[08] Terpukau

125 20 0
                                    

***

Setelah membaca surat yang diberikan dari si Secret Admirer, Rivalda beranjak ke arah Aldo yang sepertinya sudah bersiap-siap untuk pergi ke masjid sekolah demi menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Omong-omong, Aldo tengah sendiri. Jarang sekali memang, biasanya dia selalu hampir tak pernah absen berada di samping Rendra.

"Do, nih ada dokumen dari Devan."

"Lah, kok bisa di lo sih?" Aldo mengambil dokumen yang ditujukan Rivalda kepadanya.

"Tadi dia kesini, nyari lo nggak ada."

"Oh." Tumben sekali si cerewet itu berucap sepatah kata.

"Sama-sama loh Do," ujar Rivalda, menyindir.

"Ah ya makasih Rivalda, udah sono sholat lo." Entah itu suatu perintah atau sebuah usiran secara halus.

"Yaelah, dah kaya Azmi aja deh lo."

"Napa, syirik aja lo."

Rivalda langsung pergi, ingin menyudahi debat kecilnya dengan seorang Aldo Muhammad.

***

Rivalda, Farika, dan kedua teman perempuan sekelas mereka--Zeevana dan Raisya-- tengah berjalan menuju masjid yang berada di kawasan sekolah, untuk menunaikan ibadah sholat tentunya.

Sesudah sampai, keempatnya langsung berhambur untuk berwudhu.

Suara adzan berkumandang ketika Rivalda selesai berwudhu.

Ah, Rivalda merasa terpukau dengan suara azan tersebut.

Sungguh, benar-benar membuat hati siapapun yang mendengarnya akan merasa tenang.

Bahkan, Rivalda harus mengakui bahwa sensasi ketenangannya lebih terasa jika mendengar suara azan ini daripada memakan biskuit oreo kesukaannya.

"Subhanalloh, siapa nih yang azan? Bikin hati gue adem dah." Zeevana berkomentar, yang ternyata sepemikiran dengan Rivalda.

"Azmi bukan sih?" Raisya bertanya.

"Gue rasa bukan deh." Rivalda mengajukan pendapatnya.

"Hmmm... Aldo kali," ucap Farika, sukses membuat ketiganya --Rivalda, Raisya, dan Zeevana-- mendelik bersamaan.

"HAH?"

***

Benar. Hipotesa yang dikemukakan Farika tadi memang benar adanya.

Aldo-lah yang mengumandangkan azan tadi.

Sungguh, sulit dipercaya.

Pasalnya, yang disebut sebagai ustadz-nya kelas saja--baca; Azmi-- tidak memiliki suara sebagus itu.

Ya memang, suara Azmi sudah cukup bagus. Bahkan memang sangat bagus apabila dibandingkan dengan yang lainnya.

Akan tetapi, diam-diam Aldo si ganteng yang cerewet itu memiliki suara yang lebih bagus dari Azmi.

Luar biasa.

Rivalda terpukau.

Ia jadi teringat saat pertama kali masuk ke kelas X MIPA-1.

Waktu itu, ia hanya beragumen kalau teman sekelasnya itu siswa pilihan alias memiliki ruang kapasitas otak yang berlebihan.

Terlebih yang laki-laki, Rivalda percaya betul kalau kebanyakan siswa laki-laki teman sekelasnya akan biasa-biasa saja. Tidak ganteng, tidak keren, dan pasti dipenuhi dengan laki-laki berkacamata.

Tetapi ternyata, pendapat Rivalda salah besar.

Secara keseluruhan, siswa laki-laki teman sekelasnya itu ternyata selain memiliki kapasitas otak yang berlebihan, juga memiliki kapasitas wajah yang bisa dibilang ganteng.

Walaupun, tiga dari delapannya yang lebih menonjol. Aldo, Rendra, dan Azmi.

Salah betul kalau lima lainnya tidak ganteng. Mereka juga bisa dibilang ganteng. Akan tetapi, porsinya dibawah ketiga orang tadi.

Ada yang punya porsi manis, misalnya Irsyad dan Farhan. Ah, walaupun Farhan berkacamata, tetapi dia manis. Apalagi, dia punya lesung pipi.

Ada pula yang masuk dalam porsi keren, Catur, Rio, dan Nandito.

Lengkap betul.

Jujur, sedari pertama kali masuk kelas, pandangan Rivalda langsung tertuju kepada 3 orang.

Aldo, Irsyad, dan Rio.

Akan tetapi, itu dulu. Jauh sebelum Rivalda mengenal baik ketiganya.

Kalau sekarang, Rivalda sudah bersikap biasa kepada ketiganya dan malah menyukai seorang Devan dari kelas sebelah.

Tapi, Aldo. Entah kenapa sekarang Rivalda jadi memikirkannya hanya karena dia tadi mengumandangkan azan dengan suara yang menyejukkan hati?

Dan kenapa sekarang Rivalda jadi berharap kalau yang mengirimkannya oreo setiap hari adalah Aldo?

Ck, dasar Rivalda.Padahal sebelumnya--setelah mengenal--, ia menganggap Aldo sebagai musuh bebuyutannya.

Ya, Rivalda yang aneh.

"Oi, nglamun aja mbak," ucap seseorang yang entah sejak kapan berada di samping Rivalda.

***

[oreo & sepucuk surat]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang