Dia adalah masa lalunya
Aku adalah masa depannya
Memang kita mencintai pria yang sama
Akan tetapi takdir kita berbeda
Aku akan menjaga cinta ini seperti dia yang selalu menjaga cintanya♡Aqilla Rafania♡
******
Seminggu sudah Felisa menjalankan serangkaian perawatan yang di anjurkan Dokter. Seminggu juga Farqah harus bolak-balik ke rumah sakit. Sebelumnya Farqah juga meminta izin kepada Aqilla agar tidak terjadi salah paham akan hal itu. Aqilla memahami dengan situasi ini, karena ia tahu Felisa butuh penyemangat. Bukan hanya sang kakak saja yang ia perlukan tapi, orang terkasih juga ia harapkan.Aqilla mencoba untuk membuang rasa cemburu ketika Farqah berada dekat dengan Felisa. Aqilla juga beberapa kali menjenguk Felisa bukan untuk memantau Farqah sedang apa tapi, ia hanya ingin tahu bagaimana perkembangan Felisa.
Siang ini Sarah menyuruhnya datang ke rumah sakit dan itu atas permintaan Felisa. Kini Aqilla berada di kampus dan masih ada beberapa mata kuliah yang belum terselesaikan. Sepertinya pesannya penting dengan segera mungkin Aqilla meninggalkan kampus dan pergi ke rumah sakit.
"Mau kemana Qil?" Tanya Rere yang melihat Aqilla merapihkan beberapa bukunya.
"Aku ada urusan," jawab Aqilla tanpa menoleh.
"Belum mulai pelajarannya udah mau pulang aja," cerocos Dinda.
Aqilla berdiri dan menyematkan tali tasnya pada pundaknya. "Ini penting banget, kalau ada waktu pasti aku cerita, dahh," ucap Aqilla dan melenggang pergi meninggalkan ruangan.
"Tapi Qill...," ucap Rere terpotong, "huff sudah pergi aja tuh anak," sambungnya.
"Mau kemana sie Aqilla buru-buru banget, sepertinya ada sesuatu yang ia sembunyikan dari kita, ini pertama kalinya dia tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan yang jelas," gumam Dinda.
"Entahlah, semoga tidak terjadi hal-hal buruk padanya," kata Rere. Dinda mengaminkan.
Hanya butuh 30 menit untuk Aqilla sampai di rumah sakit. Terlihat mobil hitam Farqah terparkir tak jauh dari mobil miliknya. Aqilla mengernyit biasanya suaminya akan menjenguk Felisa antara pagi dan Sore kenapa siang ini suaminya berada disini.
Aqilla melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit itu. Siang ini begitu sepi karena memang bukan jam besuk. Di lorong yang menghubungkan ruang VVIP tampak seorang wanita sedang duduk di salah satu bangku dan itu adalah Sarah.
Sarah tak sendirian ada pria di sampingnya. Pria itu adalah Alex kekasihnya, Alex tiba di Jakarta kemarin sore. Ia sengaja datang ke Indonesia untuk menemani Sarah di sini.
"Sarah kenapa kau disini?" Tanya Aqilla yang berada tepat di depan Sarah dan Alex.
"Sarah is sad," Alex menjawab. Sarah hanya diam dalam tangisannya.
"Why?" Tanya Aqilla panik.
"Because of her sister," jawab Alex.
Aqilla duduk dan memeluk Sarah, "Apa yang terjadi pada Felisa?" Tanya Aqilla.
"Felisa..." Sarah kembali menangis.
"Katakan ada apa dengan Felisa!" Kata Aqilla bertambah panik.
Sarah mengurangi pelukannya dan menetralkan dirinya sejenak, "Dia tidak mau menjalani terapinya, ia mengatakan percuma akan hal itu, dan dia... dia.. selalu mengatakan hal yang tidak-tidak," ucap Sarah dalam isakannya.
Sebenarnya Sarah juga tidak tega akan hal itu. Setiap Felisa menjalani kemoterapi ia selalu mengeluh sakit. Tapi apalah daya hanya itu jalan satu-satunya agar kankernya tidak menyebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/134009268-288-k374926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
Romance#Beberapa bab private acak# Bertemu denganmu mungkin takdirku walaupun lewat jalur seseorang. Aku memilihmu bukan karena ketertarikan fisik yang kau miliki. Aku memilihmu karena aku merasa kau pantas untukku dan membahagiakamu adalah tujuanku. -Far...