Prilly dan Ali tiba dibandara Soekarno-Hatta sekitar jam 8 pagi setelah tadi malam mereka berbaikan di Roma, Italia.
Ali yang menyusul istrinya yang sedang kabur ke Italia dan berencana mengajak istrinya untuk sekalian honeymoon disana. Tapi, Prilly menolak lantaran ia harus menghadiri acara pernikahan Icha dan Mario besoknya, dibandara ada keluarga Ali maupun Prilly juga sudah menunggu mereka.
Ali menyeret koper kecil miliknya serta milik Prilly, dan juga tas jinjing Prilly yang dibawa Raja sementara Prilly hanya membawa tas yang ia selempangkan dipundaknya.
Mereka berjalan menuju mobil yang sudah menunggu mereka.
"Mamaaa" pekik Prilly melihat Mamanya yang sudah berdiri bersama keluarga Ali.
Mama Ully menoleh dan langsung memeluk putrinya itu.
"Kangen""Mama juga, kamu abis ngilang kemana sih" ucap Mama Ully melepaskan pelukannya.
"Hehe jalan jalan"
"Jalan jalan ngrepotin orang lo, sok sok an" celetuk Raja.
Prilly hanya menjulurkan lidahnya kearah adiknya Para pelayan Ali sudah memasukkan semua barang barang Ali, Raja dan Prilly kedalam mobil sementara Ali terlihat berbincang pada Papanya.
"Jangan ngilang terus, suami kamu kalang kabut" ucap Mama Ully.
"Iya Maa.. "
"Ali itu bantuin Papa dikantor bikin perusahaan Papa maju lagi" sahut Reymond.
"Ya kan dianya gak bilang Pa"
"Udah lah Rey, Ly kita pulang dulu kasihan mereka. Lagian kenapa gak honeymoon disana sekalian?"
"Prilly mau menghadiri acara pernikahan temannya Pa" Papa Edward mengangguk.
"Mama mampir sama Papa?"
Reymond dan Ully menggeleng"Gak kali Kak, Papa mau kekantor, Mama ngurusin restaurant gue mau pulang capek" sahut Raja, Prilly mengangguk. Mereka berjalan kemudian memasuki mobil masing masing menuju rumah.
***
"Mau kemana lagi sih, baru juga pulang" ucap Prilly dengan nada seraknya.
Baru juga sampai dirumah dan beristirahat sekitar tiga jam. Prilly yang baru saja bangun tidur dan masih berbaring diranjang mengernyit melihat suaminya sudah rapi dengan setelan kantornya.
"Aku ada meeting mendadak sayang dikantor" ucap Ali merapikan penampilannya didepan cermin.
Prilly menyandarkan punggungnya dikepala ranjang, mengikat rambutnya asal.
"Mendadak banget"
"Iya, sayang mungkin aku akan agak lembur. Karena harus membahas kerja sama perusahaan Papa sama beberapa perusahaan kenalan aku"
"Makasih ya, mau bantuin Papa aku, aku benerin dasinya dulu" ucap Prilly membenarkan dasi suaminya.
Ali tersenyum melingkarkan lengannya pada pinggang istrinya hingga jarak mereka sangat dekat, dan Ali sangat senang ketika menatap istrinya dengan jarak yang dekat. Pipi chubby, hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik dan bibir merah yang sangat menggoda.