***
Rivalda berangkat sekolah pagi-pagi seperti biasanya.
Sesampainya di kelas, pandangannya menyerobot ke sebuah bangku belakang pojok.
Didapatainya, seorang Nandito yang sudah duduk manis disana. Tumben sekali, anak itu sudah datang.
Rivalda ingin menghampirinya, namun ia lebih memilih untuk menaruh tas nya terlebih dahulu dan mengecek apakah si Secret Admirer sudah memberi oreo dan surat apa belum.
Tak disangka, si Secret Admirer kini menaruh oreo dan sepucuk surat-nya di atas meja. Tidak seperti biasanya.
Cepat-cepat Rivalda membuka surat-nya.
Teruntuk kamu penikmat biskuit oreo yang kemungkinan sedang galau kembali,
Kan, sudah saya bilang. Jangan berharap sama Aldo! Jadinya, begini kan....
Saya tahu, kemarin kamu menangis. Saya tahu betul. Jangan menangis lagi, ya. Saya mohon! Kamu akan tampak lebih manis kalau tersenyum!
Dari saya, penikmat senyum kamu yang cemas saat kamu galau.
Rivalda tersenyum singkat.
Dan wah, baru ia sadari, kemarin ada 3 orang laki-laki yang melihatnya meneteskan air mata. Kalau tidak salah, Nandito termasuk.
Jadi, apa mungkin?
Ah, Rivalda sudah kapok menjatuhkan harga dirinya lagi. Ia tidak akan memakai cara langsung to the point kepada Nandito sekarang.
Ia mungkin akan memancing-mancing Nandito saja.
Pun sekarang, Rivalda sudah menghampiri Nandito, membawa sebungkus oreo dari si Secret Admirer itu. Bisa jadi, dari Nandito.
"Ehm, tumben udah dateng To," ucap Rivalda yang kini duduk di depan bangku Nandito. Kalau tidak salah, itu adalah tempat duduk Rendra.
"Pengen aja, emang nggak boleh?" ketus Nandito. Iya, memang Nandito itu terkesan ketus--lebih ketus dari Aldo sepertinya-- kepada semua orang--kecuali Rio, partner in crime nya--. Ia juga nampak jarang berinteraksi dengan lawan jenis.
Pokoknya, Nandito itu implementasi dari kata aneh.
"Ya boleh-boleh aja sih."
"Yaudah."
"To, boleh nanya nggak?"
"Hm?"
"Lo ada naksir cewek sekelas nggak?"
"Ngomong apa sih lo?"
"Yeee, gue kan nanya To."
Nandito diam.
"Atau gini, cewek kelas yang paling narik perhatian lo siapa sih?"
"Nggak ada."
"Ah, masak sih To?"
"Udah dijawab, masih aja gak percaya."
"Oh, atau jangan-jangan lo homo ya? Lo naksir Rio?"
"Ck, tambah ngaco aja ni orang."
"Ya abis gitu..."
Nandito diam kembali. Memasang wajah datarnya.
"Hmm, lo mau oreo nggak? Nih, gue ada dapet dari orang, tapi gue nggak tahu orangnya. Sok misterius gitu orangnya, tiap hari loh dia ngasihnya. Dan rata-rata sih selalu ditaruh di meja gue ngasihnya," ujar Rivalda panjang lebar.
"Malah curhat, udah sono lo pergi!"
"Ck, Ditooo lo kok gitu sih?"
"Ya emang harus gimana? Lo ngira gue yang ngasih gituan? Sorry ya, gak usah ngarep. Lo bukan tipe gue," sungguh, perkataannya lebih tajam dari Aldo.
"Lha terus siapa?"
"Kalo gue tahu pun, gue nggak akan kasih tahu lo."
"Hah? Lo tahu orangnya?"
"Kepo lo."
"Ya gimana nggak kepo, ini tuh menyangkut hidup gue."
"Paan sih lebay lo."
"Ck, Ditoooo."
"Paan sih, abis galau dari Aldo gini amat nih bocah."
"Hah? M..mak..maksud lo apa?"
"He, apanya? Udah sana pergi aja lo!"
"Ditoooo!!!"
"Pergi nggakk!!!!"
"Ck," Rivalda mendecak, kemudian berlalu meninggalkan seorang Nandito.
Dalam pikirannya, Rivalda curiga kalau-kalau Nandito itu keturunannya Dilan.
Buktinya, ia bisa meramal. Dan seakan tahu segalanya.
***
Rivalda mendesah kesal, ia betul-betul kesal kepada Nandito.
Tapi tak apa, setidaknya dengan kekesalannya dengan Nandito akan mengurangi tingkat kegalauannya dengan Aldo.
Ah, atau mungkin sekarang ia sudah tidak galau lagi. Syukurlah.
Sejurus kemudian, Farika datang.
"Oi Da, tuh muka kusut amat!" seru Farika, setelah duduk di samping Rivalda.
"Hmm."
"Masih galau lagi?"
Rivalda menggeleng.
"Lah terus?"
"Kesel sama Dito," ucapan Rivalda sukses membuat Farika bingung garis keras.
"Hah? Kok bisa?"
"Ck, jangan dibahas dulu deh, ntar aja kalo udah mood."
"Oh, iya oke."
"Hmm Rik, lo nggak ada kangen sama Haikal?"
"Hah? Kok tiba-tiba nanya gitu?"
"Ya abisnya, semenjak Devan udah punya kan tiap hari Rabu kita nggak ada lihat ekstra karate latihan."
"Ohh, gue udah move on sih."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[oreo & sepucuk surat]✔️
Teen Fiction↪↩ ️️˜"*°•.˜"*°• About Rivalda with her secret admirer between 8 boys from her classmates. •°*"˜.•°*"˜