Possession

5.8K 230 1
                                    

"Apa yang kau lakukan?" bisikku lirih sedikit ngegas. Ryan hanya nyengir tanpa punya muka dan balik melihat kedepan dengan senyuman mempesona ala bisnisnya.

Laki-laki ini benar-benar menyebalkan!

"Ryan, kenapa ada wartawan disini? Kau mengundangnya?" Ryan menggeleng tak lupa kedua matanya memperhatikan lingkungan sekitar.
"Bukan. Sepertinya pemilik pesta ini sengaja melakukannya, ikuti saja permainannya!" aku kagetlah dengan balasan santai itu.

Melirik kearah posisi dimana El Gerraldo berdiri. Sayangnya laki-laki itu sudah tak berada diposisi tadi, lalu kemana dia?

"Ikuti aku" suara Ryan menyentak dari lamunanku.

Berjalan sambil mataku menulusuri orang-orang sekitar. Dimana dia sekarang?

Kami berhenti disebuah lantai khusus yang agak sepi orang. Lampu mulai redup dan musik berganti dengan instrumen piano dan violin yang indah. Ryan membuka satu tangan didepanku. Awalnya aku tidak ngeh dan melihat orang-orang disekitar melakukan dansa bersama pasangan masing-masing. Ngapain juga sih Ryan menginginkanku dansa bersamanya, merepotkan sekali!

"Will you dance with me?"

Karena tak mau mendapat malu terpaksa aku mengambil tangannya menampilkan senyuman termanis yang aku sendiri tak yakin bentuk seperti apa ekspresiku sekarang. Ryan mengecup punggung tanganku penuh perhatian lalu memegang pinggangku posesif dan tangan kita berjalinan.

Kami berdansa bersama pasangan yang lain. Oh mungkin para tamu disini berpikir kami benar-benar nampak seperti pasangan kekasih. Begitu mesra dan intim... Membuat iri siapapun.

Padahal semua ini hanya tampang luarnya saja. Aku mengikuti semua skenario alur drama didalam dunia entertain. Kualihkan tatapanku untuk menghindari tatapan Ryan yang mengganggu.

"Kenapa kita harus berdansa?"
"Tidak lihat wajah orang-orang, mereka menantikan aksi kita" balasnya berbisik ditelinga. Duhh posisi ini membuat orang lain semakin berpikir yang tidak-tidak.

Ryan sialan!

"Awas saja kalau kamu berbuat macam-macam lebih dari ini!" dia memang pantas diancam. Kalau tidak, dia akan berbuat seenak pantatnya dan semakin membuat orang-orang diluar sana berpikir negatif tentang aku karena reputasi buruknya.

Saat Ryan memutar tubuhku sebuah tangan lain melingkar diperutku dan menarikku cepat. Itu tadi bukan tangan Ryan.. Lalu tangan siapa itu?!

"Kyaaah!"

Aku menabrak badan keras seseorang dan dia berhasil menopang setengah memeluk tubuhku. Badanya lebih kekar dari pada Ryan. Bisa kurasakan detak jantungnya yang berpacu cepatnya. Anehnya jantungku ikut berdentum mengikutinya. Perasaan apa ini?

Kudongakkan kepala keatas, seorang pria dengan topeng royal gold memandangku intens. Yah mana bisa aku melihat siapa orang yang tak jelas menarikku paksa.

"Siapa kamu?!" tanyaku tanpa basa-basi. Siapa yang tidak takut kalau ada orang asing menyentuh tubuhmu dan muncul tiba-tiba.

Aku memperhatikan dia dari atas kebawah. Dia memakai suit hitam elegan dan berbeda dari yang lain. Yang membuatku kesal mengapa jantungku bermain drum seenaknya!

Dia hanya diam tanpa ingin menjawabku dan meraih pinggul serta mengaitkan jemari kami. Apa dia ingin aku berdansa dengannya?

"Excuse me, what are you doing sir?!"

Dia tetap bebal tak mendengarku, ya ampun dia ini budek atau tak mengerti bahasa? Mungkin kalau aku bicara bahasa binatang dia baru mengerti. Mau tak mau aku ikuti gerakan irama kakinya yang terlihat sudah biasa. Mataku penasaran sehingga mengamati struktur wajahnya.

Slave of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang