***
Teruntuk Kamu Penikmat Biskuit Oreo,
Saya tahu kamu suka Oreo dan tadi kamu kehabisan stok Oreo untuk hari ini. Jadi, saya memberikan ini untukmu. Jangan khawatir, saya tidak akan pernah (lagi) membiarkan kamu (hampir) kehabisan Oreo lagi.Mulai sekarang, kamu tidak perlu jauh-jauh pergi ke kantin. Insya Allah saya akan memberikan Oreo kepada kamu setiap hari.
Oh ya, walaupun saya tidak begitu menyukai Oreo, tapi saya kagum dengan Oreo. Kenapa? Karena walaupun luar nya berwarna hitam, akan tetapi bagian dalam nya tidak berwarna hitam. Saya menginterprestasikan bahwa People are likes Oreos, The good Stuff is on the inside.
Saya akan senang jika kamu bahagia menerima Oreo dari saya. Entah Oreo ini, ataupun Oreo-oreo selanjutnya.
Dari Saya, Penikmat Senyum Kamu.
Kira-kira seperti itulah isi dari secarik kertas yang ditemukan Rivalda yang tertempel di atas Oreo yang telah dilemparkan tepat mengenai kepala bagian belakangnya.
Rivalda mulai berpikir keras. Siapa lagaknya yang memberikannya Oreo dan surat tersebut.
Orang itu cerdik, surat yang diberikan kepada Rivalda berupa ketikan dan bukan tulisan tangan.
Akan tetapi Rivalda yakin, kalau pengirimnya itu adalah teman sekelasnya.
Siapa juga yang mengetahui dirinya tadi tidak kebagian Oreo selain teman-teman sekelasnya?
Omelannya kepada Catur tadi menggema ke seluruh penjuru kelas dan semua teman sekelasnya berada di sana. Jadi, mana mungkin ada yang tidak mengetahuinya.
Eh, tapi tunggu! Catur? Apa mungkin?
Argh, Rivalda penasaran.Baru kali ini dia punya Secret Admirer seperti ini!
***
"Cie sekarang udah punya Secret Admirer." Farika menggoda Rivalda yang sedari tadi mengoceh memberikan informasi apabila ada seseorang yang memberikannya sebungkus biskuit Oreo dan surat.
"Apaan sih, gue masih nunggu lampu ijo dari Devan!"
Devan Mahendra Putra, salah seorang pengurus OSIS yang termasuk dalam jajaran Cassanova sekolah.Siapa sih yang tidak terpikat oleh senyum manis-nya? Rivalda saja sampai tergila-gila kepadanya.
Hmm, tapi setingkat lebih rendah dari kegilaannya kepada Oreo.
"Sampek kapan lo nunggu Devan? Sampek Sapi bertelur? Kenapa lo lebih milih kemustahilan ketika kepastian ada di depan mata lo?"
"Lebay deh Rik, lagipupa gue cuma kepo sama yang ngirimin gue oreo. Apa mungkin cuma orang iseng?"
"Enggak Da, gue yakin yang ngirimin begituan bukan orang iseng!"
"Hmm, menurut lo siapa yang ngirimin ginian Rik?"
"Gue sih cuma ngerasa kalau yang ngirimin itu dari teman sekelas kita. Yang tau lo fanatik Oreo dan kemarin lo kehabisan Oreo kan cuma teman sekelas kita."
Good, arah pikiran Rivalda ternyata sama dengan Farika.
"We are the same,Rik. Dan sekarang gue udah nemu terdakwa-nya!"
Kedua mata Farika membulat sempurna.
"Hah? Siapa?"
"Catur."
***
Ketika istirahat, Rivalda mengambil beberapa bukunya yang ia taruh di dalam kolong mejanya.
Dan wah, selain sebuah buku, ia pun menemukan sebungkus Oreo disertai pula secarik kertas tertempel di atasnya. Hmm, hasil ketikan lagi.
Benar-benar cerdik.
"Rik, dapat lagi!" Rivalda berseru kepada Farika yang sedang memfokuskan mata nya pada gadget nya.
"Hah?" Seketika fokus Farika buyar, dan mengarahkan pandangannya pada gadis di sampingnya.
"Baca suratnya,Da!"
Teruntuk Kamu Si Penikmat Biskuit Oreo,
Ini Oreo kedua dari saya. Ingat, jangan pernah menginjakkan kakimu di kantin lagi. Saya khawatir jika kamu harus berdesak-desakan dengan orang-orang!
Dari saya, yang masih menikmati senyum kamu
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[oreo & sepucuk surat]✔️
Fiksi Remaja↪↩ ️️˜"*°•.˜"*°• About Rivalda with her secret admirer between 8 boys from her classmates. •°*"˜.•°*"˜