dua : kantin

1.9K 139 43
                                    

• U n t u k R a m a •

Saat bel istirahat berbunyi, sudah secara otomatis semua siswa akan bergegas keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka walau masih pagi waktunya.

Begitu pula dengan Asya dan Rani, dua manusia ini kerap sekali bolak-balik dari kelas ke kantin, sebab mereka memilih untuk makan di dalam kelas daripada di kantin.

Setelah menghabiskan ayam geprek yang tadi dipesan Asya, ia pun mengajak Rani untuk kembali ke kantin lagi.

"Ran, jajan lagi, yuk!" Ajak Asya.

Rani hanya menggelengkan kepala sebab mulutnya masih penuh dengan nasi yang ia lahap tadi. "Gue nitip aja, deh,"

"Yeee, gue kan ngajak. Bukan nawarin mau jajan atau enggak, dasar bego!" Umpat Asya, lalu ia meninggalkan Rani dan bergegas menuju kantin.

Namun, saat ia sedang berjalan menuju kantin, Asya berpapasan dengan laki-laki yang telah menimbulkan rasa penasaran yang cukup besar bagi Asya.

Tatapannya yang dingin, serta wajahnya yang datar, membuat Asya semakin penasaran dengan laki-laki itu. Itu aspal atau muka? Datar amat, ucap Asya dalam hati begitu laki-laki tadi melewatinya.

Sebelum saling membelakangi, mereka berdua sempat bersitatap walau hanya sekejap. Setelah itu, keduanya pergi menuju tujuan masing-masing.

"Bu, es teh satu," pesan Asya pada ibu kantin.

"Ini, es teh nya, mbak," ucap ibu kantin tadi tak lama setelah Asya memesan tadi.

Asya menerima es teh itu, lalu memberikan selembar uang dua ribuan, sehingga ia bisa dengan cepatnya keluar dari desakan siswa lain.

Begitu ia sampai di kelas, Asya menerima teriakan yang sangat keras dari Rani.

"WOI TAI, GUE TADI MINTA LO BUAT NUNGGUIN!"

"Hah? Kapan?"

"Kemarin. YA TADI, LAH, BEGO!"

"Nggak denger tuh,"

"CONGEK LO, ANJING," umpat Rani sebelum ia pergi ke luar kelas.

"Ngegas mulu, babi," ucap Asya pelan lalu ia berjalan menuju tempat duduknya.

Ia memainkan handphonenya selama Rani masih berada di luar kelas.

Ah, ini kena apa lagi, anjir, batin Asya begitu melihat tangannya yang telah kotor.

Asya pun pergi menuju wastafel yang ada di luar kelas. Sambil mencuci tangannya dengan air mengalir, sesekali ia memperhatikan sekitar, ia tengok kanan lalu ke kiri. Rupanya tepat di wastafel kelas sebelah, laki-laki dingin tadi juga sedang mencuci tangannya.

Astaga, dia lagi? Bosen banget, gila. Hari pertama gue dipenuhi sama cowok yang nggak gue kenal, pikir Asya lalu ia bergegas masuk ke dalam kelas setelah mematikan kran wastafel.

• U n t u k R a m a •

Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan para siswa telah bebas dari pelajaran-pelajaran berat yang membuat otak mereka pusing.

Seperti halnya siswa lain, Asya pun bergegas keluar kelas menuju titik kumpulnya bersama teman-temannya yang lain.

Di bawah pohon Kamboja yang cukup besar, mereka berkumpul dan bersenda gurau bersama. Asya dan teman-teman kelas delapannya dulu berbincang-bincang tentang apa saja yang dapat dibahas bersama-sama.

Ketika Asya dijemput, semua teman-temannya ikut bersalaman dengan ibunya, begitu juga dengan yang lain.

Di perjalanan pulang, Asya masih saja memikirkan laki-laki berwajah datar yang sempat menjadi pusat perhatiannya tadi, dan kini menjadi sumber rasa penasaran yang ada dihatinya.

• U n t u k R a m a •

Di rumah, Asya terbaring diatas kasur yang berada di kamarnya, sambil bermain handphone tentunya.

Ia sedang mengobrol dengan Karina, teman kelas delapannya dulu.

Karinul
Woi syak
Mau curhat

Asya
Kenapa dah
Sini-sini curhat sm ponakan

Karinul
Idih, ponakan palalu
Kan tadi gue les
Ada si syaiton
Dia ngefoto gue gitu

Asya
Taunya lo difoto darimana?

Karinul
Dia pake flash
Bego nggak sih?

Asya
Taikkk
Kecyduk banget itu
Hahahanjir

Karinul
Terus pada ketawa gitu
Gue yg difoto bingung dong
Ketawa atau gimana ni

Asya
Terus akhirnya lo gimana?

Karinul
Gue pura-pura ngobrol sama Ani

Asya
Syukur deh
Gue kira lo ikutan ketawa
Yah, masih ngakak gue

Karinul
Untung yang ketawa cuma temennya dia

Asya
Oh iya
Emang anak sekolah kita yg satu les-an sama lo siapa aja?

Karinul
Ani
Echa
Sama Rama

Asya
Hah?
Rama?

Karinul
Iya, Rama

Asya
Anak mana itu?

Karinul
Anak sekolah kita lah, bego

Asya
Nggak pernah denger

Karinul
Coba tanya Deno
Rama kan suka kumpul bareng dia

Asya
Otw

Buru-buru Asya membuka ruang obrolannya dengan Deno, teman sekelasnya di IXC.

Asya
Woi

Deno
Apan syak?

Asya
Kenal Rama?

Deno
Kenal
Kenapa

Asya
Yang mana sih orangnya?

Deno
Yang itu

Asya
Ada fotonya?

Deno
Engga

Asya
Sosmednya?

Deno
Wah gue gatau kalau itu

Asya
Kelas mana sih dia?

Deno
Anak kelas E
Lo naksir ya syak?
Eak

Asya
Kagak
Nanya doang
Disuruh temen

Deno
Oh

Asya
Thanks

Setelah mendapat jawaban dari Deno, Asya pun kembali ke ruang obrolannya dengan Karina.

Asya
Udah tau
Tapi gatau mukanya

Karinul
Yaudah
Seenggaknya lo tau dia
Udahan ye syak
Bhay
Tengkyuh mwa

Asya
Y.

Setelah mengakhiri perbincangannya dengan Karina, Asya mematikan handphonenya. Lalu ia bergegas menuju meja belajarnya, untuk mengerjakan tugas dan pastinya untuk belajar.

• U n t u k R a m a •

Hai kamu, si muka lantai rumah! Sejak pertemuan kita untuk pertama kali tadi, kita jadi sering berpapasan. Tatapanmu yang dingin bagai es, membuatku makin penasaran akan dirimu.

Tulisan untuk Rama✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang