[06] Move On?

132 22 0
                                    

***

Walaupun tadi di sekolah Rivalda sudah sedikit--ralat, sangat sedikit-- melupakan kegalauannya tentang Devan, bukan berarti ia sudah bisa bernafas lega.

Di rumah, ia masih terus-terusan memikirkan Devan.

Ah, kini Devan sudah milik orang lain

Mau melarang? Hei, memangnya siapalah Rivalda?

Ia hanya sebuah Pluto.

Yang ada, tapi tidak dianggap.

Hahaha. Sakit memang. Namun itulah kenyataannya.

Devan mungkin tidak akan pernah tahu kalau diam-diam ada Rivalda yang menyukainya.

Seharusnya memang Rivalda tidak perlu memiliki perasaan itu.

Hmm, sudahlah Rivalda mungkin terlalu awam untuk mengerti rumitnya dunia asmara.Yang jelas bagi Rivalda dunia asmara seakan lebih rumit dari nilai mutlak.

Untuk menenangkan dirinya yang sudah hampir saja menangis, Rivalda meraih sebungkus Oreo rasa strawberry yang diperolehnya dari Azmi tadi.

Segera, Rivalda membuka bungkus Oreo dan mulai memakan biskuit yang terletak di dalamnya.

Syukurlah, Rivalda merasa sedikit tenang sekarang.

Sensasi yang diberikan Oreo kepada Rivalda memang berbeda. Rasanya kalau sudah memakan Oreo semua masalah akan perlahan memudar dan digantikan oleh dinginnya Oreo.

Ia patut berterimakasih kepada Azmi yang sudah repot-repot memberikan Oreo tersebut kepadanya.

Padahal, Oreo tersebut seharusnya menjadi milik teman dari temannya.

Ya, Rivalda tentu percaya dengan omongan Azmi. Semua orang pasti juga tau betul kalau Azmi ini selalu berkata jujur.

Setelah puas merenung sembari menghabiskan oreo, Rivalda pun segera beranjak tidur.

Dalam hati di berdo'a, semoga esok semuanya akan perlahan membaik.

Setidaknya, ia harus bisa melupakan Devan sekarang.


***

"Rivaldaa yuhuuu." Seseorang yang kemarin absen tidak dapat hadir di sekolah, hari ini pagi pagi sekali ia sudah sampai di kelasnya.

Siapa lagi kalau bukan Farika.

"Napa Da? Gue tinggal sehari muka lo kok jadi kusut gini?"

Memang betul, Rivalda masih dalam mode badmood sekarang, jadi ya wajar saja mukanya terlihat kusut seperti ucapan Farika tadi.

"Gpp"

Dalam kamus besar bahasa remaja putri, kalau ia mengatakan gpp itu artinya ia sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Farika mengernyitkan dahi dan memandangi Rivalda yang sedang duduk di hadapannya--Farika sedang berdiri di depan Rivalda--. Mencoba menjadi cenayang dadakan untuk menginterpretasikan apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya itu.

"Devan pacaran sama Shasya."

"HAAAAAA?? APAAAAA????"

"ck, iya." Rivalda melengos

"Kok bisa sih Da?"

"Mana gue tau."

"Duh, yang sabar ya Da," ujar Farika prihatin.

"As always!"

"Hmm, udah dapet Oreo belum hari ini?"

Rivalda menggeleng cepat.

"Wesss kayaknya lo mah selain galau karena Devan, juga galau sama Secret Admirer lo deh," Farika sok tau.

"Sok tau lo,"

"Jujur aja lah Da, lo sebenarnya udah move on kan dari Devan," ceplos Farika tanpa dosa.

Rivalda mendelik ke arah Farika, apa tadi katanya? Move on?

"Mana bisa gue move on sedangkan gue aja nggak tau siapa orang yang selalu ngirimin gue Oreo sama surat itu."

"Yaudah kalau gitu kita cari aja orangnya." Farika bersemangat

"Nggak mau gue, udah cukup ya gue jatuhin harga diri di depan Catur sama Azmi."

"Ah yaudah serah, gue cuma bisa berdoa semoga lo nggak mati penasaran Da."

Rivalda mendengus, seakan menandakan ketidaksukaannya atas ucapan Farika barusan.

***

[oreo & sepucuk surat]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang