Yes, I can

15.1K 363 2
                                    

Jantungku berdentum semakin tak menentu. Antara takut dan bingung bercampur tak karuan. Aku memejamkan mata sejenak saat bibirnya ada didekat telingaku hembusan nafasnya ya ampun...

"Prasyarat yang kedua... jika kau ingin cepat terkenal aku bisa membantumu menjadi model tanpa melewati rintangan apapun"

"Apa maksudmu?" aku mulai tertarik dan tak sabaran tentang penawaran itu.

"Tidurlah denganku jadilah kekasihku dan aku akan membantumu menjadi top model yang dikagumi banyak orang, gampang sekali bukan?"

Jadi itu penawarannya... dia memintaku untuk tidur bersamanya! Apa dia sudah gila menginginkanku tidur bersama. Kita bukan suami istri dan yang jelas itu perbuatan bejat dan menjijikkan.

"Dasar tak tahu diri!" makiku tak terima.

"Aku hanya menawarkan kompensasi yang jauh lebih mudah untukmu, mungkin kau tertarik yang kedua"

"Tentu saja tidak, daripada tidur denganmu lebih baik aku mati dasar pedhofil!"

Hanya wanita tak tahu diri yang sudi tidur bersamanya dasar om-om. Aku tidak mau menodai harga diriku.

"Jadi mana yang kau pilih?"

Saat itu juga aku merasakan kecupan pelan dibibirku membuat pertahananku runtuh. Aku memundurkan tubuh menghindari sentuhannya

"A-apa yang kau lakukan?!"

"Cepat jawablah apa yang kau pilih Rianna?"

Dia tak menanggapi pertanyaanku malah menuntut jawabanku. Dia pria arogan yang semena-mena meminta apapun seenaknya sendiri.

"Jika aku tak memilih keduanya?"

"Punishment"

Ucapnya singkat yang membuat bulu kudukku merinding seketika. Tapi mau gimana lagi kalau aku tak menurut maka kejadian saat dikamar waktu itu terjadi lagi bisa-bisa lebih parah contohnya seperti menyiksaku. Meski sebetulnya aku tidak tahu punishment-nya seperti apa.

"Rianna"

Aku tersentak saat tangannya mengelus pipiku lalu mengarah ke leherku. Aku merasa biarpun wajahnya tenang ada kilatan amarah dimatanya yang menakutkan.

Kupejamkan mataku sembari berteriak untuk memantabkan keinginanku.

"Aku memilih prasyarat pertama dan akan kubuktikan aku pasti berhasil menjadi model tanpa bantuan siapapun! Jika aku berhasil kau harus menepati janjimu untuk membebaskanku!"

Ya ampun aku pasti sudah gila tingkat dewa menuruti salah satu perintahnya. Mana bisa aku menjadi model terkenal. Dipotret didepan lensa kamera saja udah nggak pede dan mati gaya.

Waktu SMA saja aku dijuluki cewek jadul karena tiap diajak photo aku selalu tak mau. Ya mau gimana lagi aku malu dan tidak pede ekspresi yang jelek mungkin diabadikan di kamera seseorang.

Aku tak mau mempermalukan mereka terutama pada diriku sendiri.

"Baiklah kalau itu maumu"

El Gerraldo kembali menciumku pada saat pikiranku tak berada pada tempatnya. Ya ampun kenapa pria ini hobi sekali mencium seseorang tanpa izin.

Bukan... Bukan itu maksudku aku tak mau menerima ciumannya.

Aku mendorong tubuhnya yang ternyata tanganku malah dicekal olehnya dan menahannya hanya dengan satu tangan.

Tangannya yang lain menahan tengkukku untuk merapatkan tubuhku didadanya. Kenapa dia kuat sekali.

Saking lamanya kami berciuman aku sampai hampir tak bisa bernafas. Aku terjatuh lemas karena kakiku kram dan otakku melayang entah kemana.

Slave of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang