Ali tersenyum menatap sang istri yang berada dalam rangkulannya sangat semangat memakan ice cream, yang terdapat enam varian rasa ditumpuk menjadi satu.
Ali mengacak rambut istrinya dan sesekali mengecup puncak kepala sang istri.
Hari ini Ali sudah berjanji pada istrinya untuk mengajaknya jalan jalan, dan dari sekian pilihan yang ditawarkan Ali seperti Paris, London, Korea dan segala macamnya, pilihan Prilly malah jatuh pada kebun binatang yang ada disekitar Jakarta.
Ali harus patut bersyukur, selama tujuh bulan ini apa yang diinginkan sang istri tak pernah yang aneh aneh, hanya menginginkan waktunya dan hanya meminta jalan jalan dikebun binatang melihat beranekaragam satwa disana.
"Eh foto dulu ya, itu lho disamping burung merak" seru Prilly menunjuk burung merak yang sedang makan.
Ali melepas rangkulannya tersenyum pada sang istri, kemudian Prilly langsung berpose disana dengan masih membawa ice creamnya. Ali mengarahkan kamera yang mengalung dilehernya mengambil gambar sang istri yang memakan ice cream dan lucunya dengan perut yang membuncit.
"Udah?" Ali mengangguk dan melihat hasil fotonya.
"Ihhh kok aku cantik ya meskipun lagi hamil" Ali menahan tawanya mendengar celetukan sang istri, Prilly yang melihat itu mengerucutkan bibirnya.
"Kalau mau ketawa ketawa aja, gak usah ditahan jadi kentut nanti"
Tawa Ali langsung pecah saat itu juga, Prilly yang melihat suaminya tertawa makin mengerucutkan bibirnya ,dengan jahilnya Prilly mencolekkan ice cream pada wajah Ali.
Dan sekarang berganti Prillylah yang tertawa dengan memegang perutnya melihat wajah Ali yang penuh dengan ice cream.
"Oo berani?"
"Hhhh, sumpah wajah kamu lucu banget sayang, kayak banci kalengan"
"Banci apa kalengan? Iya? Hmmm?" tanya Ali menahan gemasnya melihat istrinya yang terus tertawa bahkan matanya sampai mengeluarkan air mata.
"Iya, lucu banget"
"Iya lucu, ini lucu hmmm?" Ali menggelitiki punggung Prilly yang membuat Prilly berteriak karena geli.
"Aaaa Ali jangan digelitikin ampun geli ihhh, Ali sayang...
"Bilang aku banci, mana buktinya?"
"Wajah kamu kayak banci kalengan" Prilly masih terus menghindari sang suami tapi tak menghentikan cibirannya pada Ali.
"Kalau banci gak mungkin perut kamu belendung gitu" ucap Ali.
Prilly makin tertawa terbahak mendengar kata belendung dari mulut suaminya mengingat Ali tak pernah mengatakan hal hal lucu.
"Ampunn ud.. ah capek" Ali menghentikan kegiatannya dan membawa istrinya dalam pelukannya tapi tak melupakan selalu mengusap perut istrinya.
"Makasih ya sayang udah ajakin aku jalan jalan"
"Gak perlu bilang makasih, aku seneng buat kamu seneng, jangan pernah diem kayak kemaren. Kamu tinggal bilang aja apa keinginan kamu. Insya Allah aku akan selalu penuhinnya"
Dalam dekapan Ali, Prilly tersenyum mendengar ucapan suaminya. Ia bersyukur, Ali tak mempermasalahkan apa yang dilakukannya sebulan belakangan itu. Bahkan Ali juga tak marah, dan malah meminta maaf karena kurangnya perhatian untuk istrinya.
Tak merasa malu atas berita yang menganggap Ali menelentarkan istrinya bahkan dengan tegas saat press conference, klarifikasi berita diluar sana, Ali dengan tegas mengatakan ia bangga memiliki istri yang perduli terhadap sesama apalagi pada orang yang membutuhkan. Tak merasa sombong dengan kekayaan yang dimiliki sang suami. Tak memandang derajat orang lain entah itu kaya atau miskin. Tak pernah malu mengamen membantu anak anak jalanan. Dan Ali bangga.