DuaBelas

20.3K 1.2K 93
                                    

Prilly sudah duduk manis dengan Adnan disampingnya, berada diruangan Ali. Menunggu laki laki itu yang masih diruangan milik kepala sekolah, karena tadi laki laki itu mengatakan akan meminta izin untuk diganti menjadi pengawas untuk mengurus Prilly dan Adnan.

Prilly menatap sinis kearah Adnan yang hanya diam. Katakan Prilly tak sabar tapi memang itu kenyataannya.

"Prill.." Yang dipanggil hanya menatap laki laki itu sekilas dan kembali melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Ia sudah kehilangan banyak waktu untuk mengikuti UN. Beberapa kali menghela nafas kasar, kenapa masalah ini ada saat ada sesuatu yang sangat penting.

Gadis itu sudah belajar mati matian untuk mengikuti ujian terakhir masa sekolah ini, tapi apa usaha yang dilakukannya gagal begitu saja. Prilly yakin ia harus mengikuti ujian susulan dikemudian hari yang sudah ditentukan pemerintah.

"Saya benar benar tak mengerti dengan kalian, bisa bisanya kalian ini berantem saat ada ujian yang sangat penting ini" ujar Ali.

Awalnya beberapa guru juga sepertinya ingin melontarkan kemarahan pada mereka berdua, tapi Ali meminta mereka untuk keluar dan tak ikut campur. Laki laki itu yakin jika mereka semua ikut memarahi Prilly dan Adnan yang ada mereka merasa dihakimi, jadi hanya Ali yang akan meluruskan kesalahpahaman ini.

"Saya tanya apa masalahnya?"

Keduanya hanya diam tak menjawab, Adnan beberapa kali membenarkan letak kacamatanya.

"Bapak bisa tanya sama dia, saya tidak akan marah kalau tanpa sebab" ucap Prilly akhirnya.

"Adnan"

"Saya tak melakukan apa apa"

"Arghh shit" umpat Prilly mengalihkan pandangannya pada Adnan, bisa bisanya mengatakan tak melakukan apa pun.

"Kuping gue kayaknya dibisikin iblis kali yah" gumam Prilly.

"Saya tanya sekali lagi dengan kamu, ada masalah apa dengan Prilly?"

"Say..."

"Jujur aja Bambang lo bilang apa kegue tadi, pelacur? Hahahah" tawa Prilly dengan sinisnya.

"Bapak tau dibiling saya php, karena katanya saya deketin Romi, Bapak dan dia. Katanya saya mau sana sini kayak pelacur, lah terus lo apa?" tanya Prilly dengan emosi yang sudah naik turun.

Gadis itu menahan amarahnya, menggertakkan giginya beberapa kaki dengan menatap tajam Adnan.

Ali menghela nafas, jujur ia sangat kesal dengan laki laki dihadapannya ini. Suami mana yang tak marah ketika mendengar istrinya dihina oleh laki laki lain, apalagi laki laki itu tak tau apa yang sebenarnya.

Ali menghela nafas kasar, mungkin ini saatnya ia mengatakan yang sebenarnya pada muridnya yang satu ini, agar tak menghina istrinya lagi.

"Kamu tau siapa gadis yang sudah kamu hina ini?" tanya Ali.

Keduanya menoleh cepat, Prilly tak akan menghentikan jika suaminya akan mengatakan yang sebenarnya. Toh, cepat atau lambat semua orang akan tau.

Adnan tampak bingung dengan gurunya ini "Maksud Bapak?" tanya Adnan.

Ali berdiri berjalan menuju tampat kerjanya, mengambil sesuatu dari atas mejanya kemudian menyerahkan sebuah map pada Adnan.

Marry With My Teacher Season 1 (Re-Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang