AUTHOR
Rose memakai baju tidurnya, sengaja memakai yang bermodel tertutup dan melingkarkan slayer di lehernya untuk menutupi bercak merah di lehernya. Sebenarnya dia tidak bisa tidur karena banyak permasalahan di tempat itu dan waspada jika Gerard masuk apa yang akan terjadi padanya.
Ceklekk...
Pintu terbuka dan menampilkan sosok Gerard. Wajahnya terlihat kusam dan lelah. Dia menghampiri Rose dengan wajah kawatirnya lalu duduk.
"Ada apa denganmu Ros? Apa kau sakit?" Tanya Gerard kawatir melihat Rose memakai slayer.
"Aku hanya tidak enak badan saja" jawab Rose dengan sedikit takut.
Gerard menempelkan punggung tangannya mamastikan Rose demam atau tidak. Gerard mengernyit sedikit.
"Kau tidak panas Ros, apa yang kau rasakan?" Tanya Gerard bingung.
"Ah.. aku hanya pusing" Rose mencari alasan. Tapi memang Rose merasa pusing karena seharian ini.
"Apa kau sudah bilang pada pelayan untuk memanggil dokter pribadi kami?" Tanya Gerard kawatir.
"Tak usah Ger.. aku akan tidur cepat karena sudah larut malam, aku juga tak mau ada orang lain masuk kemari, aku lelah, besuk pagi saja.. biarkan aku beristirahat dulu" jelas Rose mencari alasan.
Gerard menghembuskan nafas panjang."Baiklah Ros jika maumu seperti itu kau tidurlah aku akan menyuruh pelayan membawa obat pereda" kata Gerard beranjak dari ranjang.
"Oh.. ak..aku sudah minum obat barusaja, tidak perlu obat lagi. Mungkin sebentar lagi aku akan tidur" kata Rose alibi.
Gerard mengerutkan keningnya."Baiklah Ros, cepatlah tidur aku akan mandi dan tidur bersamamu"
"Mmm..Gerard? Bisakah kau tidur berpisah denganku? Maksudku kita belum menikah dan alangkah baiknya jangan satu ranjang dahulu. Sabarlah dulu karena kita sebentar lagi akan menikah dan satu ranjang, lagipula aku sedang sakit, rasanya aku ingin bebas sendiri di ranjangku" mendengar penjelasan itu membuat Gerard bernafas panjang lagi.
"Baiklah Rose aku akan tidur di kamar sebelah, jika kau butuh sesuatu katakanlah" lagi-lagi hal itu membuat Gerard berkata "baiklah", karena Gerard benar-benar berniatan untuk membuat Rose nyaman.
Lalu Gerard berlalu meninggalkan Rose.***
Pagi-pagi sekali Rose terbangun dan menunjukkan jam empat pagi. Dia membuka jendela dan menghirup udara segar.
"Masih gelap" pikirnya. Dia menutup jendelanya lagi.Kruuukkk
Suara perut Rose yang tidak bisa di tahan akhirnya Rose turun ke dapur. Dia melewati kamar sebelah yang di tiduri Gerard, perlahan dia membuka knop pintu itu dan melihat Gerard yang masih tidur di ranjang king sizenya. Rose melangkahkan kakinya satu langkah ke dalam tapi terhenti begitu saja.
"Bagaimana jika dia terbangun? Bagaimana jika dia mengetahui bercak merah dari Edgardo? Keluarga ini berani membunuh, bagaimana kalau Edgardo dibunuh oleh Gerard? Keluarga ini terlihat biasa saja tapi sangat kejam. Oh tidak.. tidak.. aku tak mau dia bangun, sebisa mungkin aku harus menjauhi Gerard dulu" batin Rose yang kemana-mana. Lalu Rose melanjutkan ke arah dapur.
ROSE
Sepanjang perjalanan ke dapur aku sudah melihat banyak para pelayan kesana kemari sedang melakukan tugas mereka masing-masing. Mereka selalu menunduk ke arahku memberi hormat kepadaku. Apa mereka tak berlebihan?
Aku melewati ruang tamu, alangkah terkejutnya aku melihat sosok Edgardo yang sedang mencecap gelas kecilnya dengan santai.
Tak ku pikir panjang aku berbalik dan berlari berniat pergi ke kamar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is Too Protective (TAHAP REVISI)
RomanceKonten dewasa!!! WARNING buat yang masih umur 21 kebawah!!! Bagaimana rasanya jika kalian memiliki dua kakak laki-laki tiri yang tinggal seatap tanpa kedua orangtua kalian? Gerard yang jatuh hati pada adik tiri perempuannya bernama Rose yang sempur...