31~LELAH

2.5K 151 20
                                    

"Kenapa hidup ku begini? Aku lelah menghadapinya."

Maudy Sheilla Putri

***

Bel pulang sekolah pun telah berbunyi, semua siswa-siswi SMA Garuda segera membereskan buku, berdoa lalu bersalaman kepada guru yang mengajar di jam terakhir.

Begitu juga dengan Juna, ia segera bersalaman dengan gurunya lalu lari menuju kelas Maudy. Tidak membutuhkan waktu yang lama, ia telah sampai di depan kelas Maudy.

"Dy, kita duluan ya?" Pamit Kiara

"Iya, guys."

Sebelum Feliza pergi dari depan kelas, ia terlihat mendekat ke telinga Maudy.

"Dy, jangan lupa kasih kabar ya? Kalau lo di tembak sama Juna." Bisisk Feliza

Setelah itu Feliza langsung pergi sambil melambaikan tangan kepada Maudy, tetapi Maudy hanya terdiam karena ucapan Feliza tadi.

"Apa iya, Juna bakal nembak gue?" Batin Maudy

Juna terlihat bingung melihat Maudy yang hanya terdiam dari tadi, padahal ia sudah menggoyangkan bahu Maudy. Juna pun berfikir sejenak agar Maudy tersadardari lamunannya.

"Maudy sayang." Ucap Juna sambilmelambaikan tangannya di hadapan Maudy.

Maudy sontak kaget karena ucapan Juna tadi, ia pun langsung gtersadar dari lamunannya.

"Alhamdulilah lo masih sadar."

"Emangnya gue kesurupan?"

"Kelihatannya sih iya."

"Ah lo mah suka gitu. Kalau gitu gue gak jadi deh nemenin lo ekskul, gue mau pulang aja."

"Yah gitu aja ngambek, nanti kalau cantiknya luntur bingung." Ucap Juna sambil mencubit kedua pipi Maudy, alhasil pipi Maudy pun memerah.

"Bodo amat, gue mau pulang." Balas Maudy sambil mencoba menggerakkakn kursi rodanya.

Juna pun tersenyum kecil, lalu tidak lama kemudian Juna menggendong Maudy.

"Eh lo apaan sih, malu tau."

"Kata lo tadi bodo amat, sekarang ganti gue yang bilang bodo amat." Sahut Juna

Maudy memukuli dada Juna supaya Juna menurunkannya. Tetapi seolah-olah Juna tidak merasakan sakit, ia tetap menggendong Maudy.

Lalu Juna membawa Maudy menuju lapangan basket. Sebelum ia menggendong Maudy, ia sudah mengirim pesan kepada adiknya yaitu Al untuk mengambil kursi roda Maudy dan dimaksukkan ke bagasi mobil yang dibawa Juna.

Juna membawa Maudy menuju tempat duduk penonoton di lapangan basket SMA Garuda. Sepanjang jalan menuju lapangan,banyak sekali pasang mata yang menatap mereka berdua.

Maudy merasa malu karena banyak yang melihatnya dan Juna. Banyak diantara mereka yang berseru agar Maudy dan Juna segera berpacaran.

Setelah sampai dan menurunkan Maudy di salah satu tempat duduk, Juna segera menuju lapangan untuk melakukan pemanasan dan memulai bermain. Maudy terlihat tersenyum sendiri ketika melihat Juna bermain bola basket.

Tak lama kemudian terdengar suara beberapa perempuan yang berteriak untuk memberi semangat kepada Juna.

"Semangat Juna!!!!"

Maudy pun langsung menoleh kearah samping kanan. Ia terlihat kesal ketika ada perempuan lain yang menyemangati Juna. Beberapa perempuan itu pun mengulas senyuman licik lalu menghampiri Maudy.

"Hai, waketos yang cantik." Sapa seorang gadis berambut panjang dengan sedikitber gelombang

Maudy tidak menanggapi sapaan gadis itu. Dia bersikap acuh tak acuh dan tetap melihat Juna bermain bola basket.

"Sombong amat sih. Oh iya, gue denger-denger lo mau jadian sama Ketos yang ganteng dan sempurna itu ya?"

"Jangan mimpi deh, lo itu nggak pantes kalo bersanding sama Juna. Secara sekarang lo itu lumpuh dan nggak bisa apa-apa." Tambah nya lagi.

Kemudian mereka bertiga pergi karena melihat Juna akan menuju kemari. Setelah mereka bertiga pergi, Maudy meneteskan air mata.

"Tuhan, mengapa harus aku?" Ucapnya lirih

Kemudian ia menunduk, lalu tetes demi tetes air matanya turun dan membasahi pipi. Tidak lama kemudian ada tangan yang membelai lembut rambutnya. Maudy pun mendongka keatas, ia mendapati Juna yang tersenyum kepadanya.

"Dy, dengerin gue. Tuhan kasih ujian karena dia sayang lo."

"Tapi Jun, gue capek kalau diejek dan selalu ngerepotin banyak orang.''

"Siapa yang udah ngejek lo?"

Maudy menggelengkan kepala.

"Lo nggak usah bohong, gue udah tau"

"Pokoknya tunggu aja besok. Siapin aja diri lo untuk besok." Tambah Juna

"Emang lo mau ngapain?" Tanya Maudy

"Tunggu aja besok Maudy, sayang."

"Sayang-sayang, emang gue siapa lo?"

"Calon ibu anak-anak gue." Jawab Juna dengan PD nya.

"Idih, PD amat. Emangnya gue mau?

"Siapa sih yang nggak mau sama cowok yang terkenal tampan seantero SMA Garuda?"

"Idih, ganteng dari mana coba?"

"Jujur aja deh, gue ganteng kan?"

"Idih, masih ganteng Jefri Nichol."

"Kan muka gue sama si Jepri mirip."

"Jepri-jepri nama anak orang lo ganti seenaknya aja, JEFRI kali!!!!"

"Iya iya, gue salah. Maafin kembarannya Jefri Nichol ya?"

"Kembar? Mirip nya dari mana coba?"

"Dari mana aja deh."

"Idih, mimpi aja deh lo."

"Iya deh iya, gue ngalah. Sekarang kita pulang ya, cantik?"

"Iya ganteng."

"Tuh kan lo ngakuin kalo gue ganteng."

Maudy langsung menutup mulutnya lalu pipinya memerah, itu tandanya Maudy merasa malu. Juna pun tersenyum melihat Maudy.

Setelah Juna beristirahat sebentar, Juna segera menggendong Maudy untukmebawanya menuju mobillalu mengantarnya pulang.

***

Halo guys, author balik lagi

Maaf baru update, gara-gara tugas sekolah aku nggak sempat nulis.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan votmentnya

See you next chapter

PERFECT RAIN (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang