[23] Kamuflase

114 25 0
                                    

***

Rivalda menunggu seseorang --yang kata Bu Asih adalah temannya-- masuk ke dalam kamarnya.

Tak butuh waktu lama, suara derap langkah kaki seseorang terdengar.

Ketika ia sudah benar-benar memasuki kamar Rivalda, gadis itu batu tahu kalau yang datang menjenguknya hari ini adalah....


Nandito.

Iya, Nandito Kusuma Ardillah. Rivalda tak bisa menyembunyikan ekspresi keterkejutannya dengan menatap Nandito lama dan mulut yang agak terbuka.

"Dito?!"

Nandito tersenyum samar andalannya, lalu berjalan ke arah tempat tidur Rivalda.

"Kok bisa kesini?"

"Kenapa? Gak boleh? Masa ada yang jengukin malah diusir sih." Ini kenapa akhir-akhir ini Nandito jadi berubah seperti ini? Yang Rivalda tahu, Nandito enggan berbicara dengan lawan jenis dan memilih untuk menempel dengan Rio dimanapun dan kapanpun.

"Ya maksudnya, lo gak sekolah? Ini kan masih jam kbm?"

"Hari ini pulang awal Da," jawab Nandito sembari duduk di pinggiran tempat tidur Rivalda.

Rivalda pun mengangguk saja.

"Rio mana?" tanya Rivalda, random.

"Kenapa nyariin Rio?"

"Biasanya kan kemana-mana sama dia."

"Rio gak masuk hari ini, ada acara gereja."

"Eh, lo belum makan? Sini gue suapin."

Apa-apaan.

Tanpa aba-aba, Nandito langsung saja mengambil mangkok yang berisi bubur --yang tadi dibawakan Bu Asih-- di atas nakas.

Nandito menyendok bubur tersebut dan meniup-niupinya sebentar karena bubur tersebut agak hangat.

Dan, Nandito menyuapkan bubur tersebut ke dalam mulut Rivalda.

"Makan yang banyak biar gak sakit lagi," ujar Nandito sembari menyuapkan bubur kembali saat sudah memastikan bubur sebelumnya sudah habis dicerna Rivalda.

Rivalda hanya diam, tak berniat menjawab.

"Eh Da, hampir lupa. Gue bawa oreo banyak-banyak nih buat lo." Nandito menaruh mangkok bubur tadi ke atas kasur Rivalda, kemudian mengambil sesuatu --Rivalda pastikan adalah oreo-- dari dalam tasnya.

"Thanks, taruh aja di nakas." Nandito pun menurut.

Kemudian, Nandito kembali melanjutkan aktivitasnya menyuapi Rivalda.

Rivalda menatap Nandito lama. Tercetus pikiran kalau --mungkin saja-- Nandito adalah si secret admirernya selama ini.

Tapi,

Ah Rivalda semakin dibuat bingung.

"Kenapa natap gue gitu Da? Suka ya?"

Uhuk.

Rivalda terbatuk-batuk.

"Eh eh, ini minum dulu." Nandito menyodorkan segelas air putih kepada Rivalda.

Rivalda tanpa pikir panjang langsung meminumnya.

"Udah ah makannya," ujar Rvalda setelahnya.

"Lah kenapa? Ini masih belum habis."

"Gue udah kenyang."

"Hmm, sekarang minum obatnya Da."

Rivalda pun meminum obat yang diberikan Nandito --dari atas nakas tentunya--.

Hening.

Hingga, Nandito membuka suara.

"Da, semisal ternyata gue adalah orang yang selalu ngirimin lo oreo setiap hari alias si secret admirer lo, gimana?"

"HAH?" Rivalda tentu terkejut bikan main.

"Tapi kata lo dulu, bukan lo. Dan lo bilang tau si secret admirer gue yang sebenarnya?" Tentu Rivalda tidak bisa melupakan ucapan Nandito saat itu.

"Hmm, waktu itu gue bohong."

"Terus?"

"Ya gue emang secret admirer lo, Da."

"Serius?"






































"Kagak elah, bercanda."

Raut wajah Rivalda berubah seketika.

Menjadi, menyeramkan.

"GAK LUCU!" Walau sedang sakit, tapi Rivalda masih bisa berteriak.

"Wk wk wk."

Dasar. Nandito pria ter-aneh yang pernah Rivalda kenal selama 15 tahun hidup di dunia ini.

"Terus tujuan lo kesini apa?"

"Ya jengukin lo lah."

"Maksud gue, yang pakai acara suapin gue terus ngomong kayak tadi itu kenapa?"

"Ya gue berkamuflase biar dikira secret admirer lo lah he he he."

"Tambah gak lucu."

Emosi Rivalda semakin memuncak.

"Sana pulang aja lo, tambah sakit kalau lo lama-lama disini."

"Yeu tenang, bentar lagi orangnya datang kok."

Rivalda semakin tidak mengerti dengan ucapan Nandito.

Tapi, beberapa detik setelahnya ada Farhan dan Irsyad yang datang dan masuk ke dalam kamar Rivalda.

Disusul Catur, Azmi, Rendra, dan Aldo di belakan mereka berdua.

Duh, kalau begini siapa yang tidak pusing.

***

Nandito diajarin siapa sih:(
🌻✨

[oreo & sepucuk surat]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang