Her Theory : Best Enemy [Saikō no Teki ] ✔✔✔

二 十 三 : Ni Juu San

• • • • •

Akhir-akhir ini, gue berusaha menjaga jarak dari Ryu dan mencoba menelaah perasaan gue sendiri. Ryu bukannya nggak sadar dengan kelakuan aneh gue, buktinya chat-chat beruntun dari Ryu yang berisi pertanyaan tentang sikap gue yang selalu muncul di notifikasi whatsapp, line, maupun nomor pribadi gue.

Ryuzaki.Aditya : P

Panjang umur! Baru juga diomongin.

Ryuzaki.Aditya : P

Ryuzaki.Aditya : bol, gue buat salah ya sama lo?

Ryuzaki.Aditya : atau lo lagi ada masalah?

Ryuzaki.Aditya : Fey?

Ryuzaki.Aditya : Cebollll, gue kangen nih😆

Ryuzaki.Aditya : yah, cuma di read😥😥

Berusaha mengabaikan chat yang lagi-lagi memenuhi notifikasi, gue beranjak dari bangku kantin. Kepala gue menunduk membaca deretan chat teratas. Oh, dari Gege yang menanyakan keberadaan gue. Setelah membalasnya, gue berhenti dan mendongak ketika sadar kalau sepasang sepatu hitam milik seseorang sedang menghalangi jalan gue.

"Lo kenapa sih, Fey?" tanyanya dengan raut wajah frustasi.

Gue melongo. "Hah?"

Orang itu--Ryu--berdecak. "Hah-hoh, hah-hoh. Maksud lo apa ngindarin gue beberapa hari ini?"

"Gue nggak ngindarin lo," sangkal gue.

"Enggak ngehindar maksud lo? Terus, ngabaiin chat dan telpon gue bukan termasuk dalam kategori ngehindar menurut lo?"

Gue menunduk. Menolak menatap kedua netra hitam kelam milik Ryu. "Gu-gue nggak bermaksud, Ryu. Gu-gue hanya---"

"Hanya?"

"Kuota gue habis!" teriak gue beralasan.

"Kalau cari alasan yang bagusan dikit napa, bol. Lo ngeread chat gue. Gue juga yang nelpon nomor lo langsung. Jadi, itu nggak mungkin karena kuota lo lagi habis, kan?" Ryu berkata sambil menepuk pelan puncak kepala gue membuat gue--lagi-lagi-- melongo dengan tindakannya. "Gue, kangen tau sama ocehan lo, Fey."

Dan ucapan terakhir Ryu, membuat jantung gue sukses berhenti berdetak.

• • • • •

Ada yang nungguin? Fey sibuk ujian akhir-akhir ini. Maaf ya...

Sincerely,

Fey,

[Yang lagi pusing mikirin ujian]