PART 22

54.8K 1.2K 28
                                    

"Apa yang kau lakukan bodoh?!!! Habisi dia!!!" Bentak Edgardo pada anak buahnya.

Lalu dengan cepat beberapa anak buah Edgardo memukul berulang kali pria yang telah melihat Edgardo tidur dan memaksa Rose menyusuinya.

Lalu Edgardo meninggalkan mereka yang masih memukulinya. Pria itu adalah pelayan mansion sendiri.

Edgardo berjalan dengan gagahnya keluar dari mansion dan pergi ke kantornya.

***

Disisi lain Rose merenung seperti patung di ranjangnya. Dia ingin berbicara jujur pada Gerard karena hal ini. Tapi dia takut jika hal itu membuat Gerard marah dan berbuat di luar nalar, bahkan dia teringat dengan Dijhe, ancaman Edgardo waktu itu masih terngiang, jika tidak berkata jujur maka dia yang akan tersiksa.

Rose terus menangis dan menangis. Mary sudah berusaha membujuk Rose agar dia mau makan malam tetapi Rose tidak menggubrisnya. Dia terus menangis sesegukan.

Mary tidak tahu harus berbuat apa, dia takut jika dia melaporkan hal itu pada Gerard maka Mary akan lenyap di tangan Edgardo.

Rose berjalan membuka pintu kaca besar yang ada di kamarnya dan menuju balkon. Dia terus meneteskan air matanya memandang ke arah depan dimana ada sebuah halaman besar di samping taman mansion tersebut.

Angin malam menerpanya, rambutnya yang tak di ikat beterbangan ke belakang dan piama tipis yang dia kenakan ikut beterbangan.

Kaki kanannya naik ke pembatas balkon di sela-sela besi yang terukir itu di ikuti kaki kirinya naik lebih tinggi lagi. Lalu kaki kanan naik hingga mencapai atas pembatas balkon.

"Apa yang nona lakukan" sebuah kata-kata sedikit bernada kesal dengan tarikan kuat di lengan Rose hingga hampir terjungkal ke belakang. Kedua tangan besar dan berotot itu menangkap tubuh mungil Rose sebelum dia benar-benar jatuh terjungkal, kejadian itu sangat cepat.
Lalu Mary menghampiri Jimmy dan Rose yang ada di balkon.

"Ada apa?" Tanya Mary yang penasaran melihat ekspresi Jimmy yang tadinya kesal sekarang menjadi khawatir.

"Mary, tolong bawalah nona ke tempat tidur, biarkan dia istirahat" pinta Jimmy.

Lalu Jimmy meminta kunci pintu kaca menuju balkon pada Mary dan segera mengunci pintu itu dan keluar meninggalkan Rose bersama Mary di kamar dan memerintahkan dua bawahannya untuk berjaga di depan kamarnya dan pengawal lain berjaga-jaga di setiap halaman mansion, tepatnya di bawah balkon yang ada di kamar Rose. Jimmy sangat khawatir semenjak kejadian Rose ingin bunuh diri tadi.

***

"Apa nona sudah tidur?" Tanya Jimmy pada Mary yang barusaja turun. Di jawab dengan anggukan Mary.

"Apa yang terjadi padanya Mary?" Tanya Jimmy lagi yang tidak mendapatkan jawaban dari Mary apapun. Jimmy mengernyitkan dahi curiga lalu meninggalkan Mary yang masih tertunduk.

Jimmy segera bergegas ke kantor Gerard.

Jimmy memasuki ruangan kantor Gerard yang sedang bersama karyawannya, dia juga di duga ikut korupsi dalam perusahaan Gerard. Dan dua pengawal yang ada di dalam ruangan itupun menyeret karyawan Gerard keluar setelah mendapat perintah Gerard untuk memberi pelajaran yang setimpal untuk mereka yang bekerjasama membuat perusahaan Gerard bangkrut.

Gerard menyambungkan telepon kantornya pada sekertarisnya di luar.

"Apakah aku ada rapat hari ini?"
Tanya Gerard pada sambungannya.

"Tidak tuan, tapi ada orang penting yang sudah membuat jadwal, beliau ingin bekerjasama pada anda" jawab sekertarisnya.

"Baiklah" Gerard menutup sambungannya, lalu Gerard meremas rambut dengan kedua tangannya dengan kuat, Jimmy yang sedari tadi berdiri di ruangan itu tidak sanggup bicara pada Gerard yang sedang frustasi, wajahnya terlihat lelah dan jas mahalnya pun sudah di lepas.

"Apa ada masalah Jimmy?" Tanya Gerard bingung dengan diamnya Jimmy di ruangan itu yang terlihat berpikir.

"Ada yang mau saya sampaikan tuan" kata Jimmy yang terlihat sedikit panik.

"Katakan dengan jelas" tegas Gerard.

"Tadi saya melihat nona Ros yang ingin bunuh diri di balkon mansion"

Bagaikan tersambar petir bagi Gerard mendengar hal tersebut. Wajah Gerard berubah pucat.

"Tadi saya ingin menemui nona Ros untuk membawanya ke Apartement sesuai perintah anda, tapi saya melihat nona berada di balkon yang hendak bunuh diri, dan sekarang nona masih berada di mansion" jelas Jimmy.

Dengan cepat Gerard beranjak berlari menuju mansion tanpa memakai jasnya. Semua karyawan yang melihatnya di buat bingung, dan para wanita terperangah melihat ototnya di balik kemejanya yang seperti tidak muat menampung lengan kekarnya.

***

Gerard membuka kamarnya dengan tergesa-gesa mendapati Rose yang tertidur lelap. Di hampirinya dan di belainya dengan lembut
"Apa yang membuatmu seperti ini sayang?" Batin Gerard sedih dan tak tega melihatnya meringkuk dengan mata yang sembab.

Lalu Gerard menyelimutinya dan turun menyuruh semua pelayan di mansion tak terkecuali untuk berkumpul termasuk tukang kebun. Di sana Gerard duduk di sofa besarnya dengan tatapan membunuh kepada seluruh pelayan di mansion.
Satu persatu di pandangi olehnya dan mereka semua menunduk dengan takut, suasana saat ini sangat menegangkan untuk para pekerja mansion. Tiba-tiba Edgardo datang dari luar yang masih mengenakan jasnya.

"Apa yang kalian sembunyikan dariku?" Tanya Gerard dengan suara geramnya. Dia saat ini sangat marah.

Edgardo yang berdiri di samping Jimmy menyilangkan kedua tangannya di dada dengan santai.

"APA KALIAN TULI?!!! APA YANG KALIAN TAHU TENTANG ISTRIKU HINGGA DIA INGIN BUNUH DIRI?!!!" Gerard yang tidak sabar membentak seluruh pelayan yang menunduk semakin takut kecuali Edgardo,
suara keras yang menggelegar itu membuat seisi ruangan itu semakin gemetar dan menambah suasana semakin tegang. Edgardo sempat kaget mendengar bahwa Rose ingin bunuh diri.

DORRR....

Satu tembakan di lengan seorang pelayan pria yang memang di sengaja oleh Gerard membuat semua orang mendongak kaget dan takut.

"Apa kalian benar-benar menyembunyikan sesuatu padaku?" Banyak yang melihat Edgardo penuh arti, penuh arti memohon pada Edgardo supaya mengaku dan penuh arti kepada Gerard agar Gerard tahu maksud mereka bahwa hal ini menyangkut Edgardo, ada beberapa wanita yang masih tertunduk takut sambil menangis.

Gerard melihat reaksi itu pikirannya teralih pada Edgardo. Dia melihat Edgardo yang menaikkan bahu seperti tak tahu apapun dengan santai Edgardo pergi ke kamarnya.

Gerard beranjak pergi melewati Jimmy.

"Pasang kamera tersembunyi di setiap sudut, dan cari tahu dengan jelas apa penyebabnya" kata Gerard pada Jimmy sambil berjalan menuju kamar menemani Ros tidur di sebelahnya hingga menjelang pagi.

***

Pagi sekali Rose terbangun dan melihat sosok Gerard yang melingkarkan tangan kekar di pinggangnya. Jarak mereka sangat dekat. Melihat hal itu Rose memejamkan mata merasakan betapa lega dan nyamannya dia berada di sisi Gerard. Dengan pelan Rose mengecup kecil bibir Gerard dengan lembut. Senyuman kecil muncul di setiap sudut bibir Gerard. Rose yang menyadari hal itu merasa malu. Mata Gerard terbuka dan senyumnya merekah membuat hati Rose semakin berdetak kencang.
Gerard membelai puncak kepala Rose dengan sayang.
Tiba-tiba senyuman di bibir Gerard hilang.

"Jangan mencoba untuk bunuh diri Ros" kata Gerard lirih.

My Brother Is Too Protective (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang