tiga puluh tiga : hujan

733 53 9
                                    

U n t u k R a m a

Pelajaran terakhir dihari Senin ini adalah pendidikan kewarganegaraan. Guru yang mengajar kali ini juga masih muda, tak seperti hari biasanya.

Dan seperti biasa juga, Deno, Dewa, Niko datang terlambat karena mereka membeli makanan terlebih dulu. Padahal jam istirahat sudah habis satu jam yang lalu.

"Maaf, saya terlambat bu." Ucap Deno santai sambil membawa makanan dan minuman, lalu ia beranjak duduk di kursinya.

Namun, belum sempat ia duduk, Deno dan teman-temannya sudah ditegur oleh Bu Dina-guru pkn. "Kalian! Rapikan baju dulu!" Ucapnya memerintah.

Deno malah menjawab, "yaudah, bu, saya ke kamar mandi dulu. Ayo, Nik."

Deno berniat untuk mengajak Niko pergi bersama.

Namun sudah ditahan lagi oleh Bu Dina. "Siapa suruh kalian ke kamar mandi? Saya suruhnya rapian baju, bukan pergi berduaan."

"Masa ngerapiin bajunya disini?"

"Tinggal masukan baju ke dalam celana, apa susahnya?"

"Oh yaudah bu."

Deno pun merapikan seragamnya.

Selesai itu, Deno duduk, lalu ia minum es teh yang dibelinya tadi.

"Itu, namanya siapa?" Tanya Bu Dina pada Asya.

"Oh itu, Deno, bu." Jawab Asya.

Bu Dina mengangguk paham.

"Deno! Minumnya taruh di depan!"

Deno terkejut, "lhah kenapa bu?"

"Hargai saya sebagai guru kamu."

"Oh iya, bu. Ini saya taruh di depan."

Bodohnya, Deno malah meletakkan minumannya di meja paling depan, padahal yang Bu Dina maksud adalah di luar kelas.

Bu Dina hanya menghela nafas. Ia mengabaikan Deno, dan melanjutkan materi.

Di tengah pelajaran, Bu Dina menyampaikan beberapa contoh lembaga yang mengatasi masalah hak asasi manusia. "Deno, coba kasih tahu saya, kepanjangan dari KPAI."

Deno kebingungan, ia pun menjawab asal. "Komisi pemberantasan anak Indonesia,"

Tawa seisi kelas mengembang seketika. Bahkan Bu Dina ikut tertawa. "Perlindungan, No. Kalau pemberantasan, kamu udah dibantai."

U n t u k R a m a

Pelajaran selesai.

Waktunya para siswa kelas IX pulang ke rumah masing-masing. Namun cuaca tak berpihak pada mereka, karena hujan turun sangat deras.

Asya yang baru saja keluar dari kelas bersama Rani hanya bisa mengumpat dalam hati. Yang ia inginkan, adalah bisa pulang lebih awal dan tidur siang dengan nyenyak.

"Nunggu di lobby, ya, Sya." Ajak Rani.

Asya pun mengangguk.

Mereka berjalan menuju lobby, melewati lorong kelas, tidak seperti biasanya.

Dan ketika mereka sampai di depan kelas IX-D, Asya dikejutkan dengan kemunculan Rama.

Rama keluar dari kelas bersama dengan Faiz, Dava, Raja, dan masih ada beberapa temannya yang lain. Dan tentu saja mereka semua laki-laki.

Langsung saja Asya menutup wajahnya dengan tangan kirinya.

Rani yang melihat hal itu, langsung paham jika Rama pasti ada disekitarnya.

Dan benar saja, Rani meneriaki Faiz, untuk mengejek Asya.

"Faiz! Asya nyariin Rama, nih!" Teriak Rani.

Ingin sekali asya membekap mulut temannya yang satu ini.

Tak hanya Faiz yang menengok ke arah Asya, tapi Dava dan Raja juga menengok sambil tertawa.

"Rama nya disini, Sya. Nggak usah dicari."

Seketika, senyum Rama mengembang kala itu juga.

Dan suara dari teman-teman Rama mulai menyoraki Asya.

"Cie Asya,"

"Baper nih baper,"

"Wah Asya baper."

Asya hanya bisa terdiam.

Ia benar-benar tak paham harus berbuat apa.

Rama senyum woi!

Tiba-tiba, Faiz merangkul Rama sambil berjalan, "selamat ya, Ram."

Hah, apa itu maksudnya? Tanya Asya.

Ketika sampai di lobby, Asya dan Rani meletakkan tasnya diatas meja yang ada di sana.

"Hoi!" Seru seseorang.

Rupanya itu Vina.

"Woi, Vin." Balas Rani.

Vina yang sedari tadi memperhatikan sikap Asya yang berbeda langsung bertanya. "Asya kenapa? Rama lagi, kah?"

Asya hanya mengangguk.

"Eh, hujan gini. Pulang bareng, yuk." Ajak Vina.

Asya dan Rani terkejut.

"Pesen Go-Car. Tapi tujuannya ke rumah gue." Ucap Vina menjelaskan.

Asya dan Rani mengangguk tanda setuju.

Langsung saja Vina memesan Go-Car.

"Nunggunya di luar, yak."

Asya membatu ketika menyadari bahwa Rama ada di sebelahnya.

"Cie Asya, modusnya nggak bisa santai, emang." Ledek Vina.

Wajah Asya memerah seketika.

Tak lama kemudian, Go-Car pesanan mereka datang.

Dan itu membuat Asya merasa berat hati untuk pulang, karena ia tak bisa berdiri disamping Rama lagi.

U n t u k R a m a

• U n t u k R a m a •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02-04-18

Rama! Lagi-lagi hujan yang membuat kita berjumpa.
Yah, walau sekarang, rasa sukaku padamu sudah diketahui oleh teman-temanmu.
Syukurlah, hanya laki-laki saja yang tahu.
Aku takut, satu angkatan tahu hal ini.

._.

H-2 UNBK!!!
SUKSES & SEMANGAT!!!

Tulisan untuk Rama✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang