Her Theory : Best Enemy [Saikō no Teki ] ✔✔✔

二 十 一 : Ni Juu Ichi

♫☼☼☼☼☼♫

"Jadi, gimana kencannya semalam?" kata gue setelah mengangsurkan seporsi Vegetarian Sandwich yang tadi gue buat kepada Ryu.

Masih dengan tangan yang sibuk memotong sandwich, Ryu berujar, "Lumayan."

Gue menghentikan kegiatan gue sebentar, lalu kembali menatap Ryu dengan raut jahil. "Ciee... Ada yang mulai tumbuh, nih."

Kak Rein tertawa, tapi tidak dihiraukan Ryu.

"Bukan kencannya, tapi masakan lo."

"Hah?"

Ryu menaruh pisau dan garpunya pada piring. "Masakan lo udah lumayan enak buat gue. Besok-besok, buatin gue yang kayak gini lagi," sahutnya sebelum meninggalkan gue dan kak Rein di meja makan.

Gue terdiam. Lalu sedetik kemudian memandangi masakan gue yang baru saja dipuji Ryu.

Seriusan? Itu tadi beneran Ryu?

Gue menatap kak Rein yang hanya mengendikkan bahunya, tak ambil pusing.

♫☼☼☼☼☼♫

"Gue pamit ya, kak. Jaga diri lo. Kapan-kapan gue kunjungin, deh." Gue berkata dengan tangan yang masih mendorong kursi roda kak Rein.

Kak Rein berbalik menghadap gue dengan tatapan sangsi. "Alah..., nggak usah pencitraan lo yah. Gue tau kali, kalau lo ogah-ogahan nginjakin kaki lagi disini," tuduhnya membuat gue meringis.

"Duh..., nggak usah diperjelas kali, kak." Gue terkekeh.

"Nih, anak," gerutunya sambil memukul tangan gue pelan. "Udah-udah, berhenti disini aja. Gue masih bisa masuk sendiri. Lo, pulang aja tuh bareng Ryu. Kesian, dia nungguin lo ampe jamuran diluar," usir kak Rein.

Gue tertawa dan beranjak mengecup kedua pipinya. "Gue balik, kak."

♫☼☼☼☼☼♫

"Ryu~" panggil gue yang hanya dibalas dengan gumaman.

"Lo~ sama Gege gimana?"

"..."

"Kalau kalian udah jadian, jangan berubah, ya," pinta gue dengan suara lirih yang gue taksir nggak bakalan didengar Ryu. "Gue masih belum siap soalnya."

♫☼☼☼☼☼♫

[12.02.2018]