My Enemy is Back

7.8K 258 1
                                    

Aku masuk di dalam studio dengan jantung berdebar tidak karuan. Wajah dan suhu tubuhku memanas seperti habis direbus. Aku takut dengan pernyataannya saat akan memberikanku punishment.
Tak ada yang lebih menakutkan dari wajah seram Henry saat marah.

"Rianna!! Dari mana saja kamu!!" tuh kan... Henry menyambutku sembari menghentak-hentak kaki dengan wajah garang.

Tiap hentakan rasanya bisa menggoncangkan bumi ini. Aku seperti melihat sosok tarzan mengamuk dan siap membantingku kapanpun dia mau.

Aku jauh lebih takut pada Henry dari pada El Gerraldo.

"Aku cari makan" jawabku singkat.

Henry mencondongkan kepala mengamati wajahku sambil berkacak pinggang. Aku terpaku dengan bentuk struktur wajahnya yang maskulin dengan dibubuhkan sedikit make up dibagian alis, mata, dan bibir. Yang lebih mengherankan dia memakai wig rambut perempuan pendek seperti boneka.

Ya ampun... Dia benar-benar berubah menjadi setengah jadi-jadian. Wajah Henry berubah cantik bak boneka jepang.
Tapi tubuh tidak bisa dibohongi, bentuk badannya tinggi dan masih maskulin.

"Wajahmu memerah... Ngapain saja kamu tadi?" alamat nada penekannya. Tatapan curiga dan membunuh. Bulu kudukku merinding langsung kuhindari matanya agar tidak sawan.

Aku tak mau dia menggali terlalu dalam urusanku. Apalagi tahu kalau hubunganku dengan tuan El Gerraldo. Dia pasti marah bukan main, bisa-bisa malah membunuhku.

"A-apa sih?!"
"Kau demam?" Aku mengernyit bingung dengan pertanyaannya. Harus bilang apa kalau ternyata aku pergi dengan bossnya.

"Tidak kok tidak! Aku baik-baik saja yaudah ayo masuk" Henry masih melirikku dengan tatapan curiga yang sengaja diperlihatkan. Orang ini memang mengerikan.

Aku melanjutkan photoshoot dan karena lambe ember Henry hingga para staff studio panik tidak menemukanku di studio.

"Rianna" aku terlonjak melihat seorang pria yang tidak kukenal berjalan kearahku. Wajahnya terlihat tak asing tapi siapa dia?

"Si-siapa ya?" Pria itu tertawa dan menepuk pundakku sok kenal.
"Kamu benar-benar sudah lupa denganku?  Kita bertemu di paris saat pemotretan" aku menggali ingatanku dan memperhatikan wajah dan fisiknya secara seksama.

"Aku Ryan syahrizal yang waktu itu satu shoot denganmu" aku langsung teringat.
"Ohh iya..iya.. Aku ingat Ryan maaf.. Aku lupa" seketika wajahnya cerah, Ryan meraih tanganku dan mengecup punggung tanganku dengan lembut. Ehhh....

"Bagaimana kabarmu? Kamu makin cantik saja aku semakin terpesona haha" wahh bakat sekali dia menggombal, tidak heran dia jadi aktor pemain film.
"Aku baik, kamu sendiri gimana masih sibuk main film?"
"Iya, rencananya film layar lebar gitu haha"

Ya maklum Ryan aktor sekaligus model naik daun yang katanya film yang diperankannya bagus dan terkenal. Wajahnya jangan dipertanyakan, dia masih muda mungkin beberapa tahun diatasku dan berwajah baby face.

"Jangan lupa nonton ya, kalau perlu waktu gala premiernya kita nonton bareng"
"Wahh... Aku kan malu" apa jadinya kalau aku jalan berdua, pasti digosipkan dan bisa rame.
"Tidak apa Rianna... Anggap saja balasanku waktu itu, aku sudah lama ingin bertemu denganmu dan Tuhan sungguh mengabulkan doaku... This is fate Rianna"

Aku mengerutkan kening atas omongan mendewanya yang aku sendiri tak mengerti maksudnya. Aku sudah dengar berita kalau Ryan suka bermulut manis terutama pada para wanita.
Urggh... Dasar pria casanova!

"Umb.. akan kupikirkan nanti" jawabku mencoba sopan tidak menolak ajakannya.
Bukan berarti aku juga menyetujuinya.

"Baiklah senang bertemu kembali denganmu Rianna, aku pastikan kita pasti akan bertemu lagi" ada apa dengan kedipan mata itu, tubuhku jadi merinding.

Slave of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang