Hold you

4.3K 180 2
                                    

Kulihat raut wajahnya yang pucat campur kaget. Ohh itu reaksi lelaki pada umumnya ketika wanita yang tak diharapkan ternyata hamil anakmu. Apakah aku berhasil menjatuhkan bom diatasnya?

"Kamu hamil?" Dia malah ganti bertanya, dikira aku bercanda kali ya. Aku diam kudengar suara kakinya sudah berada dibelakang, membalik badanku menghadap wajahnya.

"Say something!"

"Iya itu kenyataannya El... Apa kamu lupa siapa teman tidurmu setiap malam?"
"Bukan itu! Kenapa bisa?"
"Hei.. Kau yang membuatnya, kenapa jadi menyalahkanku!" Kulihat dia memejamkan mata. Tanda berusaha mengontrol emosinya.
"Maksudku kenapa kamu tidak hati-hati, Ya Tuhan..kamu seorang model Anna!"

"Kamu takut semua orang tahu berita ini, tidak hanya aku yang kena kamu juga bakal kena dampaknya!!"

"Anna.. Listen to me"
"No, go away from me!"

Dia membingkai wajahku memaksa untuk menatap pupil hijaunya yang memandangku tajam.

"Look at me, baby!"
"No!!!"

Hampir aku terlonjak mendengar panggilannya padaku. Sejak kapan dia memanggilku sayang? Ngigaukah dia... Atau karena perasaanku yang kacau dan campur aduk membuat pendengaranku jadi bermasalah.

Henry yang dari tadi di dapur keluar menghampiri kita. Tanpa memastikan pun aku tahu ekspresi apa yang diperlihatkan ketika tahu gadis yang dijaganya selama ini ada kisah tersendiri dengan bosnya.

"Tuan El? Apa yang anda lakukan disini?"
Tanyanya tak percaya, sembari memegang mug ditangannya. Tubuhku membeku, takut berucap serta bertindak maka akan berakibat keduanya.
"Hei, ada apa dengan kalian berdua?"

Aku melirik pria disisiku yang dari tadi menatapku diam.
"Apa kamu ingin tahu, lelaki disampingku adalah lelaki yang meniduriku setiap malam" kuperhatikan reaksi Henry.
"A-apa maksudmu?"
"Dialah ayah dari bayiku" lanjutku yang akhirnya mendapat respon jauh dari dugaanku. Wajah Henry pucat pasi, bahkan mug ditangannya lolos jatuh pecah.

"Ja-jadi... Selama ini kamu berhubungan dengan tuan El?! Benarkah itu tuan El??"
"Iya itu benar" jawabnya santai tanpa dosa. Aku yakin Henry akan kecewa dan marah besar.
"Henry, maafkan aku menyembunyikannya darimu. Aku tahu kamu pasti marah padaku" kuteliti wajahnya yang dari tadi terdiam tak menunjukkan reaksi atau sekedar bersuara sedikitpun.

Sebal tak ada respon dari keduanya aku yang memulai duluan.
"Aku akan ikut acara fashion week nanti, akan kutunjukkan pada semuanya kalau aku yang terbaik!"
"Apa kamu gila, demi Tuhan Rianna kamu sedang hamil!"

"Kamu ingin aku semakin terkenal kan, aku akan membuktikannya jika aku seorang model profesional yang terkenal"
"Anna jangan memaksakan dirimu!"
"Apa pedulimu El! Aku melakukannya karena keinginanku sendiri, jadi jangan ikut campur" aku melangkahkan kaki dan El menarik bahuku untuk menghadap tapi kutangkis.

"Tentu saja aku peduli! Kamu kekasihku dan mengandung anakku" mataku membulat lebar. Benarkah selama ini dia menganggapku kekasihnya?
"Oh my god! Kenapa kalian menjalin hubungan secara diam-diam... Tuan El anda tahu kan dampaknya? Dan kamu Rianna, sudah berapa kali kubilang..."

"Aku tetap akan melanjutkan karirku dan aku akan tampil maksimal diacara fashion week nanti" tatapku lurus meneliti wajah mereka berdua dan sengaja kutinggikan suaraku.

"Aku tak akan mengizinkannya!" Sergahnya tak terbantahkan.
"W-what?!" Tiba-tiba wajahnya semakin dekat dan dia menciumku dengan panas. Bisa-bisanya disaat aku marah lelaki tak punya malu itu melakukannya dihadapan Henry.

Dia menahan tengkukku dan semakin memperdalam gerakan-gerakan lihay lidah kita. Beberapa saat bibir kita terlepas dan aku segera mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

Slave of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang