***
Prilly menatap laki laki yang sedang tidur dengan memeluk tubuhnya erat, ia tersenyum kemudian melepaskan lengan laki laki itu dan berlalu menuju kamar mandi.
Setelah sekitar 15 menit dikamar mandi Prilly keluar, masih menggunakan seragam sekolahnya, ia hanya membasuh wajahnya dengan air. Karena ia tak membawa baju ganti.
Ia tersenyum menatap suaminya, Ali yang sedang tertidur pulas, mengingat kejadian beberapa minggu lalu dan beberapa jam lalu, ia sedikit terkekeh dan bersyukur karena Allah masih memberikannya kesempatan agar dapat membina rumah tangganya kembali, dengan lembaran baru.
Ali tak melanjutkan semua kata katanya, ia kaget ketika Prilly langsung mencium bibirnya. Tak ada gerakan apapun dari bibir Prilly, kedua indra perasa itu hanya saling menempel. Ali masih mengeluarkan air matanya, dan diikuti oleh Prilly. Prilly tertegun dengan semua yang diungkapkan suaminya, ia kaget dan sekaligus senang. Ternyata perasaannya tak bertepuk sebelah tangan.
"Sttt... " ucap Prilly menatap Ali, keduanya menjauhkan wajahnya masing masing.
"Udah ya, kamu gak perlu lagi inget inget yang kemaren, itu sebagai pembelajaran kita aja, agar lebih percaya pada pasangan dan tidak terlalu menggunakan emosi"
"Iya, aku benar benar minta maaf, aku yang salah terlalu cepat mengambil keputusan tanpa dengerin penjelasan kamu"
"Bukan kamu atau aku yang minta maaf, tapi kita saling memaafkan, kalau minta maaf aku juga minta maaf, aku terlalu menganggap Mario itu baik, tanpa tau bahwa ada suami aku yang sangat terluka dengan masa lalunya"
"Suami? Jadi...?" Ali sedikit menyunggingkan senyumannya ketika tanpa sadar mendengar Prilly masih menyebutnya suami.
Prilly mengernyit "Kenapa?"
"Jadi kamu masih anggap aku suami kamu?" pertanyaan bodoh, seharusnya sudah jelas karena mereka belum dipisahkan secara negara atau resmi.
"Lho bukannya emang iya, kan suratnya juga belum kamu serahkan kepengadilan"
"Jadi maksud kamu apa? Kamu mau aku menyerahkannya atau kita kembali lagi mulai semuanya dari awal?"
"Aku terserah kamu, no comment aja. Balikan ayok, cer...
"Kita kembali, tidak ada kata cerai lagi, aku mencintaimu" ucap Ali tegas.
"Oh ya?"
"Bukankah kamu juga mencintaiku?"
"Tau"
"Prilly aku serius"
"Lah emang sejak kapan kamu becanda?"
"Prilly, jangan membuatku marah"
"Idih, silahkan saja"
"Prilly.. Aku"
Cupp
Prilly mencium pipi kanan Ali dan tersenyum.
"Aku mau kita mulai semuanya dari awal, semuanya.. Pernikahan dengan cinta, aku mencintaimu my teacher" ucap Prilly berlalu menuju kedapur, Prilly tampak tersenyum puas melihat respond Ali yang hanya diam memperlihatkan wajah kagetnya.
Ali langsung berbaring diranjang dengan tangan yang memegangi pipi kanannya.
"Oh I Love yoo Prilly" pekik Ali, Prilly tertawa mendengar seorang Ali Edward Sanjaya seperti anak ABG yang sedang jatuh cinta.