Pagi ini sangat berbeda, terlebih bagi Icha.
Ia menjadi bingung sendiri dan kepalanya rasanya ingin pecah memikirkannya.
Bagaimana tidak, sedari tadi saat baru memasuki gerbang sekolah dan berpapasan dengan Prilly, Icha dibuat bingung oleh sikap Prilly.
Prilly menjadi orang yang sangat aneh, ia terkadang senyum senyum sendiri dan saat ditanya kedua pipi Prilly menjadi merah, blushing gess.
Seperti saat ini, Prilly tak mau diajak kekantin dan memilih duduk dikelas, mencoret coret kertas dan tersenyum sendiri lagi.
"Prilly lo kenapa sih?" tanya Icha yang merasa jengkel melihat sikap Prilly.
Prilly mendongak "Apanya?"
"Lo lah, lo itu aneh tau gak senyum senyum sendiri ditanya pipinya blushing, lo kurang minum obat?"
Prilly menatap Icha tajam "Lo kira gue gila?"
"Ya emang lo gila hari ini, tau ah pusing gue mau kekantin bye"
Icha berlari keluar kelas meninggalkan Prilly, dikelas hanya ada beberapa anak yang tengah ngerumpi tapi Prilly tak minat.
Prilly.. Nanti aku tak mengajar katakan pada temanmu saya ada urusan dikantor terima kasih
Isi pesan Ali yang baru ia terima membuat ia kembali tersenyum dan bernafas lega...
Ia tak siap bertemu gurunya hari ini karena kejadian ciuman dirumah Ali..
Huhf membayangkan kejadian kemaren saja membuat pipi Prilly bersemu merah apalagi bertemu Ali kembali.
Oke, nanti aku sampein, semangat.
Prilly mengirim balasan dan mengetuk ngetukkan jarinya dimeja menunggu apakah Ali akan membalas lagi pesannya. Tapi sepertinya tidak karena sudah lebih dari lima menit Prilly menunggu.
"Prill.. mau siomay gak lo?" tanya Icha, saat ini Icha sudah kembali kekelas dan duduk disamping Prilly.
"Gak deh" Icha mengangguk.
Prilly menghela nafas kasar, gurunya tak membalas pesannya. Berniat memasukkan ponselnya kedalam tas tapi bunyi notifnya membuat ia mengurungkan berharap itu Ali.
Kenapa menjadi berharap begini? Pikir Prilly.
Prilly membuka pengunci ponselnya dan..
"Yahhh.. Ishh dasar operator" gerutu Prilly.
"Kenapa lo?"
"Gak papa tau ah" gerutu Prilly.
"Sarap lo kayaknya" celetuk Icha dan mendapat tatapan horor Prilly, yang ditatap hanya menampilkan wajah bodo amat dan enak memakan siomaynya.
Lagi bunyi ponsel Prilly membuat Prilly mendengus, ia kira itu adalah operator lagi. Kan biasanya operator gak cuma sekali aja, tapi kadang sampai tiga kali.
"Ishh awas aja kalau gak penting"
Prilly terbelalak melihat isi pesan itu.
Baiklah.. Katakan pada temanmu, kamu juga semangat. Aku kerja untukmu.. Semangat calon istriku.
Prilly menggunakan tangannya untuk mengipasi wajahnya dengan nafas seakan akan habis.
"Omggg... Sumpah demi apa aaaaaa" pekik Prilly tanpa menyadari ia berada dikelas.
"Icha gue bahagiaaa bangett omg Cha, lo harus liat gue aaa" ucap Prilly lagi.
Uhuk
Uhukk
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry With My Teacher Season 1 (Re-Up)
Fiksi PenggemarNo Prolog, and lets reading!