"Kalian tidak perlu menjadi orang lain untuk bahagia. Kalian cukup menjadi diri sendiri, Tuhan pasti memberi jalan agar kita bisa bahagia. Percayalah Tuhan itu adil."
PERFECT RAIN
***
"Jun, jangan main hujan. Nanti lo sakit." Larang Maudy.
"Hey, lo lupa apa nggak pernah baca buku. Hujan itu rahmat tau." Timpal Juna.
"Kalau lo sakit gue nggak tanggung jawab." Sahut Maudy
Juna hanya menyunggingkan bibirnya kemudian berlari kecil kearah Maudy, lalu menarik tangan Maudy agar bermain hujan dengannya. Maudy langsung terkejut kemudian memeluk Juna dengan kuat. Maudy terlihat sangat ketakutan. Juna yang melihat reaksi Maudy langsung menepuk kecil kepalanya, ia baru ingat bahwa Maudy tidak suka dengan hujan.
"Hey, lo takut sama hujan?"
"Banget." Balas Maudy.
"Lo benci hujan?"
"Iya, gue benci banget sama hujan" Jawab Maudy
"Sekarang coba lo usir rasa takut dan benci itu. Coba lo rasain hujan itu asik dan indah."
Perlahan-lahan Maudy melepaskan pelukannya lalu membuka matanya. Ia merasakan tetesan hujan yang jatuh ke bumi. Rasanya sangat segar dan ia merasakan bebannya hilang terbawa air hujan yang mengalir. Maudy merentangkan kedua tangannya lalu tersenyum, ia terlihat menikmati hujan. Ia seperti tidak pernah merasakan hujan yang begitu indah.
Setelah itu Juna meraih satu tangan Maudy untuk menggandengnya kemudian mengajaknya bermain hujan dengan berlari dan melompat-lompat. Mereka berdua seperti anak kecil yang baru boleh bermain hujan oleh orang tua nya. Mereka menari bersama, tidak Ada rasa gengsi atau bagaimana.
Perlahan Juna melepaskan tangannya, lalu membiarkan Maudy bermain hujan sendiri sementara ia ingin melihat kebahagian Maudy.
"Jun, lo nggak ikut main hujan lagi?" Tanya Maudy.
"Nggak, gue lagi sibuk." Jawab Juna.
"Sibuk ngapain?" Tanya Maudy lagi.
"Sibuk ngeliatin lo." Seru Juna.
Seketika Maudy langsung diam lalu mendekati Juna. Ia berniat bertanya dengan Juna, apa yang Juna katakan tadi.
"Tadi lo bilang apa? Gue nggak dengar." Tanya Maudy.
"Gue nggak akan mengulangi untuk dua kali."
Juna mengukir senyum indah di bibirnya, Maudy yang melihat itu langsung berbalik badan lalu tersenyum. Maudy merasa tersipu malu karena ucapan Juna yang sebenarnya ia mendengar ucapan itu.
"Udahan yuk, gue masih Ada pr yang belum dikerjain." Ujar Maudy
***
"Lo lagi ngapain?" Tanya Juna
"Belajar." Jawab Maudy sambil memukulkan pensil ke kepalanya.
Juna langsung melihat tugas yang sedang dikerjakan Maudy.
"Fisika?"
"Iya, susah banget. Mana besok dikumpulin lagi, padahal besok kan nggak ada pelajaran."
"Guru fisika lo, Pak Gatot ya?"
"Iya."
"Pantes aja, Pak Gatot dari dulu terkenal kayak gitu. Kakak kelas yang dulu-dulu ngeluh nya masalah tugas fisika yang banyak dan harus dikumpulin tepat pada waktunya kalau nggak, nilai di rapot nol semua."
![](https://img.wattpad.com/cover/124808021-288-k362142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT RAIN (Selesai)
Teen FictionHighest Rank #279 In teen fiction (25-04-2018) Kehidupan seorang gadis biasa yang penuh dengan cobaan yang bertubi-tubi. Suatu hari Ada satu kejadian yang membuat ia membenci Hujan. Suatu saat ia bertemu dengan pria tampan nan rupawan Tetapi sikap...