Dua puluh dua

20.8K 1.1K 34
                                    

***

Ada sebuah hantaman keras dalam hati Prilly ketika Mario mengatakan Icha pergi untuk selama lamanya.

Prilly bersama Ali berdiri mematung didepan pintu kamar jenazah. Tadi Mario mengatakan jika Icha pergi selama lamanya dan jenazahnya masih dirumah sakit.

Seakan Prilly tak mempunyai tenaga untuk menopang tubuhnya sendiri, lututnya lemas kala Ali membawanya mendekati sebuah brangkar yang diatasnya terdapat seseorang tengah berbaring masih ditutupi kain putih diatasnya.

Ali menatap istrinya yang saat ini benar benar kacau, mungkin Icha termasuk orang yang sangat penting dalam hidup Prilly pikir Ali.

Tangan Prilly seakan bergetar untuk membuka kain penutup itu, ia tak sanggup jika benar didalamnya terdapat mayat Icha.

"Icha..... " pekik Prilly ketika kain itu terbuka dan benar jika itu Icha yang sudah menutup matanya erat dan tak akan pernah terbuka lagi.

Ali menenangkan istrinya, mendekapnya erat erat dan untuk sedikit menghilangkan kesedihannya Ali menutup kain itu lagi.

"Icha lo gak akan ninggalin gue kan? Cha.. gue belum lihat lo pake baju pengantin sama Mario, Cha lo tau gue hamil Cha,..." cerca Prilly mengusap perutnya dan menggoyangkan tubuh Icha yang tak mungkin bangkit lagi. Air matanya terus mengalir, tak peduli bagaimana kacaunya dirinya sekarang.

"Apa lo gak mau lihat anak gue nantinya? Apa lo tega Cha? Cha.. bangunnnn"

"Sayang Icha udah tenang"

"Li Icha pasti balik lagi kan? Icha pasti bangun kan?" tanya Prilly dengan beruraian air mata, Ali menggeleng dan membawa istrinya dalam pelukannya.

"Ali pasti kamu bohongkan... Cha lo lagi ngerjain gue kan? Cha lo udah berhasil, stop bangun Cha... " lirih Prilly.

"Icha.. "

Suara Prilly terhenti seketika, Ali melihat istrinya yang memejamkan matanya dan Ali yakin jika istrinya ini tengah pingsan.

"Prill.. hei... Sayang... suster tolong" pekik Ali.

Kemudian dua orang suster membantu Ali membawa Prilly kedalam salah satu ruangan yang ada dirumah sakit.

Tak lama seorang dokter memeriksa keadaan Prilly "Bagaimana istri saya dok?" tanya Ali.

"Istri Pak Ali tak apa apa hanya saja dia kelelahan, apalagi dia sedang hamil bukan? Dijaga baik baik kandungannya Pak, saya permisi dulu" Ali mengangguk setelah itu dokter langsung keluar ruangan.

Ali menggenggam tangan istrinya erat, terlihat mata yang benar benar sembab serta bekas air mata yang masih tersisa dalam wajah cantiknya.

"Egh... " Prilly memijit pelipisnya ketika merasakan tangannya digenggam dengan erat oleh sang suami.

"Udah bangun? Apa yang sakit sayang?" Prilly menggeleng pelan, air matanya kembali turun dengan deras mengingat Icha.

Ali berdiri mendekap kelapa sang istri "Icha udah tenang sayang"

"Ak.. aku belum lihat dia pake baju pengantin, kita belum wisuda, kuliah bareng, dia... Belum tau kalau aku hamill"

"Sekarang dia udah tau, Icha pasti sedih lihat kamu"

"Bahkan kita belum ketemu lagi Li" lirih Prilly.

Hati Ali ikut merasakan apa yang dirasakan sang istri, jelas belum tau apa penyebab ini semua. Dan terlalu rumit.

***

Prilly memijit pelipisnya, ketika merasakan pusing yang cukup membuatnya kesakitan. Bukan apa apa tapi semenjak kepergian Icha dua hari lalu, Prilly lebih sering berdiam diri. Bukan apa apa juga karena satu fakta baru jika memang Icha meninggal karena Nita.

Marry With My Teacher Season 1 (Re-Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang