Senyum-senyum sendiri membayangkan kedekatanku beberapa minggu ini.. Ohh bukan dekat lagi, kami hampir menghabiskan waktu bersama setiap ada waktu. El Gerraldo agak melunak.. meski sifatnya masih sama. Kesempatanku untuk meluluhlantahkan pertahanannya semakin besar dan aku tak akan menyerah membuka mata hatinya.
Sebut aku budak tak tahu diri, aku hanya ingin jarak diantara kita berkurang dan dia menyadari aku orang yang berharga dan orang yang masih peduli kepadanya.
Sekelibat di koridor aku melihat sosok Henry berjalan terburu-buru. Rasa penasaran muncul dan kususul dia mengetahui yang dilakukannya.
"Henry!"
Dia berhenti memandangku termangu. Tadi aku sempat mengetahui kesuraman diwajahnya. Tahu aku yang memanggilnya Henry langsung merubah ekspresi sumringah.
"Oh hi my girl"
Dia masih saja sama memakai wig palsu dengan kostum mencolok, bukan pakaian atau wig perempuan. Tetap style laki-laki, Henry masih terlihat jantan hanya saja aura femininnya masih kentara.
"Ya Tuhan.. Apa yang kamu lakukan berlari dikoridor? Aku juga jarang melihatmu pulang mansion" senyuman nakal muncul dibibirnya yang berpoleskan lip gloss. Aku salah fokus menatap bibirnya yang mengkilat sexy.
Dia mengulurkan tangan dipipiku lembut.
"Kamu merindukanku? Aww manisnya..." godanya. Henry tetaplah Henry... Aku sedikit tenang melihatnya kembali kesemula.
"Itu benar aku merindukanmu dear, kemana saja kamu selama ini?" aku menarik bajunya dan memukulnya main-main. Dia terkekeh dengan tingkahku."Aku juga merindukanmu. Hanya sibuk dengan pekerjaan lain" aku mencium bau kebohongan disini. Ada sebersit luka di manik matanya.
"Benarkah? Apa kamu akan tetap menemaniku selama aku bekerja, karena akhir-akhir ini kamu jarang disampingku" dia mengalihkan mata sesaat kemudian menatapku ragu."Apa tuan El mengatakan sesuatu padamu?" aku memiringkan kepala dan menggeleng.
Memangnya bilang apa? Ekspresi Henry seperti mengatakan bahwa ada sesuatu masalah yang disembunyikan dan itu sangat serius.
"Hei, what's wrong with you? Anything happen?"
"Rianna apa kamu mencintai tuan El?"God... Bukan jawaban yang kuterima malah pertanyaan berbalik padaku. Aku hampir jatuh kaget mendengar lontaran yang tak pernah terpikir olehku sedikitpun. Ingin aku bertanya tak mengerti maksudnya, kurasa kepura-puraan bodoh itu sudah basi. Aku merapatkan bibir dan mengangguk mantab. Entah dari mana keberanian ini muncul.
"Aku mencintai tuan kepala batu itu, tunggu dari mana kamu tahu... Errr.."
"Hubunganmu? Aku manajermu dan terlebih lagi aku kenal pasti tuan El Gerraldo, sudah lama aku menjadi bawahannya" lanjutnya mengerti.Kemampuan sensoriknya tak bisa kuremehkan.. Jadi meski kusembunyikan selama ini, dia tahu segalanya dan mengikuti kebohonganku. Kejam juga rupanya...
Apakah sifat kejam dan seenaknya menurun dari bosnya?
"Padahal sudah kuperingatkan kamu untuk tidak jatuh cinta dengannya, hahh" dia menghela nafas.
"Namanya hatikan kan tak bisa dirubah!"
"Lalu gimana nasib aktor buaya darat itu? Kamu mau memakan dua orang sekaligus
untuk kesenanganmu?" ya ampun nadanya membuatku kesal. Memangnya dia pikir apa aku ini? Wanita malam?Aku bukan mamaku...!
"Mulutmu itu tetap saja ya, tak bisa di rem dan meluncur seenaknya sama kayak Kanya" mendengar nama Kanya matanya membulat.
"Aku tak sudi kau samakan aku dengan gadis itu!" padahal satu management malah bertengkar terus. Mirip sekali mereka, sama-sama cocok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave of Love (END)
RomanceWarning : hanya untuk 18+ keatas! Apa kau akan menghukumku dan mengikatku jika aku tak menuruti perkataanmu... Aku tau tanpamu aku tak akan bisa menjadi seperti sekarang ini, segala perlakuanmu selalu kuingat tiap detiknya karena perintahmu adalah m...