[00] Hak Rivalda Direbut?

356 32 0
                                    

***

Suasana kantin tengah ramai-ramainya, hmm siapa juga yang tidak pergi ke kantin saat waktu istirahat semacam saat ini.

Mungkin hanya 10% siswa yang tidak menginjakkan kaki-nya ke dalam syurga-nya anak sekolah ini.

Dan Rivalda ialah salah satu sampel dari ke-90% siswa yang menginjakkan kaki ke dalam syurga sekolah tersebut.

Ya, Rivalda si penikmat, penggila, dan penyuka biskuit oreo. Jauh-jauh dari kelasnya--X MIPA 1,yang memang terlampau sangat jauh dari kantin-- , ia hanya akan membeli sebungkus biskuit oreo.Bayangkan saja, sebegitu cintanya ia kepada Oreo sampai-sampai tak mengindahkan jarak yang ia tempuh.

"Pak Sam, oreonya?" Pak Samsul, satu-satunya pedagang kantin yang menjual biskuit oreo.

"Aduh, maaf neng Alda. Hari ini oreo-nya habis.Bapak lupa belum belanja. Tadi sih tinggal satu, tapi udah dibeli sama Mas Catur," papar Pak Sam--huh iya itu nama bekennya-- kepada si pecinta oreo--ya si Rivalda, siapa lagi--.

"Oh begitu ya, pak!" Rivalda menghembuskan napas gusar. Tanda Kecewa.

"Ah elah, Da. Sebegitu galau nya lo cuma gara-gara oreo." Farika, sejoli-nya Rivalda yang sedang berbicara.

"Tau ah, pokoknya gue harus ambil hak gue yang direbut sama Catur," ucapan Rivalda sukses membuat Farika melongo.

***

"Caturrr, kembaliin hak gue!" Rivalda datang secara tiba-tiba dan merajuk tidak jelas kepada Catur--kebetulan adalah teman sekelasnya-- yang berada di samping si kutu buku, Farhan.

"Paan sih va--"

"ALDA!" Seorang Rivalda memang tidak suka dipanggil Val . Apalagi Rival. Sudah. Cukup. Dia Benci.

"Hah ya Alda. Gue gak ngerti kenapa tiba-tiba lo ngomel-ngomel gak jelas ke gue?"

"Gue mau Oreo gue."

"Oreo lo?"

"Ya, lo kan yang beli Oreo yang seharusnya jadi milik gue di pak Sam? Kembaliin Tur! Oreo itu punya gue!"

"Punya lo? Sejak kapan? Gue yang beli duluan. Jadi, oreo itu punya gue.Lagian ya Oreo-nya udah habis gue makan sama Farhan nih."

"Apa yang telah lo lakuin ke gue itu jahat Tur! Dan lo Han, gue nggak nyangka lo juga sama teganya sama Catur! Pokoknya kalian jahat! Cowo itu sama aja! Gara-gara kalian gue nggak bisa makan Oreo hari ini. Sebeeellll!!!!!" Farhan yang masih terfokuskan kepada buku yang ia baca, tak mengindahkan ucapan Rivalda.

Rivalda kini sudah menghambur ke kursinya dan merajuk kepada Farika.

"Cewe aneh." Catur hanya bisa terkekeh pelan melihat si penggila Oreo tersebut.

***

"Auch." Rivalda memegangi bagian belakang kepalanya setelah ada yang melemparinya sesuatu dari arah belakang.

Sejurus kemudian, Ia memutar tubuhnya membentuk sudut 180° bertujuan untuk menemukan seseorang yang berani-beraninya melemparinya.

Tidak ada orang yang bergelagat aneh yang ditemukannya, ia malah mendapati sebungkus biskuit Oreo tergeletak di bawah.

Hipotesa Rivalda adalah biskuit kesukaannya itulah yang tadi dilemparkan ke arah kepalanya.

Tanpa pikir panjang, ia langsung mengambil sebungkus biskuit Oreo tersebut.

Hei, ia pun menemukan secarik kertas tertempel rapi disana.

Rivalda tidak buru-buru membaca tulisan di kertas tersebut, ia malah memasukkan Oreo dan kertas tersebut ke dalam tas-nya.

Walaupun rasa penasarannya menggebu, ia tidak lupa kalau ia sudah dinanti Farika untuk pulang sekolah bersama.

***

[oreo & sepucuk surat]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang