Di hari yang sama. Suara keras musik berdetam-detam dan hiruk piruk orang-orang memekik kuping. Para pengunjung dari kalangan remaja hingga dewasa sangat menikmati musik yang di bawakan DJ cantik dan seksi itu. Siapa saja yang mendengar ingin sekali menggerakan tubuhnya mengikuti irama remixnya. Tapi berbeda dengan pria satu itu. Ia hanya sibuk dengan minumannya. Entah sudah berapa gelas yang ia tenggak untuk memuaskan hatinya saat ini.
Pria itu sedikit kacau dan berantakan tapi masih terlihat sisi ketampannya. Tak sedikit wanita yang ingin mendekatinya hanya saja pria itu tidak memperdulikannya.
"Hai sendirian saja," sapa wanita seksi dengan pakaian yang super ketat mengekspos bagian atas dan bawah.
Pria itu mengerang, "Pergilah! Jangan ganggu! Aku ingin sendiri," balasnya.
Wanita seksi itu pun pergi dengan rasa kecewa, sedangkan pria itu menenggak kembali minuman yang berada di tangannya. Walaupun kepalanya sudah terasa berat tapi ia enggan untuk menghentikannya.
"Bodoh! Aku pria bodoh," Ocehannya.
Pria itu adalah Bobby. Ya benar, ia sedang berada di salah satu klub malam. Sudah beberapa hari Bobby sering mengunjungi klub malam ini hanya untuk memuaskan hatinya. Bukan untuk mencari wanita-wanita seksi lalu menyewanya. Bukan, Bobby hanya memuaskan hatinya lewat beberapa gelas atau botol saja. Ia kira dengan dirinya meminum sampai tak sadarkan diri ia bisa melupakan seseorang yang mengusik pikirannya. Ternyata salah, hanya sesal yang ia dapat.
Sekuat hati ia mengikhlaskan apa yang bukan milikinya ternyata gagal. Selama beberapa bulan ini ia menghilang hanya untuk bisa melupakan Aqilla wanita yang pernah ia sia-siakan tapi nyatanya tak berhasil. Bobby pernah membuka hati untuk wanita lain tapi nyatanya tak ada wanita yang tulus mencintainya. Kini ia datang kembali, datang untuk menemui Aqilla dan mendapatkannya kembali.
Beberapa hari ini Bobby pergi ke kampus Aqilla, hanya saja Aqilla selalu menghindari ketika melihatnya. Sore tadi ia memutuskan untuk menunggunya di dekat komplek rumahnya. Bobby melihat Aqilla saat ingin menghampirinya ternyata Aqilla tak sendiri ada Farqah di sampingnya. Aqilla tampak begitu bahagia itu membuat Bobby cemburu.
Bobby meneguk kembali minumannya. Kali ini ia harus bisa menemui Aqilla dan membujuknya untuk kembali padanya. Saat ia ingin bangun tubuhnya linglung. Kepalanya terasa berat pandangannya berbayang di karenakan terlalu banyak minum. Biasanya dirinya tak separah ini ketika minum.
"Dasar pria bodoh, memang kau itu bodoh!" Pekik wanita yang berdiri di hadapan Bobby.
.
.
Sinar matahari menembus dinding kaca menyilaukan mata. Bobby mengerutkan dahinya kelopak matanya bergerak lalu dengan perlahan terbuka. Bobby memegang sisi kepalanya yang terasa pusing dan berat. Ia menerawang seisinya ini adalah kamarnya. Karena terlalu pusing ia belum sepenuhnya ingat apa yang ia lakukan semalam.
Perlahan Bobby bangun dari tidurnya dan sepenuhnya duduk. Saat ingin beranjak bangun dari tempat tidurnya matanya tertuju pada wanita yang duduk tak jauh darinya.
"Kau!" Pekik Bobby.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Bobby pada wanita yang sedang duduk menyilang itu.
"Hai sayang kau sudah bangun," sapa wanita seksi itu dengan basa-basinya.
Bobby membuang pandangannya dengan tersenyum kecut, ia muak melihat wanita itu. Ntah sejak kapan dia datang ke apartement miliknya.
"Sombong sekali kau tidak membalas perkataanku,"
"Untuk apa kau ke sini kita sudah tidak ada urusan lagi," ketus Bobby.
Bella wanita itu bangun beranjak dari duduknya, berjalan perlahan menghampri Bobby dengan tangan menyilang di dadanya. "Cepat sekali kau melupakanku! Padahal dulu kau memilihku dari pada mantanmu itu."
Bobby menatap tajam Bella, "aku menyesal memilihmu dan meninggalkan Aqilla waktu itu, ini semua karenamu bahkan aku tidak bisa mendapatkan Aqilla kembali."
"Apa ini semua salahku?" Bella tersenyum kecut. "Kau tak sadar, kau juga termaksud pria brengsek berselingkuh di belakangnya. Kau yang menginginkanku dan meninggalkan Aqilla."
Bobby tidak lupa akan hal itu, pada saat dirinya tergila-gila pada Bella. Saat Aqilla memergokinya sedang bermesraan dengan Bella, Bobby pun tak memperdulikannya. Hingga Aqilla benar-benar meninggalkannya.
"Pergilah aku tidak ingin berdebat denganmu!" Usir Bobby.
"Kau mengusirku! Seharusnya kau berterima kasih padaku, karena semalam aku yang membawamu ke sini."
Bobby mengingat kejadian semalam. Saat ia ingin pergi dari klub tersebut tubuhnya tak kuat berdiri seutusnya karena terlalu banyak minum. Bobby juga melihat samar-samar seorang wanita yang berada di sampingnya. Setelah itu ia benar-benar tak sadarkan diri.
"Baiklah, terima kasih, sekarang kau boleh pergi," ucap Bobby seraya beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
Bella tersenyum puas, "aku takkan ingin pergi!"
Bobby menghentikan langkahnya, "apa yang kau inginkan?" Tanya Bobby tanpa basa-basi. Ia tahu kalau Bella tak mungkin menemuinya tanpa ada sesuatu. Ada niat terselubung pada wanita itu.
Bella memutari tubuhnya menuju jendela besar yang memperlihatkan beberapa kendaraan di luar sana. "Aku hanya ingin menawarkan sesuatu, ya seperti sebuah kerja sama."
"Kerjasama, Apa maksudmu?" Tanya Bobby tak mengerti.
Bella membalikkan tubuhnya dan menatap Bobby. "Aku tahu kau sering ke kampusku dan itu bukan untuk bertemu denganku, tapi kau pergi ke sana untuk menemui Aqilla," tebak Bella, Bobby membalas menatap.
"Kau masih mengingkannyakan, aku juga sama menginginkan prianya," lanjut Bella.
"Prianya, Siapa yang kau maksud? Apa Farqah maksudmu?"
"Tebakanmu benar, ya aku menginginkan Farqah. Aku menginginkan menjadi kekasihnya," jawab Bella.
"Kau benar-benar wanita jalang,"
Bella menatap Bobby tidak suka, "jaga ucapanmu Bobby! Jika aku bisa mendapatkan Farqah kau juga bisa mendapatkan Aqilla kembali. Sudahlah kau ikuti saja permainanku, kau juga akan mendapatkan apa yang kau mau bukan."
Bobby berfikir sejenak, memang ia terobsesi mengingkan Aqilla kembali. Sebrengsek-brengseknya dirinya tapi ia tidak ingin membuat wanita yang ia cintai tersakiti kembali.
Bobby juga belum mengetahui apa yang akan di rencana Bella. Bobby juga tahu Bella sangat membenci Aqilla. Ia takut Bella akan menyakiti Aqilla.
Bella berjalan menghampiri Bobby, "apa yang kau pikirkan? Apa aku akan menyakiti Aqilla?" Tanya Bella.
Bobby menatap Bella, "takkan ku biarkan bila kau berani menyakitinya!" Bobby memperingati.
Bella memutari tubuh Bobby, "Tenang saja aku takkan berbuat macam-macam pada wanitamu itu walaupun aku membencinya. Aku hanya menginginkan suaminya. Aku tertarik padanya saat pertama kali aku melihatnya."
"Aku tahu kau hanya mengincar uangnya sajakan!"
Bella menggeleng, "Tidak! Tidak untuk saat ini, Farqah itu pria berbeda. Aqilla hanya beruntung saja lebih dulu bertemu dengannya.
"Baik aku akan ikut dalam permainanmu, tapi ingat jangan berbuat macam-macam pada Aqilla atau kau berurusan denganku!" Peringatan Bobby.
Bella memasang wajah seperti orang ketakutan, "ihkk takut," ucapnya di akhiri dengan tertawa puas.
Bobby merasa muak dan pergi menghindari wanita jalang itu. Sedangkan Bella tertawa bahagia akhirnya Bobby mau membantunya untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya yaitu menginginkan Farqah.
~NEXT~
👇Ayoo tinggalkan jejakmu🌟😘
Rirhie16
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
Romansa#Beberapa bab private acak# Bertemu denganmu mungkin takdirku walaupun lewat jalur seseorang. Aku memilihmu bukan karena ketertarikan fisik yang kau miliki. Aku memilihmu karena aku merasa kau pantas untukku dan membahagiakamu adalah tujuanku. -Far...