Prilly keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar, kemudian duduk dimeja rias menyisir rambutnya. Tak lama pintu kamarnya terbuka, terlihat Ali yang baru saja pulang dari kantor.
"Huftt" Ali menghembuskan nafasnya kasar, meletakkan tas kantornya sembarang tempat serta sepatu yang masih menempel dikakinya.
Ali merebahkan tubuhnya dikasur dengan segala atribut kantornya yang masih menempel.
Prilly melihat suaminya dari pantulan dicermin meja rias.
"Bisa gak bersih bersih dulu baru tiduran" tegur Prilly kemudian berdiri berkacak pinggang disamping ranjang.
Ali memejamkan matanya tanpa melihat jika akan terjadi suara petir dari mulut istrinya.
"Aliii" pekik Prilly melengking menggoyangkan tubuh suaminya kasar.
"Apa sayang?" tanya Ali membuka matanya menatap istrinya.
"Ishh bersih bersih dulu, itu baju belum ganti, sepatu belum dilepas.. tas bel.. aaaa" ucapan Prilly terhenti ketika suaminya menarik kencang tangannya hingga sekarang posisinya berada dalam pelukan Ali.
"Iya tunggu dulu, aku capek banget"
Prilly terlihat menghembuskan nafasnya kasar membiarkan dirinya berada dalam pelukan suaminya, tak ada yang salah kan mereka sudah sah?.
Prilly yang berada diatas tubuh Ali mendekatkan telinganya diatas dada bidang milik suaminya, mendengarkan suara detak jantung normal dari suaminya.
Prilly terlihat sangat nyaman, meskipun sebelumnya hubungan mereka terlihat dingin karena kejadian itu, tapi Prilly sadar toh sekarang atau nanti sama saja. Pasti Ali akan meminta haknya.
"Awass, minggir. Ali aku mau ketemu Icha"
"Ngapain?" tanya Ali.
"Icha mau tanya soal Papanya sama Bu Nadya"
"Dia udah tau?"
"Udah, kemaren dia udah curhat sama aku" ucap Prilly melepas pelukan Ali kemudian duduk ditepi ranjang, Ali juga melakukan hal yang sama mengikuti istrinya.
"Aku temenin ya"
"Katanya capek?" tanya Prilly.
"Gak lah" ucap Ali melonggarkan dasi yang lebih dari sembilan jam mencekik lehernya.
"Yaudah kalau kamu mau nemenin sih" Prilly beranjak menuju meja rias kembali merapikan rambutnya.
"Kenapa?" tanya Prilly melihat bayangan suaminya sudah berdiri dibelakangnya dengan dada telanjang, yang entah sejak kapan kemeja dan jas kantornya ia lepas.
Ali membalikkan tubuh istrinya sehingga sekarang menghadapnya meskipun dengan posisi Ali berdiri dan Prilly yang duduk, mendongak menatapnya
"Mandi yuk" ajak Ali, Prilly mencubit perut suaminya tapi tak membuat Ali kesakitan tapi malah tersenyum jail.
"Aku udah mandi"
"Mandi lagi lah, sama aku"
"Yang ada gak jadi mandi, kamu sekarang mesum" ucap Prilly.
"Istri sendiri"
"Iya tapi posisinya aku belum lulus kamu guru aku"
"Biarin lah, emang ada ya undang undang tentang hukum meniduri istrinya?"
"Alii ih udah sana mandi" pekik Prilly.
"Nanti" ucap Ali mengusap lembut kedua pipi istrinya dan turun menuju rahangnya.