24~PERGI

3.1K 165 21
                                        

"Please, jangan tinggalin aku."

Arjuna Nicholas Halfian

***

Maudy langsung berlari meninggalkan pemandangan yang membuat hatinya hancur berkeping-keping. Ia berlari tanpa tahu arah jalan. Disisi lain Juna melihat seorang gadis berambut panjang berlari kearah Timur.

"Jun, kenapa lo ngelakuin Semua ini?" Teriak Maudy diantara hujan yang turun.

"Gue bingung sama lo Jun. Tadi lo bilang gitu ke gue. Tapi kenapa Sekarang lo pelukan sama cewek lain?"

"Gue benci lo, I hate rain." Teriak Maudy

Karena hujan turun sangat deras dan ia pun sedang menangis, penglihatan nya pun jadi kabur. Ia tidak bisa jelas melihat kondisi jalan. Ia bisa melihat jelas saat ada lampu tepat didepannya. Ternyata itu adalah lampu dari mobil yang melintas.

"Aaaaaa...."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Brugg....

***

Juna dan Agris sama-sama mendengar suara teriakan seorang gadis. Juna merasa mengenali suara tersebut lalu langsung pergi mencari sumber suara tersebut. Juna sangat kaget melihat ada mobil yang berhenti di tengah jalan dan didepan mobil itu ada gadis yang terbaring lemah. Juna bergegas menuju kepada gadis itu dan banyak darah yang mengalir dari kepala nya. Ternyata gadis itu tidak lain adalah Maudy. Juna langsung duduk Dan menaruh kepala Maudy di pangkuannya.

"Dy,  Bangun."

Maudy terlihat membuka sedikit matanya, lalu ia tersenyum melihat Juna. Juna nampak senang melihat Maudy membuka matanya.

"Dy, Jangan tutup mata ya? "

"Gu-e sa-yang lo" Ucap Maudy terbata

"Gue juga, Dy. Lo harus kuat ya." Balas Juna sambil mencium puncak kepala Maudy.

Maudy terlihat bahagia kemudian perlahan ia menutup matanya.

"MAUDYYYYY!!!!" teriak Juna

Tanpa Juna sadari, Agris juga mengikutinya dari belakang. Sayangnya Agris tidak melihat dan mendengar pembicaraan Juna dan Maudy, karena ia langsung lari kepada Mobil Itu. Agris pun langsung meminta sopir mobil tersebut untuk mengantar mereka ke rumah sakit. Syukurlah sopir mobil itu mau bertanggung jawab karena telah menabrak seorang gadis.

***

Setelah sampai di rumah sakit, Maudy langsung dibawa ke ruang UGD. Juna duduk jongkok di dinding luar UGD, ia nampak menetes kan air matanya. Agris terkejut karena melihat seorang Juna yang pertama kali menangis karena wanita. Ia langsung menghampiri Juna, sambil menghubungi orang tua Maudy dan teman-teman nya.

Setelah beberapa menit, tiba-tiba ada suster yang keluar dari ruang UGD. Juna langsung berdiri mendengar kabar dari suster tersebut. Ternyata suster memberikan kabar bahwa Maudy kritis. Seketika Juna langsung lemas, dan kembali duduk jongkok dibawah.

Agris tetap memberikan semangat kepada Juna bahwa Maudy pasti selamat. Tiba-tiba Al datang sangat marah, karena ia berpikir Juna lah yang membuat Maudy jadi seperti ini dan yang membuat ia semakin percaya bahwa Juna penyebabnya karena banyak bercak darah di baju Juna. Ia langsung menarik tangan Juna lalu membuat Juna berdiri dan memegang kerah baju Juna. Hampir saja Al memukul Juna, untungnya di tahan oleh Roy.

"Hey, ingat ini rumah sakit." Tegur Roy.

"Maudy jadi gini pasti gara-gara Juna" Balas Al dengan amarah yang sangat menggebu.

"Kan bisa tanya dulu, kenapa harus marah-marah?" Tegas Roy

"Udah, kita selesaikan dengan kepala dingin. Jun coba Lo cerita apa yang terjadi." Ujar Billy berusaha menenangkan suasana.

"Juna nggak salah, kita berdua lagi ngobrol di dekat mini market. Gue liat Ada cewek yang lari kearah Timur, mungkin cewek itu bener Maudy. Kita juga nggak tahu, tiba-tiba Ada Suara cewek teriak." Tambah Agris.

Al yang mendengar cerita sebenarnya langsung merasa bersalah karena telah menuduh Juna.

Tanpa mereka sadari orang tua Maudy sudah sampai dan duduk di kursi tunggu sebelah mereka. Dan mendengarkan pembicaraan mereka.

"Juna minta maaf Tante, karena nggak bisa jagain Maudy." Ucap Juna sambil duduk bersimpuh dihadapan mama Maudy

"Ini bukan salah kamu Jun, mungkin ini sudah takdir dari Allah. Sekarang kita hanya bisa berdoa kepada Allah agar Maudy bisa selamat." Balas mama Maudy terisak sambil membelai rambut Juna

Kemudian semua terdiam dan terlihat berdoa kepada Tuhan agar Maudy bisa keluar dari masa kritis nya. Tak lama kemudian pintu ruang UGD terbuka, Maudy terbaring lemah dengan banyak kabel disekitar tubuh nya.

"Maudy sayang bangun." Ucap mamanya.

Maudy terlihat sedikit membuka matanya lalu meneteskan air matanya Dan tersenyum tipis. Tapi tidak lama kemudian ia menutup mata nya. Setelah itu nafas Maudy nampak tidak normal, karena itu dokter dan beberapa perawat langsung membawa Maudy menuju ruangan yang sangat keluarga pasien takuti. Yaitu ICU.

"Sus, bagaimana keadaan anak saya?"

"Saya juga bingung, tadi pasien sudah keluar dari masa kritis nya. Tapi dilihat dari Keadaan pasien tadi.Kemungkinan besar sekarang ia mengalami masa kritis lagi. Dan pastinya pasien akan dibawa ke ruang ICU. Permisi," Jawab suster itu lalu berlari menuju ruang ICU.

Kemudian semua segera menuju ruang ICU dan melihat apa yang terjadi dengan Maudy. Kebetulan ruang ICU ada dinding kaca yang tembus pandang.

Terlihat Maudy yang terbaring lemah dan monitor detak jantung atau EKG yang bergerak lambat. Dokter pun langsung mengambil alat pengejut jantung. Tiba-tiba suster yang tadi keluar dan memberikan kabar bahwa Maudy kembali kritis dan kemungkinan kecil Maudy bisa selamat.

Semua yang menunggu Maudy langsung sedih dan duduk di kursi tunggu. Semua putus asa bahwa Maudy bisa keluar dari masa kritis nya kecuali Juna yang tetap berdiri di depan kaca sambil berkata lirih,

Maudy , please jangan tinggalin gue

***

Halo guys, author balik lagi.

Mak, aku baper pengen nangis. Authornya jahat, kenapa juga harus gini sih. Hiks.... Hiks... Hiks. *Maapkeun author ya?

Nih chapter berhasil buat kalian baper nggak? Komen sebanyak-banyaknya

Vote dan komen selalu author tunggu. Semakin banyak smakin sering pula author update.

Sampai ketemu di next chapter ✋

PERFECT RAIN (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang