九 : Kyuu

104 5 0
                                    


♫☼☼☼☼☼♫

"Guys, mohon perhatiannya sebentar," pinta sebuah suara yang kerap kali membuat gue naik darah.

Ya, siapa lagi kalau bukan Ryu.

"Karena sebentar lagi sekolah kita bakalan mengadakan PORSENI, gue sebagai ketua kelas, mengharapkan partisipasi dari kalian. Jangan ada yang berhalangan hadir dengan alasan capek, apalagi alasan sekedar refreshing sehabis ujian. Gue ingin kita semua hadir, tanpa terkecuali," titah Ryu yang berhasil menuai protes dari banyak orang, tak terkecuali gue.

"Nggak boleh gitu dong, Ryu. Hadir atau enggaknya kami 'kan jadi hak kami sendiri. Lo, jangan maksain kehendak lo seenak udel lo itu!" sahut gue yang diangguki teman-teman sekelas.

Ryu menatap tajam pada gue. "Gue enggak pernah maksa lo-lo pada. Gue hanya me.min.ta kesadaran dari diri lo masing-masing. Seenggaknya, jangan sampai membuat Bu Reni, yang notabenenya adalah wali kelas kita kecewa dengan anak walinya yang rada pengecut dan bermental kerupuk," sindir Ryu membuat gue naik pitam.

"Lo... Kalau ngomong itu disaring dulu. Jangan asal keluar aja. Entar malah nularin virus sakit hati ke orang banyak. Enggak semua orang bisa mentolerir mulut pedas lo itu!" ujar gue seraya menggebrak meja sehingga meja tersebut bergerak dan menimbulkan suara berdecit panjang.

"Mulut pedas?" Ryu berdecih, "lo nggak pernah ngaca dan ngeliat diri lo sendiri!" timpal Ryu pada gue.

Gue mengepalkan kedua tangan di kedua sisi tubuh gue. Berusaha menahan diri dari keinginan untuk mencekik dan membunuh Ryu sekarang juga. Lagipula, apa gunanya gue ngeladenin 'si cowok songong' Ryu. Bikin capek hati, capek jiwa!

Gue putuskan untuk berhenti berdebat dengan Ryu hari ini. Gue benar-benar capek. Hasilnya, gue berbalik meninggalkan Ryu, yang gue lihat berhasil memasang muka cengo; heran melihat gue menyerah secepat itu.

"Baiklah, abaikan yang tadi. Jadi, gue be..."

Sayup-sayup gue mendengarkan suara Ryu yang masih melanjutkan omongannya yang sempat tertunda tadi.

'EGPL. Lagipula, Ryu juga tidak memerlukan kehadiran gue.'

Emang, sejak kapan Ryu butuh lo, Fey. Sadar diri napa!

Eh, apa yang baru saja gue pikirin.

♫☼☼☼☼☼♫

Fey updatenya telat, ya. Kuota Fey habis. Sekarang, udah beli yang baru. Sowrryyy ya...^^

Mianhae🙇🙇🙇

Happy reading😊😊😊

Sincerely,

Fey

[11.01.2017]

Her Theory : Best Enemy [Saikō no Teki
] ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang