enam belas : permisi (2)

812 64 74
                                    

U n t u k R a m a

Les adalah kegiatan tambahan untuk siswa kelas IX dan VIII. Les yang diadakan setiap sepulang sekolah, selama satu setengah jam ini memiliki dua macam tujuan. Salah satunya adalah untuk memperbaiki nilai siswa kelas IX menjelang Ujian Nasional(UN).

Namun, tak banyak siswa yang menghargai kegiatan ini. Ada berbagai macam anak yang mengikuti les ini.

Yang pertama, anak rajin, mereka yang tergolong dalam tipe ini adalah anak-anak yang tak pernah absen dan selalu mengikuti pelajaran yang diberikan bapak/ibu guru.

Kedua, anak pemalas, mereka mengikuti les, namun mereka hanya tidur didalam kelas, atau bermain handphone.

Ketiga, titip tanda tangan sebagai tanda mereka hadir, walau sebenarnya mereka membolos. Tipe ini memang banyak, namun tanda tangan yang dititipkan tak selalu dituliskan.

Yang terakhir, tipe nggak peduli, mereka membolos les, tanpa mempedulikan tanda tangan, tidak peduli presensi yang ada. Yang mereka lakukan hanya pergi dari sekolah.

Sebenarnya, niat untuk membolos kegiatan tambahan ini, merupakan niat semua anak, namun tak semua siswa berhasil merealisasikannya sebab tak berani, tak memiliki teman yang berani, atau sudah dijebak terlebih dulu oleh pihak sekolah, seperti ditutupnya gerbang depan, dan pintu belakang.

Asya, siswa yang berani membolos, namun belum memiliki teman yang satu suara dengannya. Seringkali ia meminta temannya untuk membolos bersama, namun jawaban yang ia terima selalu 'gila, ya? Masa mau bolos,' atau 'Udah mau UN, lho, yakin mau bolos?' dan masih banyak lagi.

Niatnya untuk membolos les adalah karena guru yang tak menyenangkan, dan pelajaran yang tak berteman, seperti Bahasa Indonesia, karena membuatnya mengantuk. Bahasa Inggris, karena tak paham artinya.

Kali ini, jadwal pelajaran di kelas Asya, adalah Bahasa Inggris. Dan ia berniat untuk membolos, ia pun mengajak Rani, siapa tahu mereka akan pergi bersama.

"Ran, bolos yuk," ajak Asya.

Rani terkejut, "hah? Bolos? Kenapa emang?"

"Bahasa Inggris, nih," ucap Asya sambil cemberut.

Rani yang satu pemikiran dengan Asya, sama-sama tidak menyukai Bahasa Inggris pun mengangguk, "gue juga nih, yaudah ayo."

Asya pun tersenyum bahagia, lalu mengambil tasnya dan pergi keluar sekolah bersama Rani.

Saat di lorong, mereka berpapasan dengan Nisa.

"Kalian mau kemana?"

"Nyekip," jawab mereka berdua sambil tertawa.

"Ih, bangga banget bisa nyekip," ledek Nisa.

"Bodo amat, penting bahagia. Duluan ya," pamit Asya.

Ketika mereka sudah berada di luar sekolah, Asya pun menanyakan tujuannya pada Rani.

"Ini mau kemana?"

Rani nampak sedang berpikir, "Mirota Kampus, yuk."

Asya pun mengangguk.

Begitu mereka berjalan melewati halaman sekolah, mereka melihat Rama yang sedang duduk sendirian di depan lobby.

"Anjir, Ran, itu Rama!" Seru Asya sambil menarik Rani untuk sembunyi.

"Ran, gue mau ngobrol sama dia."

"Yaudah, kalau mau ngobrol ya ngobrol aja."

"Tapi gimana caranya?"

Tulisan untuk Rama✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang