Walaupun aku harus mengorbankan perasaanku, asal melihat mereka bahagia itu sudah cukup buatku.
♡Aqilla Rafania♡
******
"Apa seminggu lagi?" Sontak Aqilla kaget apa yang barusan di katakan papanya barusan.
Farid menatap anak bungsunya "semua persiapan sudah diatur, jadi persiapakan dirimu dari sekarang!" Katanya tegas.
Aqilla menghela napas meredam emosinya
"Pah bakhan aku baru mengenalnya, tak bisakah bertunangan dulu!""Papa tidak akan merubah keputusan! Bahkan papa tidak akan menunda-nundanya lebih cepat lebih baik!"
"Mah...!" Panggil Aqilla pelan dengan gelengan kepala.
"Sudah ikuti saja kemauan papamu!"
Air mata Aqilla jatuh begitu saja, bahkan nggak ada yang mengerti perasaannya.
Aqilla yang belum menyelesaikan makan malannya pergi begitu saja, ia berlari menuju kamarnya. Ia pun tak menghiraukan mamanya memanggil namanya.
Papanya keterlaluan baru kemaren ia bertemu dan mengenalnya. Memang sebelumnya Aqilla sudah bertemu dengan Farqah, tetapi ia tidak tahu kalau pria yang menolongnya adalah pria yang sama.
Aqilla melempar bantal serta bonekanya ke arah pintu ia merasa kesal, ia menangis dalam gelapnya malam.
Aqilla pun meraih bingkai foto yang berada di atas nakas. Di usapnya foto itu dengan sayang. Foto dimana ia bersama kakaknya yang berada di taman hiburan.
"Kak aku kangen kakak, apa dengan cara ini aku bisa membahagiakan kedua orang tua kita," kata Aqilla dan memeluk bingkai foto itu.
Tokk,,tok,,
Suara ketukan mengalihkan perhatiannya, Aqilla segera merebahkan diri menarik selimutnya dan menutupi sebagian tubuhnya.
Ia membalikkan tubuhnya menghadap tembok lalu memejamkan matanya.Farid memasuki kamar putri bungsunya, matanya menerawang melihat sebagian kamar yang berantakan. Ia duduk di tepi ranjang dan menatap foto kedua putrinya yang tergeletak di atas kasur.
Farid tahu kalau putrinya belum tidur."Maafkan papa!" Kata Farid yang membuat Aqilla membuka matanya tanpa membalikkan tubuhnya.
"Maafkan papa untuk semua ini, atas keegoisan papa yang melarang kamu ini itu dan juga atas perjodohan yang papa buat".
Bulir-bulir keluar dari kelopak mata Aqilla.
"Papa nggak ingin kejadian yang menimpah kakakmu terjadi juga padamu. Sungguh kejadian itu menyakitkan sebagai orang tua. Papa hanya ingin kamu bahagia".
Aqilla kembali meneteskan air matanya dimana ia ingat kejadian itu.
Flashback
Dua tahun lalu keluarga besar Alfarid sedang merayakan hari kebahagian mereka. Bagaimana tidak putri sulungnya yang bernama Ashalina Alfarid akan melangsungkan pernikahan. Asha sapaannya akan menikah dengan kekasihnya -Darel-.
Sebenernya Farid kurang menyetujui akan tetapi Asha memaksa ingin menikah dengan Darel. Mau tidak mau Farid menyetujui dan merestui hubungan mereka.
Acara semua telah siap dan akan dilaksanakan pukul 10.00 pagi.
Aqilla tersenyum melihat kakaknya begitu cantik dengan balutan kebaya. Beberapa menit lagi kakak kesayangannya akan berubah statusnya.
Aqilla mendekat dan memeluknya, "kak kau sangat cantik!" Katanya.
Asha mengurangi pelukannya dan tersenyum "terima kasih adikku sayang, kau juga cantik".
"Kak pasti nanti aku kangen banget, kakak bakal sering main ke sini kan?" Tanya Aqilla.
"Iya,, kakak pasti bakal rajin mengunjungi rumah, kakak pasti kangen ngerjain kamu terus," jawab Asha tertawa pelan. Aqilla mencibikan bibirnya kesal.
Tak lama acara yang di tunggu-tunggu tiba , akan tetapi calon mempelai pria tak kunjung datang. Ada rasa kecemasan terpatri diraut wajah keluarga Alfarid terutama Asha.
Setengah jam mereka semua menunggu tak ada kabar, Asha mencoba menghubungi Darel tapi nihil ponselnya tidak aktif, Asha juga menghubungi keluarga Darel hasilnya pun sama.
Hingga larut malam sampai para tamu membubarkan diri, Asha tetap setia menunggu kekasihnya yang tak kunjung datang. Asha menangis sejadi-jadinya di dalam kamar dan meratapi nasibnya.
Farid dan Airin yang mendengar teriris sakit nasib putrinya. Aqilla memeluk mamanya ia jga tak kuasa dengan kejadian ini.
Keesokan harinnya Darel datang ke kediaman Alfarid dengan entengnya ia mengatakan membatalkan pernikahan itu. Betapa hancurnya hati Asha mendengar ucapakn Darel lelaki yang ia pikir baik selama ini.
Plakkk....
Tamparan keras mendarat di pipi Darel "dasar brengsek kau, pria kurang ajar, pergi kau dari rumah ku! PERGI!!" Makian Asha memeki seisi ruangan, ia tak kuasa menahan sesak didadanya.
Setelah kejadian itu Asha jatuh sakit karena terlalu memikirkan, hari demi hari sakitnya menjadi parah dan meninggal dunia.
"Aqilla kau harus berjanji harus membuat papa dan mama bahagia, jangan kecewakan mereka. Berjanjilah untukku. Aku sayang kalian". Aqilla hanya menganguk dan menangis dalam isakkannya seraya memanggil-mangil sang kakak. Itu adalah pesan terakhir dari Asha kakaknya yang tak ia lupakan.
Flashoff
Aqilla bangun dan duduk di sebelah papanya, Farid tersenyum dengan mengusap kepala putri bungsunya dengan sayang. "Anak papa ko cengeng hah?" Tanyanya.
Aqilla tak menjawab ia langsung memeluk papanya. "Maafkan Aqilla pah hiks".
"Tolong mengertilah apa yang papa dan mamamu lakukan hanya untuk kebaikan dan kebahagiaanmu," tanpa sadar setetes bening keluar dari kelopak mata Farid.
Airin yang berada disisi pintu menyaksikan kejadian mengharukan itu sejak tadi. Ia pun menghampiri suami beserta putrinya
"Papa dan mama sayang padamu Aqilla," ucap Airin seraya memeluk Aqilla dari sisi samping.
Aqilla mengurangi pelukannya dan menatap mamanya yang ntah sejak kapan sudah menangis. Di peluklah kedua orang tuannya secara bersamaan papanya di sebelah kanan dan mamanya di sebelah kiri. Mereka sama-sama menangis di keheningan malam.
Aqilla tak habis fikir bagaimana ia bisa membuat orang tuannya kecewa. Bahkan ia sudah berjanji kepada kakaknya bahwa ia akan membahagiakan papa dan mamanya.
Aqilla melepas pelukannya dan menatap orang tuannya secara bergantian. "Maafkan Aqilla pah mah yang mengecewakan kalian. Aqilla bersedia menikah dengannya. Aqilla nggak mau melihat kalian sedih lagi," ucap Aqilla dengan menciumi punggung tangan orang tuannya.
Farid dan Airin yang mendengar ucapan putri bungsunya merasa bahagia. Mereka pun kembali berpelukan dalam kebahagiannya.
Mungkin dengan ini aku bisa melihat kebahagiaan mereka kembali, meski aku harus mengorbankan perasaanku. Kakak aku menempati janjiku, batin Aqilla.
~NEXT~
Bahkan aku yang nulis aja ikutan sedih😢😢😢
Rirhie 16
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
Romance#Beberapa bab private acak# Bertemu denganmu mungkin takdirku walaupun lewat jalur seseorang. Aku memilihmu bukan karena ketertarikan fisik yang kau miliki. Aku memilihmu karena aku merasa kau pantas untukku dan membahagiakamu adalah tujuanku. -Far...