"LEPASKAN DIA!!!" suara bariton itu memekik telinga Aqilla bahkan ia sangat mengenali suara itu.
Aqilla menoleh pandangannya menatap suara pria yang sangat ia harapkan. Ia menatap tak percaya apa yang ada dipikirannya ternyata benar seutas senyum terlukis di wajah cantiknya.
Farqah pria kharisma itu berjalan menghampiri dengan tatapan tajam ke arah Bobby. Bahkan Aqilla bisa merasakan wajah amarah pada suaminya itu walaupun bukan tertuju padanya.
"LEPASKAN! beraninya kau menyentuhnya!" Desis Farqah memperingati lawannya. Farqah menarik tangan Aqilla dan menggenggamnya.
Bobby tersenyum miring memandang remeh, "memangnya kau siapanya?" Tanyanya tak kalah menantang.
"Aku suaminya! Aqilla adalah istriku!" Kata Farqah seraya menatap Aqilla lembut.
Bobby menggeleng, "nggak mungkin! Aku tidak percaya. Kau pasti bohong!" katanya dengan jari telunjuk mengarah ke wajah Farqah.
Farqah menghempas kasar tangan Bobby, "kau tidak percaya tanyakan saja pada istriku!"
Bobby menatap Aqilla, "Katakan padaku kalau kau belum menikah dan semua itu bohong, kau tak mungkin meninggalkankukan!" Kata Bobby. Tak ada jawaban dari Aqilla lantas Bobby mengucang-ucang bahu Aqilla membuat Farqah kesal.
Aqilla menatap Bobby tajam, "iya! Aku memang sudah menikah! Farqah adalah suamiku".
Bobby melepaskan kedua tangannya di pundak mungil Aqilla, "nggak! Nggak mungkin!" katanya dalam gelengan. "Kau harus bersamaku!" Lanjutnya menarik tangan Aqilla membuat Farqah geram.
Bukkkk!!!!
Satu pukulan melesat ke arah Bobby membuatnya jatuh tersungkur, ujung bibir Bobby mengeluarkan darah. Denis yang berada disitu segera menarik tangan Farqah. Ia tau bahwa sahabatnya ketika marah bisa menghajar lawannya tanpa ampun. Aqilla dan Dinda yang melihat kejadian tersebut diam dengan tubuh bergetar. Aqilla menatap dengan tetesan air mata.Farqah kembali mendekati dan menarik kerah kemeja Bobby, "Ku peringatkan jangan lagi menyentuh istriku! kalau tidak kau akan berurusan denganku!" Kata Farqah dengan tatapan tajam dan menghempaskan tangannya.
Tatapan tajamnya berubah lembut, "kau tak papa?" Tanya Farqah tanganya menangkup wajah istrinya.
"Kau menangisi siapa?" Tanya Farqah kembali seraya menghapus jejak air mata di pipi Aqilla.Aqilla menggeleng pelan. Farqah menarik Aqilla kepelukannya, "kau takut padaku?" Tanya Farqah mengusap lembut belakang kepala istrinya.
Mereka berempat meninggalkan Bobby yang masih mengadu kesakitan. Farqah menggenggam erat tangan mungil Aqilla menuju basement dimana mobilnya terparkir. Aqilla pulang bersama Farqah sedangkan Denis akan mengantar Dinda.
Farqah dan Denis memang berada di mall yang sama dengan Aqilla. Farqah sedang ada meeting dengan client-nya di salah satu restaurant. Farqah tidak tahu kalau Aqilla akan pergi ke tempat yang sama, istrinya hanya bilang akan ke toko buku.
Dalam perjalanan Farqah melajukkan mobilnya hanya diam menatap jalanan. Aqilla pun sama diam dalam kebisuan dengan memainkan jari jemarinya. Ia begitu takut kalau suaminya akan marah besar. Ia bingung untuk menjelaskannya.
Farqah menolehkan kepalanya ke samping sekilas lalu menatap kembali ke jalan. Tak lama pria kharisma itu meminggirkan mobilnya di pinggir jalan yang tak begitu ramai.
Farqah memiringkan tubuhnya menghadap istrinya, "kau kenapa?" Tanyanya.
"Apa?" Tanya Aqilla yang tak mendengar perkataan Farqah.
Farqah tersenyum, "kau melamun?"
Aqilla melirikkan mata hitamnya lalu membuang pandangan ke arah depan, "tidak!" Jawabnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
Любовные романы#Beberapa bab private acak# Bertemu denganmu mungkin takdirku walaupun lewat jalur seseorang. Aku memilihmu bukan karena ketertarikan fisik yang kau miliki. Aku memilihmu karena aku merasa kau pantas untukku dan membahagiakamu adalah tujuanku. -Far...