Kudengar suara bel Apartement berbunyi berulangkali seperti tidak sabaran menunggu, saat kubuka.
BRAK...BRAKKK.
"ahhh..." BRUK..
Aku melotot melihat ada banyak pengawal di sini saling menghajar."Nona cepatlah keluar dan lari" kata seseorang pengawal yang sama kostumnya memakai jas, dia terlihat kualahan menghadapi pengawal yang lain. Aku yakin ini pasti anak buah Dijhe.
Tanpa pikir panjang aku keluar dan berlari secepat mungkin. Kulihat ke belakang ternyata pengawal Gerard mengejarku, sedangkan 2 anak buah Dijhe berlari paling belakang, aku yakin mereka mencoba memberhentikan pengawal Gerard yang mengejarku.
Aku menekan tombol lift dengan tidak sabar dan untungnya lift terbuka dengan cepat, aku segera masuk langsung kutekan tombol menutup lift. Aku mencoba mengatur nafasku yang tak beraturan ini.
Sampai di luar gedung aku berlari mencari taksi, tiba-tiba ada mobil BMW hitam berhenti di depanku.
"Cepat masuklah" ternyata dia Dijhe, lalu aku memasuki mobil itu dan berlalu dari sana.
Aku mengatur nafasku di dalam mobil. Lalu Dijhe menyodorkan botol minuman air putih padaku, dan aku meminumnya.
"Ada apa denganmu Flower? Kau tampak tertekan" tanya Dijhe, aku hanya diam saja.
Beberapa menit kulihat ada perbelokan menuju kedai tempat kerjaku dulu dan Dijhe.
"Dijhe kenapa kita lurus? Bukankah arah kedai belok kiri?"
"Aku akan membawamu ke Apartementku, jadi diamlah" katanya tetap memandang lurus.
"Bukankah hari ini kau bekerja?"
"Aku tidak mungkin bisa bekerja kalau aku punya firasat buruk denganmu" kata Dijhe yang menoleh ke arahku sekilas.
Lalu apa tadi? Dijhe punya Apartement? Sebenarnya siapa dia? Dia hanya pelayan kedai tetapi memiliki anak buah dan Apartement, oh yahhh... Dan...
"Dijhe!!!" aku memekik kaget.
"Kau mencoba menulikan telingaku?" kata Dijhe memegang telinganya.
"Oh Tuhan mobil siapa ini Jhe? Kau mencuri mobil orang hah?!"
"Hey.. Hey.. Tenang Flowerku, ini mobilku, kau akan tau nanti" katanya.
GERARD
"Apa?! Bagaimana bisa? Cepat cari dia!! Dan cari tahu siapa yang membawanya kabur!!" bentakku pada Jimmy yang memberikan informasi padaku bahwa Rose telah kabur.
"Baik tuan" Jimmy membungkuk dan membuka pintu ruang kerjaku.
"Jimmy" panggilku lagi.
"Ya tuan"
"Jika kau tak menemukannya, aku tidak segan-segan membunuhmu" peringatku padanya. Ya.. Aku memang sungguh-sungguh dengan perkataanku ini.
"Ba..baik tuan, saya akan menemukan nona Ros" katanya lalu pergi.
Kriiinggg...
"Ya.. Elena?" kataku pada sekertarisku.
"Maaf pak, disini ada nona Scarla ingin menemui anda"
"Scarla? Mau apa dia kemari?" tanyaku penasaran.
"Katanya ada hal penting yang harus dia bicarakan pada anda pak"
"Baiklah, persilahkan masuk"
Beberapa detik.. Ceklek..
"Halo Ger" kata Scarla dengan tampilan super seksinya. Cihh.. Halo? Apa dia teman dekatku? Seakan dia adalah teman dekatku.
Dia masuk begitu saja dan duduk di depan kursiku.
"Siapa wanita tadi siang yang di sebut sekertarismu hingga membuatmu berlarian?" tanya Scarla, tapi tak ada jawaban dariku.
"Kita bisa makan malam hari ini kan?" kata Scarla dengan senyum lebarnya, mungkin dia berpikir bahwa itu tidak perlu di bahas sekarang. Aku hanya diam menatapnya.
"Gerard? Apa kau tak mendengarku?" katanya lagi. Dia melihat dadanya sendiri yang hanya memakai baju merahnya seperti kemben. "Ohh.. Kau melihat apa Ger" katanya dengan menegakkan badannya hingga payudaranya terlihat makin maju dan besar.
"Gerard? Jangan memandangiku seperti itu" katanya dengan raut wajah berbeda sekarang, sepertinya dia terlihat malu dengan tingkahnya sendiri. Aku tau sekarang, aku akan membuatmu merasa terlihat aneh di depanku.
"Apa kita bisa makan malam bersama?" katanya lagi dengan kikuk. Haha.. Kena kau Scarla.
"Aku bukan boneka yang bisa berbicara Gerard" kurasa dia mulai geram padaku.
"Dan menurutku makan malam bersamamu adalah hal yang tidak penting bagiku" kataku ketus padanya.
"Tak penting bagimu?" katanya, dia mendecih.. "Baiklah Ger, akan kubuat kau mencariku" katanya dengan marah, lalu berdiri dan berjalan keluar.
"Kau hanya mengganggu hidupku saja" gumamku. Aku kembali memikirkan Rose, dimana dia? Apakah Edgardo yang mengambilnya? Dia juga memiliki banyak orang suruhan. Ya..
Aku bergegas ke mansion, sesampai di mansion aku mencari Edgardo tetapi nihil, para pelayan pun tak memgetahui dimana dia, Apa dia orang yang membawa Roseku? Siapa lagi? Karena dia sempat mengancamku untuk berjuang mendapatkan Ros. Sial!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is Too Protective (TAHAP REVISI)
RomansaKonten dewasa!!! WARNING buat yang masih umur 21 kebawah!!! Bagaimana rasanya jika kalian memiliki dua kakak laki-laki tiri yang tinggal seatap tanpa kedua orangtua kalian? Gerard yang jatuh hati pada adik tiri perempuannya bernama Rose yang sempur...