"(Y/N)! TOLONG!"
Kamu sedikit terkejut mendengar Tao berteriak. Dengan berlari, kamu masuk ke rumah dan menuju asal suara teriakan Tao.
"Kenapa sih? Kamu ngapain naik-naik keatas wastafel begitu?"
Tao meringis sembari memberikan tatapan memohon.
"Turun. Sini," kamu maju selangkah dan seketika berhenti ketika Tao kembali berteriak.
"Jangan maju! Please diem ditempat!"
Kamu mengerutkan kening saat Tao menunjuk sesuatu di hadapanmu.
"Tiga langkah lagi kamu maju, itu kecoa bakalan terbang."
Kamu berjalan mundur dengan perlahan, hampir tanpa suara. Tanganmu menarik kursi meja makan dan berdiri diatasnya.
"Ambil sapu sana!" serumu.
Tao menggeleng, "aku gak berani. Kamu aja, kamu katanya gak takut kecoa," ledeknya diakhir kalimat.
"Aku gak takut emang, cuma geli," sanggahmu dan Tao sempat tertawa meledek.
"Kamu kan cowok, masa takut sama hewan kecil begitu. Anggep aja kurma!" sambungmu.
"Ya ampun yang, kurma itu gak bisa terbang."
Kamu berdecak ketika Tao kembali menatap kecoa yang tampak diam itu dengan pandangan takut.
Kamu akui, Tao handal dalam hal bela diri dan banyak orang yang sulit mengalahkannya ketika lomba bela diri. Tapi, astaga, dia mampu dikalahkan dengan hewan kecil berwarna cokelat. Sulit dipercaya.
"Itu si kecoa kenapa bisa ada disitu coba?"
"Gak tau. Aku lagi mau ambil gelas terus tiba-tiba dia ngelewatin kaki aku. Mana gak permisi lagi?!"
Kamu memutar bola mata malas. Apa kepala Tao terbentur lemari ketika berjalan menuju dapur?
"Kecoa mana bisa ngomong sih? Aneh aja kamunya," ujarmu kesal.
Kamu memberanikan diri untuk turun dari kursi dan berjalan memutar meja makan menuju wastafel.
Tao menatapmu waspada, kamu menghiraukan tatapannya dan terus berjalan perlahan. Namun saat posisimu sekitar 2 meter disamping kiri si kecoa, tanpa tanda kecoa itu terbang dan hinggap di bajumu.
"AAAAA!! TAO! TOLONG AAA INI DIA NEMPEL DIBAJU AKU!"
"AAAA! AKU HARUS NGAPAIN TERUSNYA?!"
Kamu terus berteriak. Karena terlalu panik, kamu sampai lupa untuk menggerakan tubuhmu.
"KAMU BERGERAK DONG YANG! ITU DIA NAIK TUH-HEH KURANG AJAR KECOANYA NAIKNYA HAMPIR KE DADA! AKU AJA BELUM PERNAH MEGANG—"
"GAUSAH PROTES! TOLONGIN DU—AAAA!"
Kamu semakin panik ketika kecoa itu kini semakin merambat naik. Dengan keberanian penuh, kamu menghempaskan kecoa itu dari tubuhmu.
Kecoa itu memang terbang, namun dua detik kemudian kembali lagi hinggap di bajumu. Kamu hampir menangis sekarang.
"Tao—tolongin aku. Aku gak berani ngusir kecoanya lagi, ini gimana..." suaramu mengecil dan matamu mulai berair.
"Jangan nangis. Aduh aku panik jadinya..."
"JANGAN PANIK DOANG! BANTUIN!" serumu gemas.
Kamu menatapnya sendu namun tajam hingga dia tertawa kaku. Tanpa diduga, dia mengisi air disalah salah satu wadah besar. Setelah penuh, dia menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Kamu menebak apa yang akan dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Imagine Series] - EXO Version
FanficWhat if EXO Members be your boyfriend, bestfriend, or maybe-brother? Imagine Series #1 📍 Start : September 2017 📍 Revisi 📍 Imagine Area. Harsh comment not allowed.