Propose

3.4K 142 0
                                    

Maaf readers... Sekian lama tidak muncul, sekarang lanjut update lagi sampai END... Terimakasih bagi yg masih setia menunggu. Tolong baca sampai akhir yaa ^°^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari demi hari berlalu kulewati begitu cepat. Ditemani oleh lelaki yang selalu siaga menjagaku tentunya. Meski dia hanya sekedar membawakanku makanan atau menemaniku di dalam apartemen. Hanya menghitung hari tiba acara fashion week & red carpet dimulai.

Aku berjalan ke dapur menginguk kegiatan yang dilakukan El selama menemaniku. Sesekali menguap masih mengenakan piyama berjalan ke dapur.
Begitu terkejutnya aku menemukan lelaki yang kucintai sedang sibuk mengotak-atik barang-barang di dapur. Ya El Gerraldo memasak, sungguh keajaiban dia memasak!

Aku tersenyum memperhatikan punggungnya yang sama sekali tak menyadari keberadaanku dibelakang. Aku meleleh melihatnya yang jarang sekali memasak atau bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya di dapur sekaligus. Laki-laki ini hatinya lembut juga ternyata, ahh jadi ingin kupeluk. Hampir kulangkahkan kakiku, aku mendengar suara umpatan dibibir El.

"El ada apa?" Aku mendekat dan mataku membelalak melihat telur dadar beserta kulitnya masuk kedalam panci penggorengan.

"Kamu masak apa? Kenapa kulitnya ikutan masuk kedalam? minyaknya kebanyakan lagi!" Kuambil alih dan mengambil pecahan kulitnya memakai penjapit spatula.
"Aku memasak telur dadar" jawabnya. Ya ampun telur dadar model apa ini sudah tak beraturan? Terpaksa aku buat menjadi telur orak-arik dan kuberi sedikit garam.
"Perhatikan baik-baik yaa..."

El benar-benar memperhatikanku memasak sampai dengan membuat kopinya. Setelah selesai aku melirik wajahnya dan menampilkan senyuman.

"Jadi tuanku sayang... Kamu harus sering-sering belajar dan sesekali mencoba memasak. Kalau masih bingung kau bisa tanyakan padaku" melihat kerutan di dahinya aku mengecup bibirnya dan mengelus rahangnya yang sedikit ditumbuhi cambang halus.

Yah setelah penantian lama akhirnya aku bisa bermesraan juga dengan tuanku yang tampan dan terkenal kejam.
"Aku hanya ingin memasakkan sesuatu, karena aku bingung sarapan apa yang pas untukmu" Ya Tuhan... Siapa yang tak meleleh dengan kata-kata dan sikapnya yang begitu drastis. Rasanya terharu...

Aku memeluknya langsung menyalurkan kegembiraanku. Dia terlonjak tak berkomentar apa-apa dan membalas pelukanku.
"So sweet... Kenapa tak dari dulu saja kamu bersikap seperti ini padaku" dia mengangkat alis tak mengerti maksudku.
Aku terkekeh melihat ekspresi lucunya dan mengecupnya kembali.
"Hei! Makanannya" dia memprotes ulahku.

Hampir aku melupakan makanan dan minuman yang belum kita taruh di meja malah seenaknya bermesraan di dapur.

Aku benar-benar mencintai pria batu ini!

"Kamu tak pernah memasak?" Setelah habis semua makananku aku membuka percakapan dengannya. Dia tampak menikmati menyesap kopinya.
"Aku tak ada waktu untuk itu" tentu saja.. Di mansionnya aja ada berapa pelayannya. Apapun sudah tersedia, beda denganku yang setiap hari harus masak sendiri dengan makanan seadanya. Dari kecilpun hidupku penuh kesendirian dan susah.
"Aku lupa kau orang kaya"

"Apa jadwalmu hari ini? Kau tidak pergi bekerja?" Kualihkan pembicaraanku.
"Nanti"
"Kenapa nanti? Theo tidak marah nantinya?" Pertanyaan itu mampu menarik perhatiannya menatapku tajam.
"Kau kira siapa bossnya disini Rianna!? Jangan lupa aku masih tuanmu" Tekannya. Ya ampun... Mulai lagi nada arogan itu.
"Baik. Maafkan aku tuan El Gerraldo" nadaku main-main.

"Sebentar lagi aku mau ke studio"
"Apa?!" Aku kaget dengan suara kerasnya.
"Aku ke studio latihan dan memastikan apa saja keperluanku nanti"
"Kau bisa meminta Kanya"
"Ini event besar.. Aku sudah lama tidak ke studio bagaimana jika orang-orang mencariku?" Aku memandangnya kesal.
"Biarkan saja yang penting kamu datang waktu event"

Slave of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang