"Ger?"
"Oh tidak sayang, jangan panggil namaku lagi, aku bahagia kau mengklaim dengan 'suamiku sayang' seperti tadi, panggil aku 'sayang'" protes Gerard yang mengendorkan pelukan mereka.
"Baiklah oke.. sayang?"
"Hey.. kenapa sepertinya kau tidak tulus?" Protes Gerard lagi.
"Aku ingin berbicara Gerard!" Kata Rose yang mulai gemas.
"Sedari tadi kau sudah bicara sayangku" kali ini Gerard mulai menggoda Rose.
Rose melepas pelukan mereka dengan wajah kesal.
"Baiklah sayang bicaralah" kata Gerard dengan terkekeh.
"Bisakah kita pindah dari mansion ini?"
"Tentu sayang, aku sudah mengatur semuanya"
"Kita pindah ke Apartementmu saja" saran Rose.
"Oh tidak sayang, kita akan pindah bukan di Apartement, tadinya aku akan membawamu ke Apartement tapi kuurungkan, mansion baru yang akan kita tempati, tunggulah sebentar, pembangunan mansion baru kita sudah hampir selesai, aku sudah mengerahkan banyak sekali pegawai bangunan" jelas Gerard, dia merasa Rose juga harus tahu karena Rose sudah menjadi istrinya.
"Benarkah? Kapan kau mulai membangun mansion?"
"Sejak kau datang ke mansion ini waktu itu untuk yang pertama kali"
"Tapi itu waktu yang singkat, apa mansion baru akan selesai dengan cepat?" Tanya Rose dengan polosnya.
"Apapun yang kupinta asal ada uang pasti bisa sayang, maka dari itu hidup perlu biaya"
"Bicaramu seperti orang tua" sindir Rose. Gerard terkekeh.
"Aku memang sudah tua sayang, apa kau masih keberatan menikah dengan orang tua?" goda Gerard. Semenjak mereka menikah ini Gerard sering tertawa gemas pada istrinya. Karena dia jarang sekali tertawa bahagia sebelum Rose datang.
"Berapa banyak pegawai bangunan yang kau kerahkan?"
"Ratusan" Rose terkejut. Sedangkan Gerard terkekeh melihat ekspresi polosnya yang sedang terkejut.
"Mansion kita akan lebih besar dari mansion ini istriku. Membutuhkan orang yang banyak jika ingin mansion cepat selesai" jelas Gerard yang semakin gemas melihat istrinya yang polos.
"Tunggulah sebentar sayang, aku tidak mau tinggal di Apartement, kita sudah menikah, aku tidak mau jika tidak ada kemajuan, setidaknya di mansion baru ada banyak pelayan yang bisa menemanimu saat aku bekerja" jelas Gerard lagi. Rose mengangguk paham apa yang di bicarakan Gerard.
"Mungkin aku harus sabar menunggu sebentar lagi di mansion ini bersama Edgardo sialan itu" batin Rose.
Drrttt... drttt...
"Ya Jimmy" kata Gerard pada ponsel di telinganya.
"..."
"Aku akan kesana" kata Gerard lalu menutup sambungannya pada Jimmy.
"Maaf sayang, aku harus ke kantor, ada hal yang harus aku tangani" kata Gerard.
"Baiklah" jawab Rose pengertian walau hatinya sedih.
***
Rose memasuki mansion setelah Gerard pergi, dia hendak masuk ke kamar untuk mengambil ponselnya dan menghubungi Dijhe, sudah lama Dijhe tidak menghubunginya semenjak berkumpul bersama waktu itu.
"Mmmmpptt" pekik Rose kaget karena tiba-tiba Edgardo menbekap mulutnya dengan tangan kekar miliknya, dia menyeret Rose dengan cepat ke kamar Edgardo dan mengunci di dalam.
"Kau!!! Kau tidak boleh keluar dari kamarku jika tak ada Gerard!!!" Kata Edgardo Geram melepas tangan dari mulut Rose.
"Kau lelaki gila!!! Kau harus pergi bekerja agar hidupmu tidak gila!!" Sindir Rose dengan sarkatis dan menaikkan suaranya bencinya.
"Kau tahu Ros? Saat aku menyekapmu, aku melihat payudaramu bergoyang, karena inilah aku gila padamu" kata Edgardo menoel payudaranya yang besar membuat Rose mundur menjauh darinya. Tapi hal itu membuat Rose semakin masuk ke kamar Edgardo. Dengan berjalan cepat Edgardo mendekati Rose tanpa basa-basi lagi kedua payudara itu sudah berada dalam genggaman kedua tangan Edgardo, remasan yang sangat kuat, Edgardo menempelkan tubuh Rose ke dinding, meremas kedua payudara itu dengan kuat dan menariknya ke atas hingga tubuh mungil Rose sedikit terangkat yang masih menempel pada dinding. Nafas Rose mulai tidak stabil karena sesak nafas karena tekanan kuat pada dadanya.
"Akhhh.. lepaskan aku!!!" Ujar Rose.
"Tidak sebelum aku menyusu dulu" kata Edgardo dengan santainya dan mengeluarkan payudara kiri Rose dari bajunya. Dengan cepat Edgardo menyusu seperti bayi kehausan.
Edgardo melumat dan menarik dengan sangat kasar, sedangkan tangan kekar kiri Edgardo pun tidal tinggal diam, tangannya meremas payudara Rose bagian kanan yang masih tertutup bajunya.
BRAKKK...
Sontak Edgardo melepas dan mereka melihat ke arah pintu, dengan cepat Rose memasukkan payudaranya yang menggantung tadi.
DORRRR....
Satu tembakan peluru dari Jimmy mengenai pada lengan kanan Edgardo. Edgardo meringis kesakitan.
Beberapa pengawal Gerard yang kebetulan masih di mansion yang akan menuju ke kantor Gerard. Mereka mendapat informasi dari salah satu pengawal Gerard yang di tugaskan menunggu di depan monitor cctv yang di pasang oleh Gerard kemarin. Dia melihat Edgardo menyeret Rose ke dalam kamar Edgardo.
Kejadian begitu cepat, lalu Jimmy mendekat ke dalam dan menonjok wajah Edgardo.
"Beraninya kau Jimmy!!!" Ujar Edgardo geram padanya Jimmy.
Edgardo kesakitan pada lengannya hingga tidak sempat membalas pukulan Jimmy. Lalu Jimmy menarik tangan Rose hendak keluar tapi ternyata di ambang pintu sudah ada Jack tangan kanan Edgardo, Jack mengeluarkan pistol
DORRR...
Pistol yang ada di genggaman Jack terjatuh di ikuti oleh Jack, ya.. tembakan dari bawahan Jimmy dari luar kamar Edgardo mengenai tepat di jantung Jack yang hendak membalas perbuatan Jimmy pada tuannya.
Jimmy melanjutkan jalannya tetap menggenggam tangan Rose keluar. Dan Rose kaget dengan keadaan luar ternyata banyak pengawal Gerard dan pengawal Edgardo yang saling menonjok, mereka saling menyerang dan saling berusaha membunuh.
Ada banyak darah dimana-mana, beberapa pelayan wanita di mansion itu menjerit ketakutan, tetapi Jimmy tak menghiraukan para bawahannya, karena Jimmy tahu bahwa pengawal Edgardo tidak sehebat bawahan Jimmy. Sekilas Jimmy melihat para bawahannya yang menyerang bawahan Edgardo dengan beringas menjadi tersenyum puas.
"Seperti itulah cara bekerja pengawal tuan Gerard" batin Jimmy yang melirik para pengawal-pengawal yang saling menyerang tersebut.
Kejadian itu sangat cepat, Jimmy pun membawa Rose ke Apartement Gerard untuk sementara agar Rose aman untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is Too Protective (TAHAP REVISI)
RomanceKonten dewasa!!! WARNING buat yang masih umur 21 kebawah!!! Bagaimana rasanya jika kalian memiliki dua kakak laki-laki tiri yang tinggal seatap tanpa kedua orangtua kalian? Gerard yang jatuh hati pada adik tiri perempuannya bernama Rose yang sempur...