First Time - Tao

6.5K 732 14
                                    

Kamu menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul 20:00 WIB. Sudah waktunya untuk menutup toko, pikirmu.

Namun saat kamu baru ingin berjalan menuju pintu untuk membalik papan penanda, seorang pria nampak berlari ke arah toko dan masuk dengan tergesa-gesa.

"Maaf Pak, tapi kami sudah—"

"Bantu saya, sebentar aja," katanya dengan mimik wajah memelas.

Kamu menghela napas dan berusaha tersenyum. Netramu menatapnya lembut kala dia mulai memberikan tatapan memohon.

"Baik, ada yang bisa dibantu?"

Alih-alih menjawab, pria itu menghampiri deretan bunga matahari dan mengambil beberapa tangkai.

"Berapa harga bunga Daisy ini?"

Kamu hampir tertawa mendengar pertanyaannya. "Tapi itu bunga matahari, Pak."

Dia terlihat menepuk dahinya dan terkekeh sebelum kembali menatapmu.

"Maaf. Fokus saya pecah."

Kamu tersenyum maklum, mungkin dia sedang terburu-buru.

"Biar saya bantu." Kamu berjalan mendekatinya dan menarik bunga matahari dari genggamannya. "Rangkaian seperti apa yang Bapak mau?"

"Saya mau rangkaian bunga matahari dengan campuran Azalea kuning," jawabnya pelan.

"Apa Bapak membeli bunga-bunga ini untuk acara tertentu?" tanyamu disertai senyum tipis.

Dia mengusap tengkuknya dan tersenyum canggung. "Saya—pingin kasih bunga ini buat orang yang saya cintai."

"Ahh." Kamu tersenyum kian lebar. "Semoga dia suka rangkaian bunganya."

Pria di hadapanmu tersenyum sendu. "Saya harap juga gitu. Bunga ini mau saya kasih sebelum pesta pernikahannya lusa."

Kamu terdiam begitu dia selesai bicara. Pesta pernikahan? Jadi orang yang dia cintai...

"Iya, orang yang saya cintai mau nikah lusa," katanya seolah menjawab pertanyaan yang muncul di otakmu. "Saya sendiri masih gak percaya."

Selesai merangkai bunga yang dia inginkan, kamu mengatakan sesuatu tanpa pikir panjang.

"Mau ikut saya minum cokelat panas di kedai langganan saya?"

Dan diluar dugaan, pria malang di hadapanmu itu mengangguk seraya tersenyum.

-Tao-

Dua gelas cokelat panas sudah tersaji di depan kalian. Namun belum ada percakapan yang berarti.

Kamu termasuk orang yang tidak tahan dengan kebisuan dalam jangka waktu yang lama. Maka kamu memberanikan diri untuk mengajaknya bicara lebih dulu.

"Ehm, Pak—"

"Jangan panggil Pak, saya gak setua itu." Dia tertawa hingga matanya menyipit. "Bisa gak kita ngobrolnya santai?"

"Oh oke. Kalau begitu kita mulai dengan perkenalan dulu. Aku (Y/n), florist."

Pria yang duduk di hadapanmu tersenyum lembut. "Huang Zi Tao, panggil aja Tao. Pegawai swasta di sebuah perusahaan."

"Nice to meet you, Tao. Ayo berteman." Kamu mengulurkan tanganmu dan tersenyum.

Tao tertawa kecil sebelum menjabat tanganmu seraya mengangguk setuju.

[Imagine Series] - EXO VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang