"Berakhir sudah perjuangan ku selama ini."
Maudy & Juna
***
Saat tiba dirumah, Juna langsung masuk tanpa mengucapkan salam. Saat akan menuju kamarnya Di lantai atas, ia berpapasan dengan adiknya.
"Bang Kok lo baru pulang sih?." Tanya Al
Tidak Banyak bicara Juna langsung menutup masuk kamarnya Dan menutup pintunya dengan sangat kencang. Ia pun langsung menuju kamar Mandi. Ia tidak ingin mendengar teriakan dari Bundanya. Saat ia Mandi, perkataan Maudy terus Terngiang-ngiang Di telinga nya.
Setelah Mandi, ia langsung menyiapkan ijazah Dan piagam-piagamnya lalu pergi untuk mengurus kuliahnya. Saat keluar dari kamar ia mendapati Bunda Dan adiknya. Ia tidak menghiraukan Bundanya. Ia langsung turun ke lantai bawah. Saat akan keluar dari rumah, Juna dihentikan oleh ayahnya. Ia berusaha untuk keluar, tapi ayahnya mendorong Juna hingga terjatuh ke lantai.
"Mau Kemana kamu?"
"Juna mau ngurus kuliah Juna luar negeri." Jawab Juna
"Bukannya kamu Pengen jadi Tentara?"
Juna terdiam, lalu setetes air matanya kembali jatuh. Ayah nya pun terkejut melihat putra nya yang sangat dingin Itu menangis.
"Pasti gara-gara perempuan, ya kan?" Tebak Ayahnya
Juna mengangguk.
"Maudy Kenapa bang?" Tanya Al
Ayahnya pun membopong Juna yang lemas untuk duduk Di sofa. Juna pun Menceritakan hal tadi.
"Maudy nggak mungkin seperti itu nak." Ucap Bundanya. Ayah Dan Al pun mengangguk
"Tapi Bun, Maudy bilang sendiri dihadapan Juna."
"Ini pasti karena Maudy Ada masalah. Dan bingung harus milih kamu atau yang lain bang." Ucap Ayahnya
"Gini aja deh bang, Kalau lo tetep Pengen kuliah Di luar negeri nggak papa. Asal lo kesana serius buat belajar bukan karena cuma pengen nenangin diri doang." Ucap Al
Ayah Dan Bundanya menganggukan kepala. Juna pun mengangguk, lalu mengajak orang tua nya untuk mengurus kuliahnya Di luar negeri.
***
"Terimakasih ya Dit udah nganterin aku."
"Kamu udah nggak papa?"
"Nggak papa Kok."
Dito pun mengangguk lalu pulang menggunakan motor sport nya. Maudy pun segera masuk ke dalam rumah.
"Asalamualaikum, Ma."
"Waalaikumsalam. Maudy kamu Kok basah-basahan gini sih? Terus Kenapa hidung mu keluar darahnya?"
"Nggak papa Kok ma. Maudy masuk dulu ya?"
"Bentar sayang, gimana keputusan kamu?" Tanya mamanya
"Maudy memilih untuk mengikuti Permintaan papa, Ma." Jawab Maudy sambil memaksakan dirinya untuk tersenyum
"Kamu Beneran nggak papa kan?"
"Maudy baik-baik aja Kok ma. Maudy mau istirahat dulu ya?" Ucap Maudy
Mamanya pun mengangguk lalu Maudy menuju kamarnya. Sampai dalam kamar ia langsung masuk kamar Mandi. Setelah Mandi Dan berganti baju Maudy langsung duduk Di kasurnya perlahan. Ia mengambil foto keluarga nya saat ia kecil. Ia mengelus-ngelus foto Itu.
"Maudy udah menuruti kemauan papa. Papa yang tenang disana ya?" Ucap Maudy lalu memeluk foto tersebut.
Setelah itu Maudy menaruh foto tadi lalu membuka ponselnya. Ia melihat fotonya bersama Juna saat berlibur Di Puncak.
"Maafin aku Jun, apa yang aku bilang tadi nggak bener. Cuma kamu yang Ada di hatiku. Aku terpaksa bilang Itu. Aku harap kamu bisa menemukan wanita yang jauh lebih baik dari aku." Ucap Maudy Dan air matanya berjatuhan.
Ia mendapatkan sebuah notifikasi pesan Dari Juna. Maudy pun segera membuka pesan Itu. Isi pesan tersebut hanyalah,
"Terimakasih atas semuanya."
Dalam pesan tersebut tersirat sebuah kesedihan Dan kebencian Juna kepada Maudy. Maudy langsung berbaring sambil memeluk guling nya. Ia tidak bisa membalas pesan dari Juna, ia hanya bisa menangis Dan terus menangis.
***
Lima hari kemudian, Juna berhasil di terima Di Universitas yang baik Di Jerman. Hari itu juga, Juna pergi ke Jerman. Juna memutuskan untuk pergi sendiri menggunakan Taksi.
Maudy mendapat Kabar dari Al bahwa Juna akan pergi ke luar negeri hari ini. Al tidak hanya sekedar memberi kabar, ia juga menanyai apa yang sebenarnya terjadi kepada Maudy. Maudy pun Menceritakan kepada Al.
Setelah Al mengetahui yang sebenarnya ia berlari mendekati Taksi Juna, tapi semua terlambat. Al pun memberi tau Maudy agar Maudy menyusul Juna. Maudy pun langsung menelpon Dito dan mengajak Dito ke Bandara untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Saat dalam perjalanan menuju bandara, Maudy berusaha menghubungi Juna tetapi nomor Handphone Juna tidak Aktif. Ia pun menghubungi Al untuk bertanya,tapi Al sendiri tidak tau akan hal Itu. Saat sampai bandara, Maudy telah terlambat.
Pesawat yang Juna tumpangi sudah berangkat. Maudy pun langsung lemas Tak berdaya. Ia pun menyesal karena telah berbohong kepada Juna. Dan sekarang semua telah terlambat, Juna pun sekarang pasti Sudah membenci Maudy. Padahal Maudy pun belum Menceritakan hal apa yang membuatnya membenci hujan. Dan Maudy pun juga belum membuat Juna untuk berubah sepenuhnya.
***
Halo guys, author balik lagi
Votment nya Jangan lupa ya?
See you in Epilog :)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT RAIN (Selesai)
Ficção AdolescenteHighest Rank #279 In teen fiction (25-04-2018) Kehidupan seorang gadis biasa yang penuh dengan cobaan yang bertubi-tubi. Suatu hari Ada satu kejadian yang membuat ia membenci Hujan. Suatu saat ia bertemu dengan pria tampan nan rupawan Tetapi sikap...