Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan tanya dia siapa, dia suami orang :(
Kalau respondnya bagus, author akan up lagi sampai end, tinggal lihat bagiamana respondnya. Maafkan typo..
See yoo
***
Suara derap kaki dan gesekan sepatu fantofle dengan lantai putih mengkilap terdengar disebuah perusahaan besar pagi ini.
Para karyawan yang melihat hanya menunduk takut, tersenyum ramah membenahi rambut, baju dan banyak yang mencari perhatian orang tersebut.
Berjalan menuju ruangannya ditemani sang asisten yang berjalan dibelakangnya dengan wajah datar dan tatapan tajamnya. Alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, sorot mata tajam, rahang yang kokoh dan bibir yang merah tipis tanpa pernah menghisap benda dengan kandungan nikotin, errr. Membuat semua mata memandangnya dengan tatapan memuja terutama para kaum hawa. Balutan kemeja dan jas mahal yang menutupi tubuh kokohnya.
“Pagi pak”
“Pagi pak”
“Pagi pak”
Sapaan terdengar dimana mana saat perjalannanya menuju ruangannya.
Bukan membalas, tersenyumpun tidak sama sekali hanya berjalan tanpa peduli dengan karyawannya.
“Apa agenda saya hari ini, Tris” tanyannya tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.
“Tuan hanya ada meeting dengan seorang client asal Singapore dan Tuan besar ingin bertemu dengan Anda”
“Papa?”
“Iya Tuan”
“Baik” ucapnya tepat ia sampai diruangan besar, bersih dan wangi yang didominasi warna putih setelah pintu terbuka secara otomatis.
“Apa kamu tau ada urusan apa Papa ingin bertemu denganku?” tanyanya setelah duduk dikursi kebesarannya.
Tris sang asisten hanya berdiri disamping meja “Saya tidak tau Tuan, Tuan besar hanya menyampaikan itu saja kepada saya”
“Baik, urus keperluan meetingku hari ini” ucapnya kemudian ia menyalakan laptop dengan logo apel yang sudah digigit setengah.
“Baik Tuan, masih ada waktu 1 jam, 15 menit. Apakah saya boleh sarapan dulu?” tanya Tris dengan hati hati dan menunduk takut.
