Ali menahan amarahnya, jika saja tadi istrinya tidak mengomelinya untuk tidak marah, mungkin ia akan melayangkan pukulan pada kedua pasangan kekasih yang diam menunduk duduk dikursi, didepannya.
Pak Luki adalah Ayah dari Icha sahabat Prilly, suami sah dari Saras, ibunya Icha.
Pak Luki merupakan karyawanan di perusahaan milik Arief sahabat Ali, bisa bisanya menggunakan alasan jika sedang ada urusan di perusahaan milik Ali untuk memadu nafsu dengan karyawan Ali. Sementara Nadya adalah karyawan Ali yang bekerja sebagai staff HuMas.
Saat ini mereka sedang menunggu Arief yang dalam perjalanan menuju perusahaan Ali, mungkin akan bersama Kelvin karena Arief dan Kelvin merupakan saudara, Ayah Kelvin adalah kakak dari Arief.
Tak berapa lama pintu ruangan Ali langsung dibuka oleh Arief dan ternyata benar ia bersama Kelvin.
"Ada apa Li?" tanya Arief berdiri didepan Ali, Ali menggeram menahan amarahnya menatap kedua orang yang diam menunduk.
"Lo tau dia?" tanya Ali menunjuk Pak Luki dengan dagunya. Arief menunduk melihat orang itu, ia kemudian mengangguk.
"Karyawan gue, ehh kok bisa disini?" tanya Arief yang baru sadar karyawannya menyasar kesini.
"Bukannya dia ijin ke lo Rief kalau dia mau keluar negeri buat berobat Ibu Saras" sahut Kelvin, Arief mengangguk.
"Berobat? Berobat dari mana? Iya berobat memuaskan nafsu" sindir Ali, Kelvin langsung berdiri mengikuti Arief.
"Maksud lo?"
"Dia berbuat tidak senonoh dikantor gue, diruangan CCTV dengan karyawan gue" ucap Ali memijit pelipisnya.
"Lo serius?" tanya Arief, Ali mengangguk .
"Pak Luki jelaskan sama saya apa benar yang dibilang Pak Ali? " tanya Arief menahan amarahnya, Pak Luki diam tak berapa lama ia mengangguk.
Arief berkacak pinggang menggeleng tak percaya.
"Bapak tau gak uang yang bapak pinjam keperusahaan totalnya berapa? Dengan alasan berobat Ibu Saras?" tanya Arief.
Kevin menggeleng "Jawab jangan cuma diem, berani berbuat berani tanggung jawab, apalagi diperusahaan orang, memalukan " desis Kevin.
"Saya.. Gak tau Pak"
Arief berdecak "Ck, totalnya itu 155 juta, Bapak tau, saya awalnya memaklumi karena Bu Saras sakit tapi.. saya gak tau mau berbuat apa sekarang" ucap Arief mengusap wajahnya kasar.
"Rief sekarang lebih baik bawa Pak Luki balik, jangan disini pasti Ali juga mau nyelesaiin masalahnya dengan karyawannya" usul Kevin, Arief mengangguk.
"Ikut saya, kita permisi Li" ucap Arief, Pak Luki berdiri mengikuti Kevin dan Arief keluar dari ruangan Ali.
Disini hanya tertinggal Nadya, Ali dan Tris. Ali menggeleng bingung ingin mengucapkan apa sekarang.
Pintu ruangan Ali terbuka memperlihatkan Prilly, Prilly masuk dan menutup pintu menghampiri mereka bertiga.
Prilly berdiri disamping Ali "Kok pada diem?" tanya Prilly, Ali menyandarkan punggungnya pada kursi kerjanya.
"Pak Tris ini kenapa?" tanya Prilly menatap Tris.
"Sepertinya Tuan gak tau mau berbicara apa sama Ibu Nadya" ucap Tris.
Prilly beralih menatap Ali dan mengusap rambut lelaki itu yang membuat Ali memejamkan matanya.
"Huft, Mbak Nadya yang waktu itu bicara sama saya kan?" Nadya mendongak menatap istri dari bosnya itu, kemudian mengernyit.