Your Slave?

28.8K 531 3
                                    

Mataku semakin membulat besar saat kepalanya mendekat hingga wajahnya hanya beberapa inci dan malangnya bibirku dilumat habis olehnya. Aku mencoba mengalihkan wajahku dan menghindar tapi Gerraldo menahan kepalaku agar dia bisa semakin menekan hasratnya.

Ohh bahkan lidahnya menyusup kedalam dan seenaknya berpetualang disana. Dadaku sesak dan aku hampir kehabisan nafas aku tak sadar kalau tangannya yang lain meremas bokongku reflek aku mendorong dadanya

"kurang ajar!"

kurasakan bibirku perih dan masih terasa ada sensasi panas. Aku menyentuhnya dan ternyata berdarah. Wajahku berubah marah

"ada apa Rianna? Kau masih ingin lagi apa hukuman tadi belum cukup untukmu?"

jadi ciuman itu adalah hukumanku dia sungguh bejat melakukan pelecehan ini.
Tidak jangan keluar dulu air mata. Aku berusaha menahannya tapi dia keluar dengan sendirinya

"dasar brengsek jadi kamu benar-benar akan menjadikanku seorang pelacur!" Gerraldo mendengus sorot matanya tak pernah lari dariku. Manik hijau yang menyejukkan namum mematikan

Tangannya terulur mengelus permukaan wajahku jemari itu turun berhenti di bibirku dan mengelusnya.

"iya kau memang pelacur! Pelacur untukku" Jawabnya tenang.
"dasar iblis!" teriakku marah.Dia mendorongku pada Theo dan membalikkan badan melenggang cuek

"segera urus semuanya jangan biarkan dia kabur"

setelah itu dia pergi tanpa dosa meninggalkan aku dan Theo sendiri di ruangan ini.
Aku masih terisak-isak sembari memegang dadaku saat tubuhku akan merosot Theo dengan cekatan memegangiku dan menyangga tubuhku.

Pintu terbuka kukira pria itu kembali dan bersiap akan kucakar wajahnya ternyata aku melihat wajah yang lain

"apa yang sebenarnya terjadi? Aku dengar tuan Gerraldo memanggilku" wajahnya cantik aku yakin jika dia memakai make up dan memakai kostum wanita kecantikannya akan mengalahkan wanita aslinya.

"jangan banyak bicara cepat bawa dia ke kamarnya kamu tahu apa yang harus kamu lakukan kan!" tangisku berhenti sesaat saat mendengar lontaran kasar dari Theo. Pria cantik itu segera mengambil alih diriku dan menuntunku untuk pergi

Aku masih terisak-isak pria disampingku memandangku iba.
"apa kamu baik-baik saja?"

aku baru tahu kalau dia lebih pendek dariku atau mungkin akunya saja yang ketinggian. Kujawab dengan anggukan

"oh ya namaku... Uhh aku tak mau memakai nama itu lagi tapi mau bagaimana lagi, ehm namaku Henry"

ia masih tak menyerah untuk mengajakku berbicara dan memperkenalkan diri.

"jangan kau ambil hati tuan Gerraldo dan tuan Theo memang seperti itu, mereka sangat dingin dan kurang ramah kau tau kan kalau mereka itu.." aku penasaran dengan kelanjutannya.

"mereka apa?" Henry terperanjat tak menyangka aku akan meresponnya.
"oh kita sudah sampai di kamarmu oh ya kamu sudah makan belum? Bagaimana kalau kita ke ruang makan dulu mengisi perutmu"

Aku berpikir sejenak "aku makan dikamar saja"
"oke aku akan membawakannya ke kamarmu" Henry menyetujui keinginanku dan membiarkan aku masuk ke kamar.

Oh jangan bilang aku semudah itu menurut dan masuk ke dalam kamarku. Aku mengambil sejumput rambut untuk menutupi wajahku entah aku tak yakin melakukan ini agar tak dikenali orang.
Padahal ini bukan tempat umum aku tak peduli pokoknya aku harus kabur dari sini...

berjalan mengendap-endap sampai tak mendengar suara langkah kakinya aku melaksanakan aksiku menoleh kekiri kekanan memeriksa jika tak ada orang atau pelayan berlalu lalang.

Slave of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang