[12] Romance Scene I

118 20 0
                                    

***

Setelah meninggalkan Farika dalam keadaan tertawa, Rivalda masuk ke dalam kelas dan duduk di kursinya.

Di sana, ia merenung. Memikirkan surat dari si Secret Admirer dan ucapan Farika beberapa menit yang lalu.

Dia bingung dengan dua hal.

Pertama, mengapa kedua orang tersebut mengatakan hal yang sama? Maksudnya, isi surat dan ucapan Farika yang hampir sama, emm bahkan bisa dikategorikan sama.

Isinya sama-sama melarangnya untuk berharap dengan Aldo. Memangnya ada apa dengan Aldo?

Dalam hati kecil Rivalda, ia masih yakin kalau wanita yang ditembak--cinta-- oleh Aldo nanti adalah dirinya.

Jangan-jangan kedua orang itu tahu sesuatu akan tetapi sengaja disembunyikan dari dirinya? Entahlah, hanya Allah yang tahu.

Kedua, bagaimana bisa keduanya bisa mengatakan hal yang sama?

Apa mungkin Farika dan si Secret Admirer ternyata bersimbiosis?

Atau jangan-jangan Farika-lah si Secret Admirer-nya itu?

Ah, tidak-tidak.

Otak Rivalda masih dapat berjalan dengan baik untuk tidak berprasangka terhadap sahabat terbaiknya.

Selain karena Rivalda percaya penuh dengan Farika, ia juga masih ingat betul saat pertama kali ia mendapatkan oreo --maksudnya, sebelum ia mendapat oreo yang akhir-akhir ini selalu ditaruh di dalam kolong meja Rivalda--.

Saat itu, ia dilempari dari arah belakang. Tidak mungkin lah kalau yang melemparinya itu Farika, toh si Farika kan sudah berada di parkiran waktu itu.

Rivalda masih tetap termenung, memikirkan semua itu dalam-dalam.

***

Bel pulang sekolah memang sudah menggema sedari 15 menit yang lalu, akan tetapi belum satupun dari penghuni kelas X MIPA-1 --kecuali guru yang mengajar jam terkahir tadi-- beranjak.

Seakan sedang menanti sesuatu.

Itu mungkin terjadi karena, pesan dari Rendra yang dikirimkan saat jam istirahat kedua tadi.

Kira-kira begini isinya :

Rendra : guys, jangan pulang dulu ya nanti. ada sesuatu yang pengen gue omongin.

Rivalda tahu betul, Rendra pasti menyuruh anak-anak sekelas untuk melihat adegan romantis, yang tak lain adalah moment Aldo saat menyatakan cinta kepada salah satu dari bagian mereka --mungkin Rivalda, tapi tidak mungkin untuk teman-teman laki-laki sekelasnya--.

Tapi, yang Rivalda bingungkan --lagi dan lagi-- adalah kalau Farika tadi tahu dari Rendra yang katanya menyebarkan gosip, mengapa teman-teman sekelasnya berlagak layaknya orang yang tak tahu apa-apa.

Terbukti, dari obrolan sebagian teman-temannya yang duduk tak jauh dari bangkunya.

"Oi, Rendra. Mau ngomongin apa? Cepet elah, kita mau ada urusan," celetuk Raisya tiba-tiba. Mungkin karena sudah tidak sabar menanti.

Hmm, baru Rivalda sadari kalau Aldo tidak berada dalam ruangan. Entah kemana perginya orang yang akan menyatakan rasa itu.

"Bentar-bentar. Iya-iya gue tahu lo mau konser, tapi sabar dulu neng," jawab Rendra. Raisya memang dijuluki sebagai 'Raisa Adriana', si penyanyi itu.

Jadi, wajar kalau Rendra menyahuti begitu --itu, yang mau konser--.

Wkwk, MIPA 1 memang kelasnya artis, ada Gus Azmi, Raisa--aslinya ada y nya--, dan lain-lain.

Tiba-tiba suara genjrengan gitar terdengar, diikuti dengan kemunculan Aldo dari arah pintu.

Rupanya, Aldo akan mengutarakan perasaannya dengan menyanyikan sebuah lagu.

Aldo berdiri di muka, mulai menyanyi. Lagu 'Perfect' milik Ed-Sheeran mulai menggema diiringi suara manis khas Aldo disertai genjrengan gitarnya.

Ah, rupanya ia ingin menyanyi terlebih dahulu.

Tiada yang tak terpukau. Seisi kelas x mipa 1 terhanyut akan suara manis khas milik Aldo.

Mereka begitu menikmati, hingga akhirnya setelah Aldo berhenti menyanyi ia pun berjalan.

Sepertinya, ia berjalan ke arah wanita yang sebetulnya lagu tadi khusus dipersembahkan untuknya.

Aldo seakan berjalan ke arah Rivalda--entah itu hanya perasaannya, mungkin--. Rivalda berdo'a semoga perasaannya tidak salah.

Semoga dia tidak akan patah hati untuk kedua kalinya.

***

[oreo & sepucuk surat]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang