Dua Puluh Satu

21K 1.3K 65
                                    

Gotcah... Apakah ada kata lebih dari bahagia? Kalau ada itu yang dirasakan Ali saat ini.

Bagaimana tidak, istrinya, Prilly dikabarkan tengah hamil empat minggu.
Tadi saat Ali akan berangkat kekantor tiba tiba saja, Prilly merasakan pusing serta dalam perutnya terasa disodok sesuatu.

Tadi, Prilly juga memijit pelipisnya dan saat itu pandangannya buram, kemudian ia tak sadarkan diri.

Entah apa yang Prilly rasakan saat itu, dan tak tau apa yang terjadi setelahnya.

Bangun tidur ia mengernyit melihat keadaan sekitar, ini dikamarnya! Seingatnya tadi ia menyalami Ali untuk berangkat kekantor dihalaman rumah.

Tapi sekarang? Ia sudah berbaring diatas ranjang dan merasakan bahwa sesuatu yang berat menimpa perutnya dan hembusan nafas menerpa permukaan kulit tengkuknya. Menengok kebelakang ia mendapati Ali tengah tertidur pulas memeluk tubuhnya dari belakang.

Sebenarnya Prilly ingin berbalik dan kembali membalas pelukan Ali, tapi ia urungkan mengingat terakhir kali Ali juga tengah marah karena kejadian diclub malam itu. Lalu sekarang apakah suaminya sudah tak marah dan memaafkannya? Prilly juga tak tau.

"Egh... " Prilly kembali berpura pura memejamkan matanya mendengar ranjang disampingnya bergerak dan orang yang tadi tertidur sepertinya sudah bangun.

Tanpa sepengetahuan Prilly, Ali melirik Prilly dan tersenyum bahagia. Ali kembali mengeratkan pelukan yang tadi sempat melonggar pada perut istrinya, bahkan ia juga mengusap lembut perut istrinya dari luar baju.

"Maafin aku ya, sehat sehat didalam ya sayang. Daddy sama Mommy tungguin kamu" bisik Ali dengan suara seraknya. Sontak hal itu membuat Prilly mengernyit dalam memejamkan matanya.

"Kamu kayaknya pulas banget tidurnya" ucap Ali dan melepas pelukannya kemudian mengambil ponsel diatas nakas, menyandarkan punggungnya dikepala ranjang dan melihat apakah ada hal penting tentang meeting yang ia batalkan karena sang istri.

Prilly membuka matanya, rasa penasaran atas ucapan Ali tadi membuatnya berani membuka matanya.

Prilly berbalik badan hal itu membuat Ali menatapnya "Udah bangun?" Prilly mengangguk.

"Aku panggilin Mbak Siti ya kalau kamu mau makan" Prilly mengusap wajahnya kasar.

"Gak usah ah, gak laper juga" ucap Prilly dan mendapat tatapan tanya dari sang suami.

"Kamu emang udah makan apa?"

"Lagi gak laper Li"

"Yang laper bukan kamu aja tapi ada anak aku juga sayang" Prilly menatap Ali seolah menanyakan ucapan Ali.

"Aku dari tadi denger kamu ngomong seakan akan aku hamil tau gak?"

"Emang kamu hamil" ucap Ali.

Seketika detak jantung Prilly berpacu cepat "Maksudnya?"

"A.. Aku hamil gitu?"

"Iya kamu hamil sayang" ucap Ali meletakkan ponselnya asal.

"Kamu serius gak bohong kan?"

Ali mengusap perut Prilly pelan "Aku gak bohong sayang, tadi dokter bilang kamu hamil udah tiga minggu"

Prilly langsung berhamburan kedalam pelukan Ali.

"Aku bahagia" ucap Prilly.

"Aku lebih bahagia lagi"

Prilly melepas pelukannya dan mengusap perutnya begitupun Ali juga sama.

"Makanya Mommy jangan bandel sekarang, bilangin jangan pernah masuk club lagi" ucap Ali seakan berbicara pada anaknya, tapi sedikit ada nada sindiran halus disana.

Marry With My Teacher Season 1 (Re-Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang