukan itu berakhir. Dengan senyuman bahagianya yang tersungging di kedua sudut bibir Gerard membuat suasana hati pria berotot memanas tidak suka, rahangnya mengeras dan kedua tangannya mengepal melihat hal itu di balik kaca besar mansion.

My Brother Is Too Protective (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang