"Aku berharap semua akan baik-baik saja"
Arjuna Nicholas Halfian
***
"Thanks ya, udah nganterin gue"
"Sama-sama calon ku." Balas Juna
"Idih, sudi apa gue mau jadi calon lo."
Juna hanya tersenyum lalu masuk ke dalam mobil sambil melambaikan tangan kepada Maudy.
"Udah yuk Bi, kita masuk."
"Baik non." Balas Bi Inah pembantu baru di rumah Maudy
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00, artinya ini saatnya Maudy beristirahat sambil membaca novel yang ia Pre-order beberapa minggu yang lalu.
***
Pagi ini Maudy nampak sudah siap berangkat ke sekolah, ia sedang menunggu Juna datang untuk menjemputnya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, ada sebuah pesan dari Juna. Juna mengabari bahwa ia tidak bisa menjemput Maudy.
Maudy pun sempat kecewa tapi ia memilih untuk berfikir positif saja. Untungnya papa Maudy belum berangkat bekerja, jadi Maudy diantar oleh papanya.
Bel istirahat kedua telah berbunyi, Maudy menetap di kelas bersama Feliza. Sementara yang lainnya berhamburan keluar kelas. Saat Maudy asik membaca novel, tiba-tiba Feliza berteriak sangat keras didekat telinga nya.
"Ada apaan sih Fel?"
"Gue dapet kabar dari Al, kalo kak Juna jatuh di lantai bawah."
"Astagfirullah, ayo sekarang kita kesana Fel."
"Tapi gimana caranya lo turun?"
Maudy diam sejenak, dia melihat ke segala arah. Di depan pintu kelas,Al tampak kelelahan.
"Dy, abang gua jatuh."
"Ya udah, ayo bantu gue kesana."
Al langsung menggendong Maudy lalu membawanya ke lantai dasar, sementara Feliza membawa kursi roda Maudy. Al membawa Maudy ke lapangan basket SMA Garuda. Setelah sampai di lapangan basket, Al menurunkan Maudy di kursi rodanya.
"Juna mana Al?"
Al hanya tersenyum lalu menggandeng Feliza dan beranjak pergi dari tempat itu.
"Fel, Al. Kalian mau kemana? Kok gue kalian tinggalin sendiri?"
Karena kelelahan terus berteriak, Maudy pun menyerah. Ia pun menundukkan kepalanya, ia sedih sekaligus bingung karena memikirkan bagaimana keadaan Juna sekarang. Ia mulai meneteskan air matanya lagi, tapi sebelum air mata itu jatuh.
Air mata itu sudah dihapus oleh tangan seseorang. Maudy pun mendongak ke atas,ia mendapati pria yang sejak tadi ia pikirkan.
"Juna, lo nggak papa kan?"
Juna menggeleng sambil tersenyum.
"Tadi katanya Al, lo jat..."
Ucapan Maudy terpotong ketika telunjuk Juna mendarat di bibirnya, akhirnya ia terdiam. Juna duduk bersimpuh didepan Maudy.
"Akhir-akhir ini telah banyak waktu yang telah kita lewati bersama. Dari awal pertemuan yang tak disengaja sampai perasaan yang datang tak terduga. Maudy Sheilla Putri, perlu kamu ketahui kalau diriku ini hanya lelaki biasa yang jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, maukah kamu menjadi pelengkap dalam hidupku?"
Maudy kembali meneteskan air matanya, tapi air mata ini merupakan air mata kebahagiaan. Tidak lama kemudian Maudy mengangguk dan Juna pun tersenyum lebar lalumemeluk Maudy. Seruan dan tepuk tangan diberikan kepada aksi Juna.
Hampir seluruh murid SMA Garuda menjadi saksi dalam aksi Juna. Seluruh kaum hawa pun berteriak sekencang-kencangnya karena melihat sebuah senyuman indah Juna yang tak pernah banyak orang tau. Kemudian sahabat karib Juna dan Maudy menyusul mereka berdua.
"Cie yang akhirnya nggak jomblo lagi" Ucap Roy
"Setelah sekian lama digantungin, akhirnya ditembak juga." Tambah Kayla
"Nah, abis ini giliran Kak Billy yang nembak Kiara." Ucap Feliza
"Apaan sih Fel,kenapa gue di ikut-ikutin. Gue sama Kak Billy Cuma temenan biasa."
"Hmm, iya deh iya. Nanti kalo sampai jadian atau nikah gue harus dikasih undangan VVIP." Balas Feliza
Sementara yang lain sedang berbincang-bincang, Al hanya terdiam ia terlihat sedang memikirkan sesuatu,
Sekarang Maudy udah milik abang gue sendiri. Gue harus bisa move on dong. Gue akan belajar mencintai Feliza. Batin Al.
"Udah deh Fel jangan mikirin kapan jadian nya orang lain, mendingan mikirin kapan kita jadian." Ucap Al dengan PD nya
"Sudi apa gue mau sama cowok kayak lo. Kerjaan nya godain cewek mulu, baperin segala lagi. Kalo gue jadi pacar lo, bisa-bisa tiap hari sakit hati mulu."
"Cie, cemburu nih ye." Sahut Al
"Bodo amat, gue mau balik ke kelas dulu aja."
"Fel gue ikut." Ucap Keana
"Gue juga." Tambah Kiara
"Eh, nanti yang nganterin Maudy ke kelas siapa?" Tanya Feliza
"Gue." Jawab Juna
"Oh iya, sekarang Maudy udah punya ayang beb."
Kemudian sahabat dekat Maudy Juna bubar satu persatu tinggal Maudy dan Juna ditengah lapangan basket yang begitu luas dan dibawah sinar matahari. Juna tersenyum kepada Maudy, Maudy pun juga melakukan hal yang sama.
"Mulai sekarang kamu kan udah jadi pacarku semoga aja bisa jadi Istri ku, jadi kalo ada apa-apa cerita ya?"
Maudy menganggukkan kepalanya lalu mengukir senyuman yang sangat manis. Kemudian Juna mendorong kursi roda Maudy untuk mengantarnya ke kelas nya.
***
Halo guys, author balik lagi
Akhirnya setelah lama digantung, jadian juga. Doain langgeng ya?
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan votmentnya
See you next chapter
Salam manis dari,
Author yang mau Ulangan Kenaikan kelas (doain lancar ya?)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT RAIN (Selesai)
Novela JuvenilHighest Rank #279 In teen fiction (25-04-2018) Kehidupan seorang gadis biasa yang penuh dengan cobaan yang bertubi-tubi. Suatu hari Ada satu kejadian yang membuat ia membenci Hujan. Suatu saat ia bertemu dengan pria tampan nan rupawan Tetapi sikap...